Happy Reading!
Sebuah pil kesabaran sepertinya sudah menjadi santapan harianku. Tujuannya satu, agar aku bisa menghadapi sikap dan egomu yang terlalu berlebihan. Rasanya, tidak cukup satu. Melainkan aku harus menelan pil itu berkali-kali.
Aku sangat berterima kasih kepada Sang Mahasabar, yang telah memberikan sedikit sifat sabarnya kepadaku. Tolong jangan hilangkan sifat itu dariku. Sebab, tentu aku tak melulu sabar hanya untuk seseorang. Melainkan juga sabar dalam menghadapi kejamnya dunia yang aku tak tahu kapan semuanya akan kembali damai.
Aku selalu berpikir tentang bagaimana cara agar bisa membuatmu juga memiliki rasa sabar ini. Atau mungkin dalam dirimu memanglah sudah ada, hanya saja aku jarang melihatnya. Kau seringkali diam tatkala aku berbuat kesalahan dalam suatu hal. Apakah itu yang dimaksud dengan sabar? Aku kira, kau ingin memarahiku namun enggan.
Aku adalah salah satu diantara jutaan wanita yang jika sekali saja dibentak, hati seketika rapuh. Tak tahu lagi harus berbuat apa. Melawan? Jika aku benar, tentu aku sangat ingin melawannya. Namun masalahnya, jika aku yang bersalah Aku tidak akan bisa berkutik. Aku hanya akan diam dengan air mata yang terus mengalir di pipi. Hingga akhirnya, aku menyesali kebodohanku sendiri.
Ingin rasanya aku menjadi sosok yang lebih baik. Namun, aku terlalu keras kepala untuk bisa mengubah diriku ini menjadi sosok yang baru.Kapan terakhir kali kau marah padaku?
Yang ku lihat sungguh tak biasa. Kau hanya diam ketika aku membuatmu kesal, atau membuat semua rencanamu kacau. Bukan. Itu bukanlah bagian dari rencanaku. Aku tak bermaksud untuk merusaknya.Itu baru ujian kecil untukmu. Aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi jika aku melakukan kesalahan yang lebih besar dari sekedar menumpahkan minuman di meja, atau menghilangkan sebuah pulpen yang harganya tak seberapa. Aku tidak tahu apakah kau bisa sabar menghadapi diri ini yang jauh dari sempurna.
Aku mengerti, semua orang dilahirkan dengan beragam sifat tersembunyi. Yang jelas, satu sifat yang akan selalu ada pada setiap nyawa yang lahir. Yaitu kebaikan. Semua orang pasti dilahirkan dalam kebaikan. Mereka belum memiliki kesalahan sedikitpun.
Lalu, mengapa di dunia ini masih terdapat begitu banyak orang yang memiliki sifat yang jauh dari kata saat ia terlahir dahulu?
Mungkin, karena manusia terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bisa baik, namun bisa juga buruk. Pergaulan itulah yang mempengaruhi sifat baik atau buruk seseorang.
Dan, aku tidak tahu. Kau bergaul degan orang macam apa dan bagaimana.Tidak.
Aku sama sekali tidak melarangmu.
Bertemanlah dengan siapapun. Menggali pengalaman sebanyak apapun yang kau mau.
Aku tak melarang.
Bila kau lelah, pulanglah. Pintu ini tetap terbuka untukmu. Semarah apapun diriku.Kehadiranmu, membuat amarahku meredam. Jika kau tak segera hadir. Sungguh aku tak apa.
Pil kesabaranku akan senantiasa tersedia. Akan kulahap satu demi satu.
Kutunggu cerita dari setiap jengkal pengalaman yang telah kau telusuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK RASA
General Fiction____________________________________________ Bacalah cerita ini sejenak. Sempatkanlah untuk singgahkan matamu meski hanya beberapa kata dalam setiap bab di buku ini. Ini hanya kisah singkat biasa. Seperti orang-orang lainnya. Cerita tentang hati...