Si kaya berjalan congkak
Menelan ludah haus kasta
Si miskin tertatih menunduk
Menelan tetesan air mataTuan bakir berkacak pinggang
Seraya berdiri di atas tumpukan uang
Tuan sampah mengelus dada
Sambil mengorek-ngorek yang tersisaSeolah-olah sebuah objek bertangga
Semua berbondong-bondong menaikinya
Yang lemah akan tertindas oleh kemiskinan
Yang kuat akan berpura-pura tak melihat yang miskinPerkara itu akan kau temukan dalam masyarakat
Kebiasaan peduli sesama semakin pudar
Budaya tolong-menolong menghilang ditelan zaman
Di manakah jiwa sosial yang kau sebut itu?Jiwa-jiwa seakan berpacu memperebut tahta
Memburu kasta dengan sikap hedonisme
Bahkan rakus akan segala hal yang dilihat mata
Itulah dunia yang kukenal dengan silogismeBanjarmasin, 11 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Pujangga Seribu Rasa
PoesíaSaat tiga penyair bergandengan tangan, terciptalah sebuah karya tiga rupa, tiga warna, tiga rasa. Hingga melukiskan sebuah puisi, menggoreskan semua isi hati yang seringkali berubah, menyusun semua rasa dalam bait-bait puisi, menyelipkan diksi dan m...