Hinata menatap gedung yang berada di hadapannya saat ini, kantor pengadilan. Hinata benar-benar akan menyiapkan surat cerainya dengan Naruto, keputusannya sudah bulat. Hinata melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut menyusuri setiap koridor mencari ruangan seseorang. Hingga sampailah ia di depan ruangan yang bertuliskan Mr.Otsutsuki.
Tok tok tok tok
Hinata mengetuk pintu ruangan tersebut, dan tidak lama terdengar suara seseorang yang menginstruksinya untuk masuk. Hinata membuka pintu tersebut, ia melihat seorang laki-laki bersurai putih tengah sibuk merapikan dokumen yang berjatuhan. Hinata hanya diam memperhatikan betapa hancurnya ruangan itu dengan kertas yang berserakan.
Sedangkan, laki-laki yang tadinya sedang sibuk merapikan dokumen-dokumennya, menoleh dan mendapati seorang wanita yang sedang hamil masuk ke ruangannya.
"Ada yang bisa saya bantu, nyonya?", tanya laki-laki tersebut. Hinata yang masih diam langsung tersadar mendengar pertanyaan laki-laki itu.
"Ah, Konnichiwa. Sumimasen, saya Uzumaki Hinata, saya kemari ingin menemui Tuan Otsutsuki. Apakah anda Tuan Otsutsuki", ucap Hinata sambil membungkukkan badannya.
"Iya, saya Otsutsuki Toneri. Ada apa anda ingin menemui saya?".
"Saya mendengar anda adalah pengacara yang sangat hebat, jadi saya menemui anda ingin meminta bantuan anda".
"Anda terlalu memuji, saya tidak sehebat itu", kata pria itu dengan senyumannya.
"Baiklah, silahkan duduk. Maaf, ruangannya sangat berantakan, saya sedang mencari dokumen, tapi malah jadinya seperti ini".
"Ha'i, daijoubu desu"."Baiklah, jadi apa yang bisa saya bantu?".
"Saya ingin membuat surat perceraian, bisakah anda membantu saya dalam perceraian?".
"Perceraian siapa?".
"Saya dengan suami saya".
"Dalam keadaan hamil begini?".
"Mm", Hinata hanya menganggukkan kepala.
"Bisakah anda bercerita mengapa anda ingin menceraikan suami anda?".
"Itu...itu...", Hinata menggerakkan bola matanya ke kanan dan kiri, ia bingung apakah dia harus menceritakan masalahnya kepada orang lain.
"Jika anda tidak menceritakannya, saya tidak bisa membantu anda, karena masalah yang anda hadapi adalah hal utama yang dibutuhkan untuk mengajukan perceraian", Hinata menunduk lalu mengangguk.Akhirnya ia menceritakan semua masalahnya dan Toneri mendengarkannya dengan seksama. Toneri mengangguk mengerti.
"Apa kau yakin dengan perceraian ini? Bagaimana dengan anak yang sedang kau kandung ini? Ia pasti membutuhkan seorang ayah".
"Keputusan saya sudah bulat. Lagipula, bagaimana anak saya bisa bahagia jika ayahnya sendiri tidak mengakuinya dan membela wanita lain", ucap Hinata sendu.Toneri menatap Hinata yang menunduk menahan air matanya, ia kasihan melihat keadaan Hinata, ia jadi sangat ingin membantu Hinata.
"Baiklah, aku akan membantumu. Tapi, mungkin akan memakan waktu untuk menyiapkan semuanya, karena saat ini kau sedang mengandung, tahap yang dilakukan akan bertambah dan membuat perceraian akan sulit. Tapi aku akan tetap berusaha".
"Terimakasih banyak, Tuan Otsutsuki".
"Tidak perlu terlalu formal, panggil saja aku Toneri".
"B...baiklah, Toneri-san".
"Aku akan segera mulai menyiapkan laporannya. Kau bisa meninggalkan nomor telponmu padaku, aku akan menghubungimu setelah semuanya siap".
"Baiklah", Hinata menuliskan nomor telponnya di sebuah kertas lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Terimakasih banyak karena mau membantu saya. Saya permisi dulu. Maaf saya mengganggu waktu anda".
"Tidak, tidak apa".
"Saya permisi".Toneri masih menatap pintu tempat Hinata terakhir terlihat. Setelah kepergian Hinata, dia belum mengalihkan pandangannya dari pintu. Toneri merasa iba kepada Hinata, bagaimana tidak gadis secantik dan sebaik Hinata diperlakukan tidak baik oleh suaminya sendiri. Toneri merasa ia harus berusaha untuk membantu Hinata apapun terjadi.
.....
Keluar dari kantor pengadilan, Hinata berencana langsung pulang ke rumah, ia hendak melangkahkan kakinya menjauh dari kantor pengadilan, baru beberapa langkah terdengar suara seseorang memanggilnya membuat Hinata menoleh.
"Hinata?".
"Gaara-kun?", ternyata orang tersebut adalah Gaara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me a Chance (NARUHINA)
FanfictionNaruhina fanfiction Rate T "Apakah tidak ada kesempatan untukku?" N "Aku sudah memberimu kesempatan untuk bahagia bersama orang yang kau inginkan, itulah kesempatan yang kuberikan padamu." H "Walaupun bukan aku yang ada di hatimu, tetapi aku pasti a...