Happy Reading!
Pagi ini, embun tebal kembali menyelimuti raga yang tersadar dari sebuah lamunan. Kutengadahkan tanganku sembari melangkah menuju tempat yang menjadi favoritku beberapa hari yang lalu. Tempat yang membuatku sedikit ada harapan, karena aku dapat bertemu dengan sosok dingin itu.
Dalam diam, aku membisikkan doa-doa baik untukmu. Juga selamat pagiku yang mungkin terlambat ku ucapkan. Semoga kau bahagia dan sehat selalu. Hanya itu yang selalu kuucap tanpa pernah terlewat.
Karena aku tak tahu apa jadinya jika sehari saja tanpamu. Setidaknya, aku bisa melihatmu baik-baik saja. Sehari denganmu rasanya berlalu begitu cepat. Meski sebenarnya yang aku lakukan hanya sekedar memandangmu dari jauh.
Selamat pagi, ucapku. Berharap kau mendengarnya namun nyatanya tidak. Riuh yang memekikkan telinga itu mengalahkan suara mungilku ini. Mau bagaimana lagi. Tak apa. Setidaknya aku telah mengucapkannya. Apa yang membuat suaraku terhalang dari pendengaranmu? Apakah dirimu berada pada ruang kedap suara yang kau ciptakan sendiri? sehingga membuatmu tak mendengar apa-apa.
Sehari tanpamu itu membuatku bagai manusia setengah hidup yang nyawanya entah berada di mana. Jauh. Tak bersamaku. berjalan gontai dengan tatapan kosong.
Namun, Senin itu aku sangat bersyukur. Karena setelah kesekian kalinya, Aku kembali dipertemukan dengan seseorang yang, semoga saja baik. Semoga.
Aroma wangi jaket yang kau kenakan seketika menyeruak pada indra penciumanku tatkala aku berada tepat di sampingmu. Aroma lembut yang aku sangat menyukainya, dan entah mengapa semuanya terasa begitu damai. Ingin rasanya aku menjadi sebuah jaket kelabumu. agar aku bisa tetap dapat bersamamu. Merasakan harum parfummu.
Kupandangi setiap gerak-gerikmu tanpa terlewat sedetikpun. Tanpa perlu kau tahu.
Berbicara padamu? Merupakan sebuah ketidakmungkinan yang sangat besar. Entah diriku yang tenggelam dalam ketakutan, atau kau yang membeku.
Menyisakan diri ini yang hanya mengharap semu tuk dapat bercerita denganmu meski hanya sepatah kata, atau sebait sajak indah yang dengan sudi kusampaikan padamu.
Berharap kau kan mendengarkan. Namun rupanya telingamu itu seolah tak ingin mendengar segala perkataanku yang bisa jadi amatlah berhaga bagimu. Kata yang mungkin takkan pernah terucap oleh orang lain selain diriku.
Setiap pagiku, selalu ada harapan yang tumbuh. Sebuah harapan agar aku diberi kesempatan untuk dapat memberanikan diri tuk berbicara denganmu, melihatmu tertawa karena mendengar ceritaku yang aneh, tak jelas, atau bahkan sangat sulit kau pahami.
Namun, bersamamu itu merupakan tantangan terbesarku. Kapan tembok kokohmu itu dapat ku runtuhkan dengan segala kekuatanku? Jangan kau anggap lemah wanita. Jika aku berhasil, mungkin aku akan menjadi wanita satu-satunya yang paling beruntung dan bahagia karena berhasil meluluhlantakkan tembok kokohmu itu yang t'lah lama membeku.
JEJAK RASA Part 2
Semoga kalian suka ya! Vote dan Commentnya jangan lupa ^_^ 100% GRATIS.
Terima Kasih.
Reading Is Anywhere, Anytime
Salam Literasi!

KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK RASA
General Fiction____________________________________________ Bacalah cerita ini sejenak. Sempatkanlah untuk singgahkan matamu meski hanya beberapa kata dalam setiap bab di buku ini. Ini hanya kisah singkat biasa. Seperti orang-orang lainnya. Cerita tentang hati...