(1) XI-IPA 1

24 3 0
                                    

Pagi ini tahun ajaran baru. Semua murid sibuk mencari kelas barunya masing-masing. Karena kelasnya yang diacak lagi itu jadi sedikit menyusahkan mereka. Dan lagi kini seseorang yang sedang melihat pengumuman dimana kelasnya berada sedang merasa deg-deg kan. Ia terus saja mencari namanya di daftar kelas sebelas.

Tak lama akhirnya pun dia menemukan namanya. Shaina Adara Argina, kelas XI-IPA1. Disana, kelas itu merupakan kelas unggulan. Aina sungguh bersyukur sekali dia bisa masuk unggulan. Padahal, nilai ujian akhir kemarin menurutnya kurang bagus tapi ya entahlah mungkin Aina sedang beruntung.

Aina segera mencari letak kelasnya dan segera memasukinya. Wajah-wajah disana asing dan hanya dua orang temannya dari kelas sepuluh yang sekelas lagi dengan-nya.

Setelah semua siswa masuk kelas, wali kelas pun segera memulai memperkenalkan dirinya dan sebagainya.

-

Letak XI-IPA 1 berada di lantai dua, tempatnya berada di depan bangunan lain yang bagian atasnya belum selesai, jendela di bagian kanannya pun menghadap tepat ke arah matahari terbit di ufuk timur. Angin yang berhembus kencang menambah keinginan untuk tidur.

Aina duduk di bangku nomor dua dari belakang, di dekat jendela kanan yang kini angin sedang berhembus dengan kencangnya membuat gorden yang terpasang terus-menerus mengganggu penglihatan Aina.

"Ishh.. ni apaan sih, gimana ya caranya biar ga terbang-terbang mulu gordennya" kesal Aina sambil ngoceh sendiri.

Aina yang sibuk mikir lagi-lagi di ganggu oleh gorden yang diterbangkan oleh angin. "Astaghfirullah sabar sabar ni apasi ah kesel gue" Aina terus ngoceh sendiri sambil memegangi gorden tersebut, Aina yang tidak sadar itupun langsung terkejut karena gorden yang tiba-tiba diambil alih oleh sosok di belakangnya.

"Sini sini gue aja yang pegang" ucap orang itu.

Aina menoleh ke belakangnya dan kembali kaget tapi berhasil ditutupi oleh Aina dengan mengubah kembali ekspresi wajahnya. Kenapa Aina kaget? Ya karena yang sekarang sedang duduk dibelakanganya adalah dua orang cogan.

"Eh hehe makasih ya" ucap Aina canggung dan dengan cepat langsung kembali menatap ke arah depan.

Wali kelas sudah selesai memberi wejangan pada murid kelas XI-IPA 1 dan segera mengatur tempat duduk lalu menunjuk ketua kelas beserta struktur kelas lainnya.

Setelah selesai, mereka pun disuruh untuk tidak berisik sambil menunggu bel istirahat.

Aina sekarang duduk bersama teman barunya. "Hai nama gue Indy Alsava lo siapa?" ucap Indy

"Eh hai juga nama gue Shaina Adara Argina, panggil aja Aina"

"Okeey Aina kita temenan ya sekarang, oiya kok gue gak pernah liat lo sih?" tanya Indy penasaran

"Gue ga terlalu sering keluar kelas, makanya lo gak tau gue" jawab Aina, jika Indy tak pernah melihat Aina tapi Aina sering melihat Indy, karena siapa sih yang gak kenal Indy yang cantik dan temen-temennya kebanyakan laki-laki. Tenang aja teman laki-laki Indy gak membawa pengaruh buruk kok.

"Ngapain aja di kelas?" tanya Indy lagi

"Ya baca novel, jujur nih gue orangnya agak pemalu makanya kalo ada orang baru gue gak bakal ngajak bicara duluan dan itu yang bikin gue dicap cuek dan sebagainya. Padahal, gue gak kayak gitu sih" jelas Aina

"Oooh jadi gituch, lo jomblo kan?" tanya Indy

"Iya emang kenapa?" tanya Aina

"Nah itu tandanya kita harus sahabatan, karna gue juga jomblo" kemudian sehabis mengucapkan itu Indy langsung memeluk Aina layaknya teletubbis.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang