part 5

25 16 1
                                    

_____

Selamat membaca
•semoga suka•
_____

Oh, hai nona. Kita bertemu lagi. Jack lihatlah, dia wanita cantik yang kita temui di pesawat lusa" jack menengok kearah kami, ia sedikit terkejut, menunjukan raut wajah yang sama seperti Zack.

"Oh iya, itu tadi yang mengobatimu adalah Zyco" aku kebingungan, kemana pria tadi. Saat aku menengok ke kanan, wajahnya persis di hadapanku.

"Ap-apa yang di-a lakukan Jack?"

"Ah santai saja nona, kaum kami biasa berlaku seperti itu saat ada anggota baru" mengendus sedekat ini dia bilang biasa! Yang benar saja!

Chup!

"Ah, rupanya kau wanitanya Zyco, nona. Selamat!"

Aaa,,,kurang ajar, pria brengsek ini menciumku!!!

¤¤¤

"Kyaaaaa, kurang ajar kau! Dasar pria cabul!!" Tanpa sadar tanganku sudah melayang sempurnya si pipinya. Semua mata menatap tajam ke arahku. Aku mengangkat alis bingung, toh aku tidak salah. Pria ini memang sudah bertingkah cabul padaku. Aku kembali menatap pria bernama Zyco itu. Dia hanya diam, lalu pergi begitu saja. Jujur, aku ngga peduli, salah sendiri ngga punya sopan santun.

"Nona, sebaiknya kau berhati hati jika berhadapan dengan Zyco. Dia sedikit tempramental tapi, jujur aku sedikit terheran. Bagaimana bisa dia tidak mengamuk padahal kau menamparnya sangat keras" Zack menghampiriku, membantuku berdiri. Kami melanjurkan perjalanan, Zyco sudah berjalan duluan bersama Jack.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku heran. Aku mengangkat sebelah alis ku keheranan.

"Si Zyco itu memiliki kebiasaan yang aneh, dia selalu merasa jijik jika di sentuh oleh orang lain, tapi bukan berarti dia gila kebersihan. Hanya saja dia tidak mau di sentuh oleh manusia. Maka dari itu aku kebingungan, kenapa saat kau menamparnya tadi dia tak menunjukkan reaksi apapun?" Ekspresinya menunjukkan suatu kekaguman, sebenarnya apa yang membuat seseorang sangat 'excited' membicarakan tipe orang seperti itu.

"Maksutmu Mysophobia?" Tanyaku berdasarkan apa yang diutarakan oleh Zack.

"Apa itu Mieso, miso..."

"Mysophobia"

"Nah, itu teh apa?"

"Mysophobia merupakan kumpulan kondisi germaphobia. Germaphobia adalah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menggambarkan ketakutan patologis terhadap kuman, bakteri, mikroba, kontaminasi, dan infeksi. Pengidap mysophobia cenderung mudah jijik terhadap hal-hal yang bersifat kotor"

"Bukan, kalau itu kan seluruh benda yang kotor. Kalau ini cuma sesama manusia aja"

"Gatau lah. Males" aku mengangkat bahu acuh. Aku tak peduli tentang apa yang dideritanya, karena fokus ku sekarang adalah menyelamatkan diri dari tempat asing ini. Tapi kalau dipikir pikir hidup di sini lebih membuatku merasa nyaman. Entah itu para penghuninya atau kondisi alamnya.

Kami berlima-aku, kakek Xian, Jack, Zack, dan Zyco melanjutkan perjalanan dan kebetulan tujuan ku dan jack sama. Kami sama sama berencana menuju Hyperion. Berjalan di tengah hutan tanpa ada senjata untuk berlindung bukan hal yang dianjurkan untuk dilakukan. Ada perampok dimana mana. Belum lagi para hewan buas yang kelaparan.

Tapi jika dipikir pikir, akankah ada yang berniat merampok kami-seperti tadi jika saja penampilan kami sudah jauh dari kata gelandangan. Sangat buruk. Baju robek dimana mana, terutama aku, karna untuk menghambat aliran racun. Baju jack dan zack sangat lusuh dan sudah berwarna kecoklatan. Diantara kami berlima milik kakek Xian lah yang paling bersih. Bersih menurut orang yang kotor ya. Ehh...gimana tu?

"Tunggu, Zack! Kau dengar itu?" Aku menarik pakaian Zack. Memintanya berhenti sejenak, sedangkan kakek Xian terus berjalan ke depan.

"Apa?" Mata Zack menatapku seolah berkata 'apa'

"Itu" tunjukku ke arah semak semak yang rimbun.

"Ya apa?"

"Ya itu"

"Lha iya, itu nya itu apa?"

"Ish, itu lho"

"Apaan sih?"

"Itu, yang di sana"

"Iya, itu nya itu yang mana?"

"Zack! Yang bener dong" aku menghentakkan kakiku kesal. Bisa bisa, kulitku mendadak berubah menjadi bergelambir. Ewhhhh, ora sudi aku.

"Ini udah bener sayang" ekspresi Zack benar benar menjijikan. Inginku gampar sekarang juga. Bisa bisanya dia bercanda saat aku ketakutan seperti ini. Dengan geram, ku injak kakinya hingga masuk kedalam tanah-kondisi tanahnya sedikit lembek ya.

"Aaaa nona! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan ini sakit sekali nona! Akhhhh, nona ada yang retak!!! Hentikan!! @$%£×₩£@¥×=£@!!!!!!"

"Loro loroen kono, rak peduli" aku berteriak keras di sebelah telinga Zack. Aku ngga peduli mau kakinya memar kek, bengkak kek, fraktura kek, kalau perlu diamputasi sekalian aja.

"Nona kau harus bertanggung jawab! Beberapa tulang kakiku sepertinya patah" Seru Zack merintih keras.

"Ora sudi!" Dengan langkah besar ku tinggalkan Zack yang merana sendirian ditengah hutan.

Sukurin!!!

¤¤¤

Hari mulai gelap, di depan sana, aku melihat kakek Xian berhenti berjalan saat melihat dua buah pohon kembar. Entah apa yang dipikirkan olehnya. Tak lama setelah itu, kakek Xian memejamkan matanya dan bibirnya seperti membisikkan sesuatu.

Dan...entah kenapa aku merasa sangat aneh. Disini hanya aku yang merasa keheranan, sedangkan mereka? Sangat santai. Seperti sudah hal yang sangat biasa.

"Pstt Zack! Apa yang sedang kakek Xian lakukan?"

"Tenanglah ia sedang membuka portal menuju Hyperion" aku menganggukkan kepalaku ringan. Setelah aku pikir pikir, teknologi disini lebih maju dari pada peradapan manusia. Di peradapan manusia portal dianggap sebagai target penemuan ilmiah yang di anggap mustahil.

Perlahan satu per satu di antara kami mulai memasuki portal. Awalnya aku sedikit ragu, namun kakek Xian meyakinkan aku kalau kami akan baik baik saja. Ku langkahkan kakiku memasuki portal itu. Rasanya seperti dihisap dengan kuat kemudian serasa seperti jatuh dari ketinggian yang sangat tinggi. Fikiranku berputar putar.

Bruk!

Aku terjatuh seperti menimpa sesuatu. Ku buka mataku perlahan. Yang aku lihat pertama adalah ekspresi orang orang yang terheran heran. Penampilan mereka sama seperti Jack dan Zack. Hanya saja proporsi tubuh mereka lebih kecil.

"Jack, kita di mana?" Aku bertanya pada Jack yang kebetulan posisi jatuhnya berada di sampingku.

"Sepertinya kita mendarat di tengah kerumuanan kota nona" Jack meringis ngeri saat mengatakannya. Kami ber empat segera bangkit sast melihat kakek Xian mulai bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kerumunan.

"Seperti inikah Hyperion?"

"Bukan nona, Hyperion adalah pohon, sedangkan kita masih di kota Lule tepatnya berada di sebelah barat Hyperion" Zack menjelaskannya secara rinci padaku.

"So apa yang akan kita lakukan setelah ini"

"Mencari penginapan tentunya"

"Baiklah"

¤¤¤

Hai👋🏻
Gimana kabar kalian selama pandemi?
Buat kalian yang lagi sekolah daring kaya aku, terus semangat ya💪🏻
Btw, makasi buat yang udah mau baca, vote, dan comment di ceritaku yang ngga seberapa ini. Sekali lagi, Aku mengucapkan banyak terima kasih sekali.😊🤗
Pertahankan terus yahhh😊

See you next time❤❤❤

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!!
👇🏻
👇🏻
👇🏻
👇🏻
👇🏻

HYPERION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang