UNO✒

78 7 1
                                    

Keluargaku aktif dalam semua organisasi lingkungan, termasuk aku yang ingin sekali ikut dalam karangtaruna.

Johnny, kakak laki-lakiku yang sudah ikut organisasi karangtaruna saat dirinya menginjak jenjang SMA, Papah adalah Pak RT dilingkungan ini, sedangkan ibu hanya bisa mengikuti kegiatan bersama ibu-ibu lainnya.

---
Siang ini pukul 12.30
Aku berjalan dengan wajah lusuh, sehabis pulang sekolah.

Pikirku saat ini dirumah sedang banyak tamu yang berdatangan, mungkin itu karena anak karangtaruna yang sedang membahas acara 17 agustus. Mengingat sebentar lagi sudah harinya.

Benar saja, saat baru saja sampai halaman rumah. Sudah banyak anak remaja dengan kakakku disana.

"Assalamu'alaikum" ucapku saat memberi salam kepada mereka.

"Wa'alaikum salam" jawab mereka serempak.

"Lita.. kamu baru pulang? Masuk sana" Johnny-Abangku- duduk di samping ketua karangtaruna.

"Halo..." sapa semuanya saat aku melihat kearah mereka semua.

"Anjay.. Cakep loh Bang John adeknya, yakin gak mau ngenalin" sahut salah seorang laki-laki dengan senyum manisnya.

"Na, lo mirip banget sama tukang prabot yang sering lewat itu" Johnny tertawa saat berucap seperti itu, hingga membuat remaja yang dipanggil namanya itu tersipu malu.

"Aku masuk dulu ya.. kalian semangat ya berundingnya " Aku masuk setelah mereka tersenyum semangat ke arahku.

"Ck, Doy.. itu yang lo bilang?" Sepertinya itu suara Ten berbicara dengan seseorang yang masih terdiam.

---
Aku merebahkan tubuh lelah diatas ranjang besar. Kamarku ini sunyi, walaupun di ruang tengah ada banyak manusia yang bersuara, tetap saja tidak terdengar sampai ke bilik kamarku.

Hingga satu suara yang masuk memecah perbatasan antara ruang tengah dengan bilik kamarku. Suara itu terdengar berdengung, namun lembut dalam setiap katanya.

"Yang kupunya hanyalah hati yang setia"

Suara itu... indah.

Aku mencoba mengintip dari balik pintu. Ada seseorang dibalik pintu kamarku, wangi tubuhnya sangat tercium sedekat ini. Suaranya... benar ini suara dia.

"Doy.. kok lo duduk di sini?"

Loh..? Ten deket sama orang ini. Mau kenalan , suaranya baguss. Kayaknya aku harus chat Ten, supaya aku tau orang ini.

"Lo duduk samping gue awas aja, gue kelepak pala lo" Laki-laki dari balik pintu kamar ini, malah semakin bersandar. Membuatku harus mengeluarkan tenaga besar supaya tertahan.

"E-eh? Ada orangnya ya?" Laki-laki itu berbalik, ia baru sadar dengan kegiatan mengintipku ini.

"A-anu haii?" Aku melambaikan tangan canggung, laki-laki itu hanya menatapku diam lalu tersenyum.

"Hai cantik" sapanya saat tatapan kami masih bertemu. Ini pertama kalinya aku melihat laki-laki dengan senyum semanis ini.

Mulai dari kejadian itu, aku jatuh dalam satu pandangan. Tanpa memikirkan apapun resikonya.

Laki-laki itu...























Siapa namanya?

To Be Continue...

Karang TarunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang