05. he love me

927 170 124
                                    

ⁿᵒʷ ᵖˡᵃʸᶦⁿᵍ
ılı.lıllılı.ıllı
[be happy - Dixie D'Amelio]
¹:¹⁷─⊙────── ³:⁴¹
ᵛᵒˡᵘᵐᵉ:▮▮▮▮▮▮▯▯▯
↺ʳᵉᵖᵉᵃᵗ ⊜ᵖᵃᵘˢᵉ ↠ⁿᵉˣᵗ

»»-------------♚-------------««

Aku berniat menghibur diri dengan jalan jalan di malam hari. Itu saja. Tapi kenapa sekarang aku harus melihat pertarungan ini? Lebih tepatnya pura pura tidak melihat.

Saat sedang berjalan tadi tiba tiba saja kakiku terikat sesuatu. Aku tidak bisa melanjutkan langkahku. Aku hanya terdiam, ketika sesosok iblis? Datang ke hadapanku. Saat itu juga aku mendengar suara Kuroo di kepalaku.

"jangan bereaksi apa apa!" suruhnya. Aku menurutinya dan berpura pura tidak melihat iblis yang ada di depanku. Lalu Kuroo datang menendang iblis itu hingga tersungkur. Ikatan yang ada di kakiku juga terbuka, aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tidak sakit atau terluka, hanya lecet. Pasalnya aku saat itu memakai celana seatas lutut.

Iblis itu menyerang Kuroo, tapi dengan mudah di tahan olehnya. Aku ingin pergi saat itu juga, tapi suara hatiku berkata jangan tinggalkan Kuroo. Jadi, hanya pura pura tidak menatap mereka bertarung di udara.

"brengsek!" teriak Kuroo saat pedang iblis itu melukai pundaknya. Aku terpekik tertahan. Pasti sakit sekali.

"Tetsurou, segitu pentingkah gadis ini untukmu? Aku hanya ingin bermain dengannya sebentar lho," ucap Iblis itu. Mereka membicarakanku?

"tidak ada urusannya denganmu-"

"sudah pasti ada! Kau tidak ingat peraturan dunia kita ha?!" sela iblis itu, "Dilarang jatuh hati pada manusia yang kau jaga!" lanjutnya. Tunggu? Jadi? Kuroo jatuh hati pada siapa? Aku? Tidak mungkinkan.

"berisik!" Kuroo kembali menyerang iblis itu, sang iblis juga menyerang balik Kuroo. Suara du pedang dan kekuatan terdengar amat keras, tanpa sadar air mataku menetes. Kenapa harus sekarang?!

"kau...! Semenjak menjaga gadis itu kekuatanmu melemah! Kemana Kuroo Tetsurou dulu sang iblis kejam dan tak berperasaan ha?!"

"berisik Daishou bodoh! Itu bukan urusanmu!" teriak Kuroo. Nama iblis itu Daishou. Apakah mereka teman? Sepertinya tidak ya.

»»-------------♚-------------««

Pertarungan itu berlanjut cukup lama. [name] hanya bisa menutup kedua telinganya, ia tidak sanggup untuk berdiri dan kabur dari tempat itu. Hingga saat sebuah tombak menuju ke arahnya, iya hanya menatap datar tombak itu. Menunggu untuk tertancap di dadanya.

Mata [name] membola saat Kuroo tiba tiba berada di depannya menahan tombak itu, dan malah menusuk dada kirinya.

"tak ku sangka. Demi manusia menyedihkan seperti ini kau mengorbankan dirimu, Tetsurou. Menyedihkan."

"b-berisik!" ucap Kuroo terbata bata. Daishou melancarkan serangannya satu lagi dan mengenai perut Kuroo setelahnya ia pergi. Kuroo meringis kesakitan.

"K-kuroo," ucap [name] terbata bata.

"jangan nangis. Aku tidak apa apa-agh," ucap Kuroo meringis.

"tidak apa apa, matamu bodoh! Kau sekarat!" ucap [name] panik. Ia mendekati Kuroo dan menyenderkan pada tembok dekat sana.

"tidak perlu menangis. S-etelah ini, kau kabur saja dari rumah ya. Ke negeri manapun, j-angan di Jepang," ucap Kuroo sedikit terbata bata.

"maksudnya?"

"jauhi rumah itu. Mereka bukan orang tua aslimu. Mereka mengangkatmu menjadi anak d-demi keuntungan mereka sendiri-uhuk," jelas Kuroo. Tubuh [name] menegang. Tangisannya tambah keras. Pantas saja ia selalu di perlakukan seenaknya.

"mereka tidak penting sekarang, yang penting kamu. ayo kerumah sakit! Obati lukamu!" ajak [name]. Kuroo hanya menggelengkan kepalanya.

"tidak usah. Kamu berjanji saja padaku," ucapnya.

"apa?"

"jangan bersedih. Hidup bahagia, jangan lukai dirimu." ucap Kuroo dengan lemah.

[name] terkejut karena tubuh Kuroo yang tiba tiba menghilang seiring waktu.

"t-tunggu! Kau mau kemana?!" ucap [name] panik. Air matanya turun tambah deras.

"jangan nangis ya, Cantik. Di kehidupan selanjutnya aku pastikan kamu jadi pengantinku. Bahagia selalu," ucap Kuroo tersenyum lembut seiring tubuhnya menghilang, "aku mencintaimu."

Detik itu juga, Kuroo menghilang dari pangkuan [name]. Tangisannya bertambah keras, seperti tangisan anak bayi. Semua penderitaan ada di tangisan itu.

"K-kuroo!!" kepalanya tertunduk tangisannya terus berlanjut hingga matahari menyongsong. Sinar matahari tidak seterang biasanya. Seakan akan langit juga merasakan kepedihan [name] dengan menurunkan hujan di pagi hari.

"aku tidak ingin menjawabnya. Tapi aku juga mencintainya."

***

sudah 7 tahun berlalu ya? Entahlah aku malah mengingat masa masa kelamku dulu. Aku mengikuti saran darinya dengan pergi dari Jepang. Sekarang aku berada di Russia.

Saat kepergiannya, aku pernah berpikiran untuk mengangkhiri hidupku juga. Tapi entah kenapa, rasanya sulit. Padahal dahulu aku terjun dari atap sekolah dengan mudah.

Aku di Russia memulai kehidupan baru. Tidak kusangka, aku lumayan bahagia disini. Seperti sekarang, hanya brrsantai di cafe sambil melahap Brownies serta susu coklat.

Perkerjaanku sekarang ada psikiater di Russia. Tidak mewah tapi aku senang menolong orang. Aku seperti melihat diriku yang dulu.

Setelah selesai di cafe, aku hanya berjalan santai. Menikmati hembusan angin musim dingin yang sangat dingin. Mataku menelisir sekitar, memperhatikan orang orang yang berlalu lalang.

Saat mataku menuju ke toko sport yang ada di seberang, aku melihat bentuk tubuh yang tidak asing. Saat sosok itu menghadap kejalan, nafasku tercekat.

Rambut itu, wajah itu, aku mengenalnya. Rambut jambul ayam miliknya serta wajah menyebalkan miliknya. Itu dia, Kuroo Tetsurou.

Tanla sadar air mataku mengalir. Itu pasti dirinya. Dia telah bereinkarnasi.

Pandanganku bertemu dengan mata tajamnya. Ia mengulas senyum lembut itu. Dan berjalan meninggalkan toko sport itu.

"Kuroo!"

»»-------------♚-------------««

Dengan ini Lacuna resmi tamat gays.

Yokatta, tammat juga ya walau dengan tidak anggunnya. Maaf kalau tidak sesuai ekspetasi dan aneh.

Sampai jumpa di book selanjutnya.

Sugarhmhm.

Lacuna. | Kuroo Tetsurou √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang