Ikosa-

12 3 1
                                    

"Karena akhir adalah milik pencipta sekalipun kita manusia mengakhirinya karena rasa lelah, namun itu tak berlaku jika pencipta mengatakan kita harus lanjut."

---

Satu minggu sebelumnya...

"Mau kemana habis ini, Ven?"

Katakanlah, kali ini sekarang adalah saatnya mengutarakan hidup kedepannya nanti.

"Aku akan menyelesaikan masalahku," jawaban Given membuat Haza mengerutkan dahinya.

"Jadi, benar ada masalah dengan mantan kekasih terakhirmu itu?"

Given tersenyum miris menatapi ubin yang juga ikut menatapinya. Menyedihkan sekali melihat dirinya yang ada disana, patut dia diinjak harga diri karena tingkahnya yang kian tua tidak tahu diri.

"Seperti itu,"

Eldan menyender dinding, Eden hanya bisa menghela napasnya. Sedangkan Vekel, bingung sedang apa dia kali ini? Mungkin, ibaratnya dia sedang diberikan pertanyaan dari pencipta, apakah setelah ini dia sanggup meneruskan hidup ataukah tidak?

"Selesaikanlah, dia pasti menunggumu."

Given beranjak, sebelum itu, seorang pemuda datang dengan wajah emosinya. Ada kilatan diarea tubuhnya, seolah itu listrik yang saling menggebu siap dibantingkan kepada umpannya.

"Kamu seberengsek itu. Aku tidak tahu, kamu juga menghancurkan anak orang lain. Aku kecewa, kamu selalu bilang kepadaku begini dan begitu tapi apa? Kamu sendiri melakukan hal yang bahkan aku bisa merasakan menjadi Vela. Aku berharap kamu bisa bertanggung jawab atas perbuatanmu," Given tersenyum, tangannya mengusap puncak kepala pemuda itu. Air mata Gala tak bisa menggenang lagi, dia menangis.

Apakah laki-laki tidak boleh menangis?

Jawabannya tergantung situasi dan lingkungan hidup masing-masing.

"Aku tidak sebejat itu, aku juga akan ke rumahnya sekarang."

Gala menunduk, dia selemah itu. Bagaimana dia bisa bergabung dengan El? Bisakah dia beradaptasi dengan mereka? Melihat dirinya sendiri bahkan tak jarang menampakkan tangisan kepada orang walau orang tersebut adalah anggota GCS.

Dia tahu bagaimana sulitnya mereka mencoba mencari jawaban akan besok atau satu jam kemudian, atau tidak sejauh itu, satu menit yang akan datang. Bahkan, mereka kini di ruangan bawah tanah tempat persembunyian Disha.

"Ada gadis yang mencoba menopangmu. Jangan terlalu lemah seperti ini, takutnya dia geli melihatmu."

Ucapan Given membuat semua anggota terkekeh. Melihat Gala yang semakin dewasa semakin mawas diri. Walau caranya agak kekanakan, hal itu mungkin dipicu dari masa lalunya. Betapa tidak manusiawi orang-orang yang melukainya atau bahkan seperti El Dava yang memotong tangannya.

"Sudahlah, aku akan pergi."

Satu minggu setelahnya...

"Kita sudah berjalan dijalan kita masing-masing. Given yang akan menikah dengan Vela, Kana yang akan menikah juga dengan Sevia. Disha yang sudah mematuhi peraturan Patrama. Haza yang akan kembali ke kota kelahirannya, begitu juga Vekel, Eldan. Juga, Misva, Thela dan Gaby yang akan berjuang mencari pekerjaan di kota ini. Jangan lupa, jangan menghilangkan nama GCS dibenak kalian karena kita keluarga, kan?"

Semuanya tersenyum haru. Ada pelangi setelah hujan, walau singkat mereka akan menikmatinya hingga batas waktu selesai. Ada bunga mekar walau bukan di taman, mereka akan menjaganya tetap indah walau suatu waktu hilang karena  batasnya.

GAMECRACK STATION : He's El's PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang