↠ Siren, mungkin hanyalah makhluk mitos.
Tapi, Jisung berpikir bahwa dia telah bertemu dengan mahkluk yang dianggap mitos itu.
Zhong Chenle.
Selalu menutupi wajahnya dengan masker dan menerima semua cacian dan makian dari segalanya.
Tapi, suaranya m...
Semuanya hanya fiktif, dibuat oleh imajinasi kami belaka.
Jadi, jangan sampai dibawa ke rl ya, gaes...
────┈┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈┈────
.
Sesuai janji :') Arie update lagi, karena kemarin tiba - tiba chapter 4 ke publish sendiri, padahal belum selesai nulis.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku akan melawan mereka ...
"Akhirnya kita bertemu lagi." Jisung tersenyum lebar.
"Kamu siapa?"
Jisung maju, hendak menjulurkan tangannya pada Chenle.
"Aku, Park Jisung, kamu?" Chenle hanya terdiam, dan menatap uluran tangan Jisung. Dia beranjak, dan memakai maskernya, lalu pergi meninggalkan Jisung.
Jisung terdiam. Senyumnya turun.
"Yah, ditolak."
.
Chenle jatuh terduduk di tanga darurat. Dia menghela napas lega, karena Jisung tidak mengejarnya.
Park Jisung, ya namanya ..., batinnya. Chenle tersenyum kecil mengingat hal tadi, tapi kemudian dia menggeleng.
Tidak ada boleh yang melihat lagi wajahnya yang tanpa masker. Meskipun sejujurnya ada tiga orang yang pernah melihatnya tanpa masker.
HanyaJeno, Jisung,
dan ....
"Eh? Kenapa ada disini?" Chenle mendongak, dan mendapati orang yang pernah memberikan seragam ganti kemarin.
"Kau sendiri, kenapa lewat tangga darurat?" tanya balik Chenle. Orang itu menggaruk tengkuknya, seakan salah tingkah. Lalu, dengan bodohnya hanya memberikan cengiran pada Chenle.
"Inginnya, sih .. dikelas aja, tapi temanku belum kembali dari kamar mandi."
Chenle hanya mengangguk paham. Orang di depannya inilah, orang ketiga yang mengetahui wajahnya.