Hoseok bukannya iba malah terlihat sebal saat mereka berdua keluar dari ruang dokter spesialis yang rutin menangani Namjoon. Ini check up yang kedua di bulan ini. "Kabarin cewek lo tentang ini."
"Gak perlu lah,"
"Biar ada yang support lo Joon."
"Kan ada lo...hehe."
Air muka Hoseok sulit diartikan. Mungkin segala keluh kesah Namjoon dan kekurangannya sebagai pria lemah. Hoseok yang paling mengetahui.
"Lo masih puasa kan?"
"Masih."
"Berarti langsung ke RS."
"Iya, makasih Seok."
❄️❄️❄️Ayana mengintip sekilas isi pesan di ponsel Rosie. Kemudian acuh dan memasukkan lagi tangannya ke dalam makanan ringan yang ia nikmati. "Masih gak bisa dihubungi?"
"Iya,"
"Sejak sparing?"
"Hemm."
"Dia gak balikan sama mantannya kan?"
"Kurang tau. Suga gimana ke lo?"
Ayana menyerahkan cemilannya ke Rosie. Menyingsing lengan piyamanya. "Baik, sopan, gak banyak omong. Gue diajak ke restoran uminya. Dikenalin ke uminya."
"Ciyee Ayaaa."
"Apasih. Cowok-cewek berteman kan biasa aja."
"Tapi kayaknya Suganya mau lebih tuh."
"Gak ada, dia biasa aja. Kenapa jadi bahas gue. Terus lo gimana, pulang ke rumah sendiri atau gimana misal Namjoon masih gak ada kabar. Main ke apartemen dia sana."
"Udah pagi tadi, dianya gak ada."
"Telepon calon mertua lo. Atau adeknya...kali aja dia pulang ke rumah emaknya."
"Udah, nyokapnya malah nyuruh gue main kesana. Karena Namjoon alesan sibuk terus."
"Positif thinking beb."
"Gue jadi trauma lagi."
Rosie menaruh bantal di atas pangkuan Ayana. Lalu merebahkan kepalanya disana, "gue pengen putus aja."
"Kita nonton Moana aja. Biar lo gak galau-galau amat dan gak ngaco."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flor Blanca Fría [NamRosé] [END]
FanfictionWhat essential is invisible to the eye. Baik Namjoon dan Roseanne sama-sama mengubah pola kehidupan mereka seratus delapan puluh derajat berbeda dari kepribadian mereka sebelumnya. Tetapi tetap pola itu bertolak belakang tidak bisa menyatu satu sam...