CINCO✒

17 5 1
                                    

Adzan subuh berkumandang sekitar 5 menit yang lalu. Doyoung membuka jendela kamarnya setelah kegiatan sholat subuh, laki-laki itu melihat ke arah luar jendela lalu menghirup napas dalam-dalam.

Kegiatannya akan dimulai dari pukul 11.45 Nanti. Karena dari pukul 07 pagi akan diakan upacara bendera bagi semua warga dan juga anggota organisasi lingkungan lain.

Doyoung membasuh wajahnya yang terlihat kusut seperti benang, bahkan cermin pun ingin retak rasanya melihat wajah Doyoung yang kusut karena Tara.

Ia duduk melamun menghadap luar jendela, menikmati dinginnya udara subuh. Dengan langit yang masih gelap. Ia menoleh kearah dalam ruangan dengan Tara yang masih berada di atas ranjang, bergelung selimut tebal.

"Bang... mandi sana, kita jam tujuh udah harus ke lapangan, ngarahin ibu-ibu sama warga lain buat upacara" Doyoung mengguncang tubuh Tara pelan, membisikkan kata-katanya tepat ditelinga Tara. Sang empu hanya mengerang, menghempas tangan Doyoung begitu saja.

"Yaudah kalo gak mau mandi mah, tapi Doyoung mau mandi duluan" lanjut Doyoung membisikkan lagi.

---
Di kediaman Pak Rt sudah mulai terlihat aktivitas dari dalam rumah. Disana ada Johnny yang tengah sibuk melihat tanaman luar dengan sekop yang ia pegang, Lita masih tetap setia dengan pancuran selang diatas kepalanya sudah 5 menit lamanya. Mama Suh menyiapkan sarapan untuk pagi ini dan juga kopi teh. Pak Rt sudah siap dengan batiknya, namun hanya bawahannya saja yang masih mengenakan sarung.

"JOHNNY!!! HANDUKKK" teriak Lita dari dalam kamar mandi, ia mengintip dengan kepala saja yang keluar dari kamar mandi.

"Nih" mama Suh memberikannya pada Lita yang masih melihat sekitar mencari sang abang.

"Thank you mah, Bang Johnny dimana?" Tanya Lita mencari Johnny.

"Di luar tuh, dia lagi di luar liatin tanamannya satu-satu" ujar mama Suh, dan pergi begitu saja.

"Is he crazy?! Ngapain coba, kadang taneman diajak ngomong" cibir Lita mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

Johnny masih setia menyiram cairan yang mengandung pupuk melalu semprotan burung milik Pak Rt. Baru saja ingin pindah tempat, sudah dikagetkan oleh oknum bernama Mark.

"Ngapain bang?" Tanya Mark yang ikut berjongkok di sebelah kanan Johnny.

"EH!! ASTAGHFIRULLAH!!" Johnny terkejut, ia melempar semprotan burungnya ke arah Mark. Namun nahas begitu saja sat Mark menghindar dari serangan mendadak itu.

"Ya ampunn" Johnny mengelus dada pelan, dan menghirup napas dalam-dalam.

"Hehe... i'm sorry Johnny" Mark mengelus punggung Johnny.

"What are you doing in here?" Tanya Johnny melihat penampilan Mark mengenakan seragam sekolah rapih lengkap dengan atribut sekolah.

"Mau jemput Lita, kan biasanya juga gitu kalo berangkat sekolah"

"Ohh.. baru selesai mandi dia, niat banget Mark subuh-subuh udah dateng" Johnny heran dengan kelakuan Mark yang terlalu ranjin atau mungkin ada maksud tertentu.

"Hehe... sekalian sarapan, kan kata Mama Suh gak apa-apa dateng pagi"

"Ck, dasar. Yaudah ayo masuk Mark" Johnny menuntun Mark masuk ke dalam rumah, seperti anak yang dituntun papahnya sehabis berangkat sekolah.

"Iya bang. Waitt" Mark melepas sepatunya.

"TA!!! MARK UDAH DATENG, KAMU CEPETAN"

---

"Doyoung, hari ini tanggal berapa sih?" Tara masih setengah terpejam menyuap sesendok nasinya kemulut.

"Tujuh belas Agustus tahun dua ribu dua puluh" Eja Doyoung perlahan.

Karang TarunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang