0.3 ➹

26 6 9
                                    

Ting-tong! Ting-tong! Ting-tong!

A-ra yang baru saja beranjak dari kasur menggeram kesal mendengar suara bel yang tak sabaran itu. Berjalan cepat ke arah pintu yang masih dengan suara belnya. Ya, siapa lagi jika bukan Lucas? Huft.

Dengan raut muka masam ia segera membuka pintu apartemennnya, memperlihatkan Lucas yang mengenakan celana panjang jins, hoodie abu-abu, dan outer jaket warna hitam. Senyuman lebarnya terlihat sangat menyebalkan, sungguh.

"Hey, Babe! Why are you so late?" tanya Lucas mulai melangkah masuk ke dalam. A-ra mendecak dan memutar bola matanya malas menanggapi omongan manusia satu ini. Jika ditanggapi akan meningkatkan tekanan darahnya.

"Oh ya, di mana ayam goreng yang aku pesan?" tanya Lucas melihat sekeliling tidak ada tanda-tanda kehadiran ayamnya. A-ra yang baru saja menyusul masuk seketika terdiam. Apa? Ayam?

Astagaa, ia lupa untuk membelinya. Saking girangnya ia bertemu lelaki pujaannya hingga melupakan hal itu. A-ra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali dan terkekeh tak enak hati. Lucas memicingkan mata ke arahnya.

"Aku lupa," ucap A-ra tersenyum seakan ia tak merasa bersalah. Memang tidak.

Laki-laki yang masih berdiri itu melipat tangannya di dada, masih melihat ke arah teman perempuannya. "Yang benar saja..." desisnya lalu duduk di sofa yang terdapat di belakangnya dan memainkan ponsel, tidak mood lagi.

Hah... ia harus menghadapi tingkah kekanak-kanakan sahabatnya satu ini dengan ekstra sabar. A-ra berjalan lunglai ke arah dapur. Selang dua menit, ia keluar dengan membawa beberapa makanan dan minuman ringan bersamanya. Melihat hal itu, Lucas menyengir lebar, "Kau memang yang terbaik."

Gadis dengan rambut terurai itu hanya berdecih dan meletakkan makanan serta minuman tersebut di atas meja depan sofa. Kemudian duduk di sebelah sahabatnya itu. "Kau tahu-"

"Tidak," sela Lucas memotong omongannya.

"Ya!* Aku belum selesai. Jadi, aku berbicara dengan dia tadi! Bahkan kami sempat jalan beriringan! Heol!* Kau tahu, itu benar-benar gila! Aku hampir kehilangan kewarasanku," oceh A-ra antusias mengenai hal yang tadi dialaminya.

//1* Ya : hei
2* heol : astaga//

Lucas yang tengah mengunyah potato chips seketika berhenti melakukan aktivitasnya. Dia? Siapa? tanyanya dalam hati dan menoleh ke samping kanan. "Siapa yang kau bicarakan?"

"Itu, orang yang ku suka. Oh ya, kau tidak boleh mengetahui siapa dia, hehe."

Lucas mendengus kesal dan kembali mengunyah. Selalu saja seperti itu, ia tidak akan memberitahu siapa orang itu, huh batinnya.

"Kenapa kau tidak pernah mau memberitahuku?"

"Hmm... Kenapa, ya? Entahlah. Lain kali akan ku beritahu."

"Terserah kau saja," ucap Lucas lalu merengut memalingkan wajah.

A-ra tertawa melihat hal itu. Ia mengarahkan badan sepenuhnya menghadap ke samping dan mengalihkan kepala Lucas ke arahnya lalu mencubit pipi kanan-kirinya dengan kedua tangan, gemas. "Akan ku beritahu jika kita melihatnya bersama. Aku janji~" bujuk A-ra.

Lucas tersenyum memperhatikan A-ra yang berusaha membujuknya, "Baiklah, ku pegang janjimu. Awas saja jika kau berbohong, akan aku jadikan kau makan malamku."

Gadis itu tertawa lagi mendengar ancamannya, kemudian menganggukkan kepala.

Laki-laki berambut messy belah tengah itu meraih dagu milik A-ra dan mempertemukan bibir mereka berdua dengan lembut. Rasa barbeque dari chips yang disalurkan oleh Lucas menyelinap di balik ciuman mereka. Lezat. Keduanya menikmati setiap sensasi yang mengalir.

KISS UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang