Seongmin menatap dirinya di cermin, tidak berlebihan kan jika ia memakai pakaian serapih ini hanya untuk menonton pertandingan badminton? Dia lalu menggelengkan kepalanya pelan. Tidak. Pasti semua orang juga berpakaian rapih sepertinya.
Seongmin melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah jam setengah sebelas, Sepertinya ia harus bergegas pergi sebelum Hyeongjun menunggunya terlalu lama.
ㅡ
"Bunda, Seongmin pergi dulu ya!" Ujar Seongmin sambil membawa lunch box buatannya.
"Kamu mau makan dua bekal?" Kata Bunda menghentikan langkah Seongmin. Ia lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Enggak kok bun. Buat temen akuu." Balas Seongmin sebelum ia melanjutkan langkahnya keluar.
ㅡ
Hosh Hosh..
Seongmin janjian dengan Hyeongjun sebelum pukul sebelas mereka sudah ada di dalam tribun. Tapi karena Taxi yang ia pesan datang agak terlambat maka jadilah jam sebelas lebih bahkan hampir jam dua belas ia baru sampai stadion.
"Sepertinya kak Hyeongjun sudah ada di tribun. Lebih baik aku segera masuk dan mencarinya sebelum tribun semakin ramai." Gumamnya sambil mengambil ancang ancang untuk berlari namun tepukan di pundaknya menghentikan niatnya untuk berlari ke arah tribun.
"Kak jjun! Maaf ya aku agak telat, tadi aku pesan taxi tapi datangnya terlamb-" Seongmin menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya tadi.
"YOUNGTAE?!" Seongmin melebarkan matanya. Bagaimana bisa Taeyoung disini? Bukankah seharusnya dia ada di dalam stadion untuk persiapan matchnya?
"Kok kaget sih?" Kata Taeyoung tertawa puas saat melihat ekspresi terkejut Seongmin.
"Ih abisan kamu kok disini, bukannya kamu di dalem latihan atau dapet arahan dari coach kamu?" Tanya Seongmin bingung.
"Baru sampe stadion malah. Kan match aku sekitar satu jam lagi"
Seongmin hanya mengangguk sebagai balasannya. Setelah itu tak ada yang memulai omongan untuk beberapa saat, sebelum Seongmin menyodorkan salah satu lunch boxnya kepada Taeyoung.
"Ini..?" Taeyoung menatapnya bingung.
"Iya.. semalam kan kamu bilang soal bekel, jadi karena aku bikin bekelnya kebanyakan makanya aku bagi jadi dua aja." Seongmin tersenyum malu. Matanya tak berani menatap Taeyoung saat menjelaskan soal lunch box yang ia berikan.
"T-tapi aku gak sengaja bikinin buat kamu! Jangan mikir yang aneh aneh ya tae."
Taeyoung sendiri hanya tertawa pelan melihat lawan bicaranya lalu mengusak rambut Seongmin pelan.
"Gemes banget sih." Ujar Taeyoung spontan. Dia tidak percaya kata kata itu lolos begitu saja dari bibirnya. Taeyoung hanya berharap kata kata itu tidak mengganggu Seongmin.
Seongmin merasakan pipinya memanas karena ucapan Taeyoung. Sesaat kemudian ponsel Seongmin berbunyi, ia lalu mengeluarkannya dan mengecek ponselnya.
"Kak Hyeongjun!" Pekik Seongmin. Astaga bagaimana bisa dia lupa kalau Hyeongjun bisa saja sudah datang dari tadi. Mengingat mereka sepakat untuk bertemu jam 11 disini.
"Taeyoung.." ujar Seongmin lirih.
"Aku masuk tribun duluan ya.. udah ditungguin soalnya. Dadah Youngtae!" Lanjut Seongmin setelah memasukkan ponselnya lalu berlari menuju tribun sembari melambaikan tangan kepadanya.
Taeyoung hanya mengangguk dan tersenyum kepada Seongmin lalu melambaikan tangannya. Sesaat sesudah Seongmin hilang dari pandangannya, ia kembali mencerna kata kata Seongmin sebelumnya.
"Hyeongjun.. Song Hyeongjun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE ㅡ GONGTANG ft HYEONGTAE
Teen FictionMenyukai seseorang dalam diam memang menyakitkan. Tapi apa yang lebih menyakitkan ketika kamu diminta untuk menyatukan orang yang kamu sukai dengan orang lain dan menyerah bahkan sebelum orang yang kamu sukai menyadari perasaanmu? ㅡ GONGTANG / GONGL...