Semangat pagi senin! Matahari masih menampakkan dirinya meski masih malu-malu. Semangat karna sudah seminggu ini zaina memasuki sekolah barunya, sekarang ia sedang duduk dikelas 11 TKJC, ya zaina menempuh pendidikan diSekolah Menengah Kejuruan. Walaupun sudah 1 tahun zaina belajar disekolah ini tapi rasanya masih begitu canggung.
Zaina akhirnya memilih mendaftar menjadi anggota osis, setelah menjalani beberapa tahap akhirnya ia dapat menjadi beberapa bagian dari osis. Sudah satu tahun belakangan ini sih, ya alasannya karna memang ia suka mencoba hal yang baru dan tidak ada salah nya join osis, toh ber-organisasi itu bagus bukan? Iya saja deh.
Langkah zaina terdengar sangat jelas karena ia berjalan sangat cepat untuk menuju ruang osis, sebab beberapa jam yang lalu sang ketua osis menghubunginya via grup bahwa sekarang akan diadakan kumpul diruang osis. Zaina sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sekitar yang ia pikirkan bagaimana sampai cepat agar tidak telat.
Bruk!!!!
"Aduh!" Rintih zaina seraya memegangi kepalanya.
Langkahnya terhenti saat ia menabrak seseorang. Orang itu tengah membawa beberapa kertas lembaran. Namun sialnya, kertas itu terlepas berantakan dan tak sengaja zaina menginjaknya.
Kertas itu terlihat sangat penting zaina mengetahui bagaimana rapi nya sehingga dilapisi map berwarna coklat.
"Eh gue gak sengaja, sorry ya" kata lelaki itu meminta maaf. Zaina hanya mengangguk lalu mendongakan kepala nya ke atas.
Darah nya berdesir lebih cepat, tubuhnya seketika terasa hangat, perasaannya terasa campur aduk.
"Mengapa dia ada disini" batin zaina.
Tatapan lelaki itu sangat tajam meskipun wajahnya datar ia tak henti memandangi zaina mungkin karena ia merasa bersalah.
"Aku lagi buru-buru, aku duluan ya!" Kata lelaki itu mengambil kertas map yang jatuh lalu pergi.
Zaina menepuk jidatnya sendiri, ia hampir lupa jika sekarang harus segera ke ruang osis dan berkumpul, mungkin ia sudah terlambat.
Zaina memasuki ruangan osis seisi ruangan menyorot dirinya dengan tatapan tajam, zaina menghela nafas panjang.
Zaina sedari tadi hanya memerhatikan pembina osis yang sedang bicara, namun sesekali ia menengok ke arah lain. Disana sudah ada mata yang menatapnya duluan, sehingga benar terjadi eye-contact.
"Ternyata dia anggota osis juga, duh males deh" batin zaina.
Mata itu menatap wajah zaina lekat dan sangat tajam tanpa tertuju dengan objek lain. Zaina menatapnya balik, namun biasanya lawannya akan membuang muka, kali ini tidak. Mata itu tidak memalingkan wajahnya sama sekali malah justru mempertajam tatapannya. Akhirnya dengan pasrah zaina yang lebih dulu membuang muka.
"Kenapa dia ngeliatin aku mulu, apa cuma perasaan aku doang ya? Tapi tadi dia gak berhenti liatin aku terus". Batin zaina bingung.
"Apa aku punya salah sama dia?"
"Huft entahlah emang dasar manusia aneh jadi-jadian, ish ngapain juga aku mikirin dia!" Tepis zaina seraya menggelengkan kepalanya berharap agar pikirannya yang unfaedah tadi segera hilang.
Oke baik. Jika kalian pikir zaina sudah gila, masuk akal sih karena sedari tadi ia hanya berbicara seorang diri. Ralat! Bicara dengan keramaian tanpa didengar.
Zaina mencoba berbaur dan ikut tertawa dengan anggota dan beberapa kakak kelas lainnya. Namun seketika tawanya seakan berhenti, karena ia melihat mata yang memperhatikannya diam-diam sedari tadi.
Tatapan itu masih sama, sama lekatnya dan sama tajamnya seperti sebelumnya. Zaina mencoba membalas tatapan itu, wajah nya datar, wajah zaina pun jadi ikut datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard life'enc
Teen FictionCerita ini awal dari kisah 2 remaja SMA. Dengan usia yang terbilang masih begitu belia, namun ia sudah merasakan kerasnya hidup. Sejak saat itu, kegaduhan dirumah yang pernah ia anggap sebagai surga, kini menjelma menjadi jutaan kembang api. Disamp...