「 𝚜 𝚎 𝚕 𝚌 𝚘 𝚞 𝚝 𝚑 」
Berpaling sesaat, sebelum akhirnya menancap pada pemuda yang tengah berdiri ditengah lapangan sana. Rambut emas yang terlihat begitu halus, badan yang masih saja mungil meski harus Jungkook akui bahwa tingginya tidak sama seperti dulu--ia terlihat lebih tinggi. Pipi yang lemaknya tidak hilang, bibir tebalnya masih ada hingga sekarang. Jarinya yang dulu terlihat mungil kini sudah dihiasi oleh pembulu darah yang menonjol dari sana, terlihat menarik. Bola basket berwarna coklat ditangannya, lalu dengan mudahnya memasukan benda bundar itu kedalam ring--sebelum akhirnya berbalik badan menghadap langsung kearah pintu gelangga olahraga.
Gerakan berbalik itu terasa slow motion bagi Jungkook, bak film yang sering ia saksikan. Setitik harapan seakan berirama, ekspetasi tentang mata yang akan memandangnya dengan penuh cinta dan puja--seperti dahulu kala.
Namun lagi-lagi tertegun, ketika Jungkook sadar bahwa pancaran netra itu tak lagi sama. Tatapan itu terasa,
Asing, langka, aneh namun menganggumkan.
Ia membeku,
Pria itu tidak lagi menatapnya sama.
Detik itu pula Jungkook mengerti, bahwa sang kapten dari sekolah sana masih memegang hatinya bahkan setelah dua tahun lamanya.
「 𝚜 𝚎 𝚕 𝚌 𝚘 𝚞 𝚝 𝚑 」
writter note; gue mencoba mengalihkan pikiran gue dari nasib buku jikook di acc pertama, dan lahirlah ini.
| to be continued |
KAMU SEDANG MEMBACA
selcouth • kookmin
Fanfiction:: Pikiran Jungkook tiba-tiba kosong, ketika melihat siapa kapten dari tim lawan yang akan ia tangguhkan hari itu. written in bahasa. © m00nshelf , 2020 . || warning; bxb story. please be smart at choosing books.