| lima

152 18 4
                                    

「 𝚜 𝚎 𝚕 𝚌 𝚘 𝚞 𝚝 𝚑  」

2 minggu sudah latihan rutin dijalankan. Kemampuan tim basket tersebut semakin meningkat setiap harinya, walau tanpa latihan pun mereka sudah menjadi tim yang cukup kuat. Jimin pula sebagai tim kapten bekerja ekstra keras membantu teman-temannya, tentu atas suruhan coach Lee yang telah mempercayainya.

Latihan kali ini berjalan sama seperti hari-hari sebelumnya, lancar. Jimin bermain dengan baik, begitu juga anggota lain. Dan sama seperti hari sebelumnya, setelah kurang lebih 2 jam dilaksanakan, akhirnya latihan dibubarkan.

Jimin berjalan menuju bangku besi, lalu meraih botol minum dan meneguknya rakus. Tangannya sesekali mengipas baju basket miliknya, berusaha membuat angin yang mungkin bisa mengurangi sedikit rasa panas ditubuhnya.

Ting!

Matanya melirik kearah tas yang baru saja menimbulkan bunyi notifikasi. Ia merogoh kedalamnya, mencari benda pipih dengan case hitam yang bergetar menandakan bahwa sebuah pesan masuk.

Jimin tertegun ketika berhasil membuka pop up notification di ponselnya itu. Dari nama kontak nya saja Jimin tau apa yang akan dibicarakan oleh sang pengirim.

Ia menaruh lagi ponselnya diatas tas, memilih mengabaikan sejenak untuk berganti baju. Dengan lunglai ia meraih pakaian gantinya juga handuk dan berlalu menuju kamar ganti.

Hingga 15 menit kemudian ia sudah kembali duduk di kursi. Kepala nya mengangguk kepada Johnny dan Yoongi yang baru saja pamit pulang terlebih dahulu karena Jimin sendiri berkata akan mampir ke suatu tempat. Gelanggang basket total sudah kosong, menyisakan Jimin sendiri yang tengah sibuk dengan sepatunya.

Ia menghela nafas perlahan. Tubuhnya ia senderkan pada dinding dibelakangnya, masih menatap ponselnya tidak yakin antara mau membalas pesan tadi atau tidak.

Dokter Kang - Park Jimin

| Ibumu terus memanggil namamu
| Apa kau bersedia berkunjung?

sent, 17.15

Jarinya mengambang sesaat diatas papan ketik yang ada diponselnya.

Dokter Kang - Park Jimin

| Ibumu terus memanggil namamu
| Apa kau bersedia berkunjung?

sent, 17.15

Aku masih disekolah |
Mungkin aku sempat mampir |

sent, 17.37

Ia membaca ulang pesan balasan yang ia kirim, kemudian merutuki kebodohannya karena berkata akan sempat mampir. Otakmu dimana?, ia memaki diri sendiri sambil mengacak rambutnya frustasi.

Dengan risau ia mengacak tas, mengambil kunci motor miliknya dan langsung berlalu menuju parkiran.

「 𝚜 𝚎 𝚕 𝚌 𝚘 𝚞 𝚝 𝚑  」

Akhirnya ia ketempat ini lagi.

Sudah hampir 10 menit ia berdiri mematung, masih tepat disebelah motornya. Begitu sampai dan berhasil memarkirkan ducati hitamnya itu, Jimin langsung turun dari motor namun tak kunjung melangkah. Ragu, takut, dan panik tiba tiba ia rasakan. Netranya bergulir acak, bahkan keringat dingin sebesar biji jagung terlihat sebentar lagi mengalir dari pelipisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

selcouth • kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang