11

22 3 1
                                    

Saat sampai dikantor, Devan dan Keyna dikawal oleh 4 orang bodyguard dan disambut oleh para karyawan  disepanjang koridor.

"Selamat pagi sir, selamat pagi Nona"

Devan hanya melewati mereka tanpa menjawab. Sedangkan Keyna tersenyum ramah sambil menjawab sapaan para karyawan disana.

Terdengar bisikan-bisikan dari beberapa karyawan yang suka menggosip sepertinya. Dan yap!  Keyna mendengar bisikan itu.

"katanya,  istri pak Devan itu dari keluarga miskin"

"iya,  terus ibunya pak Devan sebenarnya tidak merestui huybungan mereka"

"aku dengar, mereka menikah hanya karena skandal"

Keyna POV

Aku mendengar itu semua saat berjalan melewati mereka.  Ini yang aku takutkan. Tapi...  Darimana mereka tau soal itu semua?  Bukankah masalah itu sudah ditutup rapat oleh Tn. Edward?  Dan lagipula yang tau masalah ini hanya keluarga Devan dan Keluargaku.  Apa ada yang membocorkannya pada karyawan-karyawan di sini?  Tapi siapa?  Aku sangat malu.

Tapi aku mengabaikan semua bisikan itu. Hingga kami sampai di ruangan Devan.

"kau duduklah di sofa itu, aku akan mulai bekerja. 30 menit lagi aku ada meeting dengan rekan bisnisku.  Kau mau ikut? " tanya Devan sambil duduk di kursinya.

Aku berfikir sejenak,  jika aku ikut di acara meeting dengan Devan pasti sangat membosankan. Karena aku hanya akan duduk diam berjam-jam sampai acara meetingnya selesai. Oke!  Aku akan tetap disini,  dan aku akan minta ijin pada Devan untuk keluar sebentar dengan di kawal bodyguard agar bisa jalan-jalan sedikit jika aku bosan di ruangan ini.

"Sayang? " panggil Devan

Apa?!  Dia memanggilku apa tadi?  Sayang?

"kenapa?  Kau tidak suka aku memanggilmu sayang? " ucap Devan sambil menatapku yang bengong.

"eh, enggak kok. Em...  Sepertinya aku ingin disini saja, aku tidak mau ikut ke acara meetingmu, atau aku akan membuatmu kesusahan" ucapku

Devan tersenyum "tapi,  kamu tidak boleh pergi dari ruangan ini hingga aku kembali,  kalau kau perlu sesuatu, hubungi sekertarisku,  namanya Geon.  Aku akan memperkenalkanmu padanya" ucap Devan

"Iya,  aku mengerti" ucapku lalu aku berjalan-jalan mengitari dan melihat-lihat isi ruangan Devan. Tak kusangka ternyata di ruangan ini, tepat di dinding sebelah kanan ada foto pernikahanku dengan Devan. Seketika wajahku memerah melihatnya. Apa Devan yang menaruhnya disana?

"kau suka?  Papah yang menyuruhku untuk menaruhnya disana" ucap Devan tiba-tiba.

Seketika hatiku terasa sakit. Ternyata tn. Edward yang nenyuruhnya, bukan atas keinginannya sendiri.

"Oh begitu yah" ucapku lalu berjalan kearah jendela kaca besar yang dibaliknya ada pemandangan perkotaan yang indah.  Gedung-gedung yang menjulang tinggi, dan suasana perkotaan yang sangat ramai.
*****

Gadis umur 20 tahun dalam keadaan mabuk, berjalan gontai sambil mengamuk dan mengeluarkan kata-kata makian yang sangat kasar.

"Bangsat! Laki-laki sialan! Mati kau bangsat! Aku benci!!!  Kau hanya menginginkan tubuhku! Anji*g!" Racau Davina.

Davina terus berjalan menuju kerumahnya. Sekarang tepatnya pukul 20.00 malam. Sebenarnya Davina sudah pergi sejak tadi pagi-pagi buta bersama pria dan baru pulang sekarang. Ibunya? Ibunya bekerja menjadi asisten rumah tangga di komplek sebelah. Jadi Sari, ibunya Davina dan Keyna akan berangkat bekerja jam 05.00 pagi dan pupang jam 21.00 malam.  Oleh karena itu, Waktu Keyna datang kerumah ibunya, ia tidak menemukan ibu maupun kakaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang