CUATRO✒

17 5 1
                                    

Dipertengahan jalan Lita baru menyadari lingkaran tangannya masih menggantung diperut sang adam. Ia panik dan langsung melepas lingkaran tangannya, membuat Doyoung ikut terkejut.

"Kenapa?" Tanya Doy terkejut saat merasakan gerak-gerik Lita yang serba mendadak.

"A-anu.. maaf ya kak tanganku" ujar Lita memohon maaf.

Doyoung menggeleng, lalu mengambil tangan sang gadis menuju pundaknya. "Di sini aja, kalo kamu gak mau kenapa-kenapa" ujar Doyoung lalu kembali melaju dengan kecepatan manual.

Tak lama mereka sampai di depan gedung bertingkat dengan banyak manusia yang tinggal di dalamnya. Doyoung tinggal di Apart Tunas Merdeka lantai 3, Apartnya ini diberikan kepada Doyoung dari sang kakak.

"Ayo turun" titah Doyoung kepada Lita yang masih setia duduk dikursi belakang.

"Girl?" Panggil Doyoung dengan tangan yang menepuk bahu Lita sejenak.

"E-eh" Lita tersadar jika mereka baru saja sampai di depan gedung besar tempat Doyoung tinggal.

Gadis catik dengan rambut terkepang itu turun dari sepeda motor, ia berjalan begitu saja hingga Doyoung kembali memanggilnya.

"Ta!!" Panggil Doyoung dengan suara keras.

"Apa?" Lita membalikkan badannya melihat ke arah Doyoung.

"Helm mu, sini buka dulu" Doyoung membuat Lita meraba kepalanya yang terasa agak berat dari biasanya.

"Eh iya, lupa" Lita membuat Doyoung mendengus pelan, lalu pasrah dan menghampiri sang gadis untuk membukkan tali pengait helmnya.

Cklek!

"Udah tuh, sana kamu ke lantai 3" titah Doyoung saat melepas helmnya.

"Bareng..." dengan refleks Lita menarik-narik manja ujung kemeja putih Doyoung dengan suara yang dibuat-buat.

"Iya, ayo" Doyoung berjalan lebih dulu dari Lita, hingga ia harus mengikuti langkah cepat Doyoung.

'Ihh bener kata Ten, Doyoung dingin. Galak lagi' batin Lita kesal dengan perlakuan Doyoung.

---
Saat menaikki anak tangga, Lita dicegat begitu saja oleh oknum bernama Nara. Ia mendengus kesal saat tau Nara mengganggu suasana hatinya.

"Nara please don't touch me"

"Heh, gue nyolek lo aja kagak ya Bule kesasar" Tukas Nara kepada Lita yang tengah dilanda badmood.

"Oknum bernama Nara Arunika, pacar anak Karang taruna bernama Lee Donghyuck. Apa punya sesuatu, untuk menyegarkan suasana?" Lita mengucapkan kalimat itu dengan tangan yangberlipat didadanya.

"Kamu lagi kesurupan setan Apart ya?" Nara menatapnya heran lalu membisikkan sesuatu tepat ditelinga Doyoung. Sang empu hanya mengangguk lalu menarik Lita untuk terus mengikutinya.

"Kakak dikasih bisikan setan sama Nara, malah demen"

"Gak tuh"

---

Saat sampai didepan pintu Apart Doyoung, mereka sudah disambut dengan penampakkan sendal berceceran. Hingga Lita mengenali sepasang sendal swallow berwarna hitam milik sang kakak.

"Kamu ngapain liatin sendal? Yang warna merah punya Nara tuh" Doyoung ikut berjongkok disebelah Lita, membuat sang gadis bangun dari jongkoknya. Dan Doyoung pun mengikuti gerak Lita.

"Terus tadi Nara keluar pake sendal siapa?"

"Sendal Haechan itu"

"Ck, bucin"gumam Lita memasuki ruangan Apart Doyoung.

Karang TarunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang