BERKACA

18 5 1
                                    

Wujud utuh tak nampak terang
Karena rembulan ikut berpaling
Teriakan jiwa di heningnya malam
Memaki semesta kala di terka suram

Bertanya tanya dengan logika
Dibawah langit abu aku termenung
Tentang apa dan mengapa
Teriakan jiwa tanpa suara

Terlintas
Kamu tidak berguna,
Dan tak di cintai
Lebih baik mati gantung diri

Entah seperti apa inginku
Laksana jiwa mengikuti alur angin
Tak tumbuh hanya terlihat jatuh
Terombang ambing kala terhembus angin

Wahai malam temani aku dalam penantian
Yakinkan aku senja esok tengah menanti
Aku ingin berhenti berdistraksi
Menunggu bunga tumbuh kembali
Walau hampir mati

arsipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang