Permainan basket pun selesai dan berakhir dimenangkan oleh kelompok Arganta, Mereka semua berjalan ke pinggir lapangan untuk mengistirahatkan tubuh.
Arganta bersama teman-temannya duduk di dekat Aina dan Indy yang sudah sedaritadi disana menyemangati kelompok Arganta.
Ketika yang lainnya duduk di dekat Indy, Arganta malah duduk di dekat Aina. Sangat dekat, seperti memang disengaja oleh Arga. Aina yang heran pun hanya bisa diam dan mendengarkan sahabatnya itu berbicara dengan Richo untuk meredakan detak jantungnya yang menggila.
"Ekhmm... ekhmm.. aduh tenggorokan gue kenapa nih?" tanya Indy pada diri sendiri
"Kamu kenapa?" tanya Ray masih dengan muka datarnya tapi samar-samar ada raut khawatir disana
Indy yang ditanya seperti itu oleh Ray langsung berbunga bunga.
"Engga gak papa Ray" ucap Indy
"Emang kenapa Ndy?" tanya Rion
"Gak tau ya keselek gerobak kayaknya" ujar Indy sambil memegang lehernya
"Mana bisa goblok" sewot Richo
"Biasa dong setan!" Indy ikutan ngegas
"Eh bentar-bentar, kok gue ngerasa gimana gitu ya disini" Ucap Indy, nada bicaranya kentara sekali sedang meledek dua insan yang sedari tadi diam memperhatikan.
Richo yang langsung mengerti langsung ikut-ikutan. "Iyaya kok aneh gitu hawanya kayak ada bau-bau pdkt nih" katanya sambil mengendus-endus
Tiba-tiba salah satu dari dua insan yang saling diam itu berdiri, dia Arganta. "Ikut gue!" ujar Arganta langsung menggenggam tangan Aina dan menariknya.
"Kemana?" tanya Aina bingung, dia jelas saja kaget melihat Arganta seperti itu.
"Kantin" jawab Arganta
Semua tatapan sekarang tertuju pada Arganta dan Aina, lebih tepatnya pada tangan Arganta yang masih menggenggam tangan Aina.
"Ih gila si Argan gue kenapa sama cewe itu sih" ucap seorang perempuan
"Tapi kok gue gak pernah liat sih yang cewek itu" sahut yang lain
"Pantesan sama gue lah kemana-kemana" ujar seorang perempuan berambut pirang
Suara mereka tak terlalu keras tapi tetap bisa di dengar oleh Aina dan Arga. Arganta tak memperdulikan itu, dia tetap menarik Aina sampai ke kantin. Saat sampai di kantin pun semua tatapan masih tertuju ke arah mereka.
Aina dibiarkan duduk sendiri sedangkan Arganta pergi ke salah satu stand untuk membeli air. Teman-teman Arganta yang lain sedang ada di kelas, mereka sudah nitip beli jajan ke teman yang lain.
Setelah membayar, Arganta langsung pergi ke Aina yang duduk sambil menunduk memainkan hp nya untuk menghindari tatapan penasaran dari siswa-siswi lain padanya. Aina sempat baper karena tadi tangannya di pegang sama Arganta, bayangin aja dipegang tangannya doang udah baper apalagi sampe di peluk. Biasa Aina baperan.
Dua orang itu tetap diam, Arganta sesekali meminum airnya dengan tatapan tertuju pada Aina, dan Aina masih menunduk dia malu dilihat seperti itu oleh Arganta.
Selang beberapa menit bel masuk pun berbunyi, mereka berdua segera masuk kelas. XI-IPA 1 punya waktu beberapa menit untuk mengganti seragam olahraga mereka ke seragam biasa.
Setelah mengganti seragam, selanjutnya berlangsung pelajaran PPKN. "Selamat siang anak-anak" ucap pak Amin sembari masuk ke kelas dan duduk di meja guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Teen FictionAwalnya Aina hanya ingin meminjam buku pada Anta, tetapi yang ada Anta malah bermain-main dan membuatnya kebingungan. "Loh Anta?" Aina bingung karena Anta menarik tangannya kembali sebelum Aina mengambil buku dari Anta "Iya kenapa?" pandangan Anta l...