Part 3

568 40 5
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

****


"Darimana kau?".

Hinata terkejut saat membuka pintu ia melihat suaminya berdiri di balik pintu dan langsung menanyainya dengan tatapan marah.
"Aku tanya, kau darimana? Dan apa itu?".
"Aku habis check up dan setelah itu pergi belanja kebutuhan rumah", ucap Hinata dengan pandangan menunduk.
"Bersama seorang laki-laki? Siapa laki-laki yang mengantarmu tadi?", tanya Naruto lagi. Hinata yang mendengar pertanyaan Naruto terkejut, ia melihat tatapan Naruto merasa sangat takut.
"Aku tanya siapa dia?", Naruto meninggikan suaranya.
"Itu... Dia adalah Gaara, Naruto-kun. Temanku di sekolah dulu".
"Apa yang kalian berdua lakukan?".

"Kami tidak melakukan apapun. Aku bertemu dengannya setelah berbelanja tadi, lalu dia menawarkan tumpangan padaku karena khawatir dengan kondisiku sekarang".
"Waaaah, dia perhatian sekali padamu ya. Apa hubunganmu dengannya?".
"Kami tidak ada hubungan apapun, Naruto-kun. Dia hanya sahabatku. Kami baru saja bertemu".
"Benarkah? Tapi kalian tidak seperti baru bertemu. Aku lihat kalian akrab sekali. Aku curiga jika kalian memiliki hubungan yang tidak aku ketahui".
"Tidak Naruto-kun, kami tidak memiliki hubungan apapun. Aku bersumpah".

"Apakah aku harus percaya padamu? Apa yang kemarin aku katakan adalah benar bahwa anak yang kau kandung ini bukan anakku?", Hinata terdiam mendengar apa yang dikatakan Naruto, dia meragukan anaknya lagi.

Sudah cukup, kesabaran Hinata juga ada batasnya.
"CUKUP NARUTO-KUN, cukup. Anak ini adalah anakmu, tidak sepantasnya kau mengatakan hal itu. Kau sama saja meragukan anakmu sendiri. Aku masih bisa bersabar jika kau menghinaku, tapi tidak dengan anakku. Kau sudah 2 kali meragukannya, bahkan kemarin kau menyuruhku menggugurkannya, kau pikir aku bisa terima itu? Sudah kubilangkan, aku dan Gaara tidak memiliki hubungan apapun, kami bahkan baru bertemu sejak sekian lama, tapi kenapa kau tidak percaya? Lagipula kenapa kau marah jika aku bersama dengannya, jika di sisimu saja selalu ada Sakura. Kau selalu menyebut namanya, kau bahkan lebih memilih dia daripada aku istrimu. Kau pikir aku tidak sakit saat kau selalu saja menyebut Sakura, Sakura, dan Sakura. Memangnya apa yang Sakura punya dan aku tidak punya, hah?", Naruto tersentak, ini adalah pertama kalinya Hinata marah dan membentaknya. Naruto tidak menyangka Hinata bisa semarah ini.
"Kau tidak tahu apapun. Sakura itu lebih baik darimu".
"Apa yang membuatmu berpikir bahwa Sakura lebih baik dariku? Aku selalu melakukan tugasku sebagai seorang istri, menyiapkan apa yang kau butuhkan, dan melakukan apa yang kau minta. Lalu bagaimana dengan Sakura? Dia hanya seorang wanita yang dengan berani merebut laki-laki yang sudah beristri".

Plakk.

Hinata memegang pipi kirinya yang terasa panas dan sakit, tapi tidak sesakit hatinya. Suami yang selalu dia cintai, yang selalu ia coba untuk pertahankan, baru saja menamparnya.

"Berani sekali kau mengatakan hal itu. Aku mencintai Sakura dari dulu dan sekarang dia juga mencintaiku. Kami saling mencintai. Aku menikahimu karena ibuku yang memintanya. Jika dia tidak mengancam akan melukai dirinya sendiri, aku tidak akan menikah denganmu dan akan bahagia bersama Sakura sekarang", kata Naruto dengan penekanan.

"Kau, sangat mencintai Sakura ya? Kau bahkan menamparku demi dia. Baiklah jika itu mau mu. Aku akan membiarkanmu untuk hidup bahagia bersama Sakura. Ayo kita bercerai", ucap Hinata dengan nada pasrah. Naruto yang mendengar itu pun terkejut. Ia merasa dunianya tiba-tiba kosong. Harusnya dia senang, inilah yang selama ini dia tunggu agar bisa bersama Sakura. Tapi, entah mengapa perasaan senang itu sama sekali tidak ada.

"Apa yang kau katakan?".
"Apa kau tidak mendengarnya? Aku bilang ayo kita bercerai, Uzumaki Naruto", Hinata menekankan nama Naruto tapi kali ini tidak lagi memakai suffiks kun.
"Tidak. Aku tidak akan menceraikanmu", Hinata menatap Naruto, namun tidak lagi dengan pandangan cinta, kali ini pandangannya sulit diartikan.

Give Me a Chance (NARUHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang