"where you come from?" Mew menatap tangan seorang pria di hadapannya dengan tatapan tegas yang telah ia miliki sejak pria tinggi itu berumur 9 tahun. Saat Mew terpaksa harus mengikuti bibi dan pamannya ke Amerika karena kedua orang tuanya yang meninggal akibat dari gagalnya proyek pembangunan yang sedang dikerjakan oleh pihak kerajaan Thailand.
"United States America"
"Well, you are accepted as a lecturer at this university. Welcome to join and survive as you are officially part of this university" Pria itu mengarahkan tangannya kepada Mew, lalu dengan cepat Mew menjabat tangan pria itu dan tersenyum simpul.
"thank you!" Mew kemudian berpamitan untuk melihat ruangannya dan menyusun barang – barangnya. Jadi pria tinggi itu dengan cepat keluar dari ruangan Rektor sambil membawa beberapa berkas yang tadi Rektor berikan kepadanya.
Setelah dua puluh tahun tidak melihat Thailand, Mew merasa bahwa negara itu banyak berubah. Banyak pembangunan yang sudah dikerjakan dan menggantikan bangunan lama yang sudah tua. Beberapa lampu merah letaknya mulai berubah, seingat Mew dulu lampu merah tidak sebanyak sekarang. Universitas ini juga, Mew tidak pernah tahu bahwa ada Universitas sebesar ini yang dirancang oleh kedua orang tuanya.
Belok ke kiri, Mew melihat ada taman bunga yang sangat indah dan ada juga beberapa kursi taman di sana. Mungkin tempat bagi para Mahasiswa mengistirahatkan diri dari pusingnya belajar. Di ujung lorong, samar – samar Mew lihat ada sebuah patung Budha besar yang tidak dia lihat ketika masuk tadi dari pintu gerbang depan karena patung itu hanya ada di gerbang pintu samping. Sambil berjalan, Mew juga melihat banyak kelas dari setiap lorong yang ada. Mew pikir dia akan tersesat jika tidak ada petunjuk arah yang dibuat pihak kampus di setiap tikungan lorong untuk menunjukkan di mana Fakultas yang akan dituju.
"ruang dosen di__"
BRAKK!
Mew terkejut mendapati dirinya menabrak seorang pria kecil yang sedang membawa tumpukan buku yang sangat banyak dan sebuah tas tangan. Pria itu juga tampak terkejut, tapi dia langsung memungut semua buku yang jatuh tadi, "saya minta maaf, bukunya terlalu banyak jadi saya tidak melihat Anda" ucap pria itu sambil memegang satu buku dan matanya yang melihat Mew, "tidak usah, tidak apa. Saya jadi segan karena Anda ikut membantu" sambungnya lagi, tapi Mew tetap membantu pria itu memungut semua buku yang dia bisa.
"tidak apa – apa, aku juga tidak melihatmu tadi" Mew memberikan semua buku yang sudah dia pungut kepada pria kecil itu, lalu dia tertegun. Pria itu tidak hanya badannya saja yang kecil tapi tangan dan jarinya juga kecil, "aku juga minta maaf" kata Mew.
"karena saya terburu – buru, jadi saya pamit dulu" pria itu tersenyum, lalu mengambil tas tangannya yang juga terjatuh ke lantai, "terima kasih sudah membantu!" dan pergi dengan begitu cepat. Mew yang melihat itu tentu saja heran, dia tidak biasa melihat seseorang begitu aktif tapi saat dia akan melanjutkan langkahnya, kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu,
"buku catatan?" Mew memperhatikan buku itu dengan teliti, membaliknya ke depan dan ke belakang lalu dengan berani membuka buku catatan itu dan membaca tulisan yang ditulis dengan huruf besar di halaman pertama buku itu.
'CATATAN HARIAN PENYAKITKU'
"penyakit?" kali ini Mew merengutkan keningnya, tapi dia tidak berani untuk melanjutkan halaman berikutnya. Jadi Mew memasukkan buku itu ke dalam sakunya dan kembali mencari ruangan dosen agar dia bisa segera menyusun semua barang – barang miliknya.
.
.
Gulf hampir saja melemparkan semua buku yang dia bawa ke meja kalau saja dia tidak melihat ketua perpustakaan sedang menatapnya dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggang, "P', a-aku tadi sudah bangun cepat kok tapi jalanan sangat macet. Sungguh, aku tidak berbohong!"
An menatap Gulf masih dengan posisinya, "kau telat setengah jam, Gulf" dan perempuan itu mendapati Gulf menganggukkan kepalanya, "tapi itu tidak penting, hanya saja, kenapa kau membawa banyak buku sendirian?" lalu An membantu Gulf untuk memilah buku yang sudah dibawa agar bisa langsung dicatat, diberik kode, dan diletakkan di rak buku.
"aku tidak menemukan siapapun yang bisa dimintai tolong" ucap Gulf sambil membuka buku besar untuk mencatat semua buku yang ada. An yang melihat Gulf seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"aku hanya tidak mau kau kelelahan, kau tau kan kalau kau itu__" An terkejut melihat tangan Gulf yang mencoba untuk menutup mulutnya.
"aku tahu, aku lemah. Tidak usah dibilang terus!" lalu Gulf menjauh dan memilih untuk duduk di meja kerjanya dan terlihat serius. An yang melihat itu akhirnya berpamitan untuk keluar sebentar karena harus mengurus sesuatu, "baiklah, P' An bisa mengandalkan aku!" dan mendapati Gulf berteriak agar perempuan itu membelikannya makanan ketika kembali nanti.
Gulf yang sudah mencatat semua buku yang dia bawa tadi, kemudian sibuk memberi kode di buku itu dengan cara menulisnya di stiker khusus untuk pemberian kode. Lalu Gulf menyusun buku itu berdasarkan kode yang ada di rak buku, "sebaiknya aku minum obat dulu sebelum bekerja" Gulf mengambil tas tangannya dan mengeluarkan beberapa botol obat dan air minum. Pria itu tidak mau mengulang kesalahan seperti minggu lalu saat dia lupa minum obat dan berakhir dengan merepotkan semua orang yang ada di perpustakaan termasuk An.
"merah jambu, putih, hijau, merah" sudah seperti warna bendera saja, gumam Gulf. Pria itu dengan cepat meminum semua obatnya agar bisa langsung bekerja.
Setelah meminum semua obatnya, Gulf mengambil tumpukan buku paling atas dan melihat kodenya "kode A302" Gulf mendorong kereta dorong khusus membawa buku ke arah rak buku Arsitektur untuk meletakkan beberapa buku di sana. Menaiki tangga kecil karena rak dengan kode tersebut berada di tingkat dua rak dan Gulf tidak akan sampai hanya dengan mengandalkan kaki.
"permisi?" Gulf yang sedang sibuk menyusun buku kemudian berhenti untuk melihat siapa orang yang berani mengganggunya,
"ya?" lalu pria itu terkejut karena orang yan gmenganggunya adalah pria yang tidak sengaja dia tabrak tadi, "Anda yang tadi itu kan?" Gulf tanpa sadar menunjuk wajah pria itu dengan tangannya dan itu sepertinya membuat pria itu merasa tidak nyaman.
"mungkin?" tapi pria itu malah terlihat seperti dia tidak pernah bertemu dengan Gulf sebelumnya, "ah, aku ingin bertanya di mana rak buku Arsitektur berada" Gulf menuruni tangga kecil tadi setelah dia meletakkan buku di sana.
"Anda sudah melihat rak bukunya" jawab Gulf sambil menunjuk rak buku yang ada di hadapannya dengan gerakan kepala dan bibir. Pria itu mengikuti arah yang ditunjukkan Gulf dan berterimakasih, "kalau begitu, saya pamit dulu karena harus menyusun buku yang lain" Gulf dengan segera mendorong kereta dorongnya ke rak yang lain tapi tangannya tiba – tiba ditahan oleh pria tadi.
"kau tidak kehilangan sesuatu?" kata pria itu sambil menatap Gulf dengan tatapan tegasnya.
Gulf memiringkan sedikit kepalanya dan mulai berpikir, "sepertinya saya tidak kehilangan sesuatu" jawab pria kecil itu sambil tersenyum, "tapi kalau Anda menemukan sesuatu ketika kita bertabrakan tadi, Anda boleh memberikannya kepada saya" lalu Gulf mengarahkan tangannya kepada pria yang ada dihadapannya dan menunggu.
Pria tinggi itu mengeluarkan sebuah buku kecil dari dalam sakunya dan Gulf langsung terkejut begitu melihat buku itu berada di tangannya sekarang. Seharusnya buku itu berada di dalam tasnya, "ini milikmu kan?" Gulf menganggukkan kepalanya cepat.
"untung saja buku ini tidak hilang" lalu dengan cepat menyimpan buku itu ke dalam sakunya, "sekali lagi, terima kasih ya. Anda sudah dua kali menolong saya" Gulf tersenyum lebar lalu dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan, "aku merasa ceroboh sekali" sambungnya.
"tidak apa – apa, lain kali jangan sampai hilang. Sepertinya itu buku yang sangat penting" pria itu masih menatap Gulf dengan tatapan tegasnya, tapi bibirnya tersenyum simpul dan Gulf menyadari itu, "aku harus mencari buku dulu, permisi"
"baiklah, sampai jumpa!" Gulf melambaikan tangannya ke arah pria itu dan kembali mendorong kereta dorongnya lalu dengan cepat memukul keningnya, "Gulf! Kenapa kau ceroboh sekali! Seseorang mengetahui rahasiamu!" dan kakinya terus berjalan sampai akhirnya pria itu sampai di rak buku khusus sejarah.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING THE WIND - MEW GULF ✔
Fanfiction[END] "jika aku terlahir kembali, aku ingin menjadi angin. Aku ingin mengikuti semua langkahmu, menyejukkanmu ketika kau berkeringat, dan menghiburmu dengan membuat semua tanaman yang ada menari" #6 MewGulf (19 desember 2020) #5 MEW (26 mei 2021)