Suatu hari aku ingin menjelma api, tatkala lelah dengan segala prasangkamu, saat kukira diriku air yang mampu melepas dahagamu, rupanya kau lebih memilih memandangku bala, bala yang sewaktu-waktu dapat menenggelamkanmu dalam kekecewaan.
Berulangkali coba ku yakinkan padamu, rahasiaku juga telah rahasiamu, kalaupun aku sebengis itu dan mengharuskanku merenggut sesuatu yang ada padamu, maka sebagai air, dengan ringan memilih menenggelamkan luka-lukamu.
Suatu hari aku ingin menjadi api, bukan bermaksud mendendam pun untuk melukaimu, karena ku sadar betapa pedihnya memunguti sisa-sisa rasa yang berulangkali kau hanguskan, sewaktu dirimu berlaku api.
Sekali lagi, demikian caraku yang masih saja bodoh berharap kau tersadar, tentang bagaimana sakitnya dalam hal ini, perlakuan ku sama bodohnya pernah menganggapmu hangat mengesampingkan kebenaran dari pemusnahan kobaranmu.
Oleh: Wirata .S
Onembute 13/8/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Sedih - Prasangkamu
PoesiaSuatu hari aku ingin menjelma api, tatkala lelah dengan segala prasangkamu, saat kukira diriku air yang mampu melepas dahagamu, rupanya kau lebih memilih memandangku bala, bala yang sewaktu-waktu dapat menenggelamkanmu dalam kekecewaan.