Tragedi

18 8 8
                                    

Vote komennya tolong~!

Pagi hari lainnya telah tiba, seperti biasa gue dan sekeluarga sarapan. Kali ini seluruh keluarga lengkap termasuk papa gue.

Semua orang terlihat sibuk punya kegiatan masing-masing kecuali gue. Papa seperti kepala keluarga yang lain saat pagi hari yaitu membaca koran. Mama sedang memberi selai ke setiap roti dibantu Hyuna yang membuat susu untuk kita. Hyunwoo lagi sibuk membuat PR nya karna baru mendapat kiriman jawaban dari temannya.

"Papa akhir-akhir ini sering pulang malam," celetuk Hyuna.

"Yaah kan papa kerja buat kalian juga, ntar juga minta duitnya sama papa. Kalau kalian mau papa gak pulang telat uang jajannya papa potong yaa," jawab papa yang masih setia melihat korannya.

"Bukan begitu maksud Hyuna pa, tapi kan jam selesainya sore jam malam kan buat lembur. Papa juga harus istirahat nanti papa sakit gimana."

"Kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa harus nanti? Kalau tidak nanti seperti si Hyunwoo."

Karna merasa namanya disebut Hyunwoo mengangkat kepalanya, "ha?"

"Sudah gak papa, lanjutin cepat nanti gak selesai," kata gue yang agak kesel lihat tampang bodohnya tadi.

Hyuna yang seperti masih ingin protes tidak jadi karna interupsi dari mamanya.

"Udah sarapan dulu nih. Hyunwoo sarapan dulu," suruh mama kepada semua orang.

"Bentar maa," katanya tanpa ngalihin pandangannya.

Bahkan sampai acara sarapan selesai Hyunwoo belum sarapan juga. Berakhirlah gue yang nyuapin dia roti ke mulutnya dan dia yang menyetir mobil.

"Aiish ini benar-benar merepotkan, makanya lain kali buat PR dengan segera, kan begini jadinya," gerutu gue. Pengen rasanya masukin semua roti ini ke mulut si buaya.

"Gwue bwaru dwapwat wawabwanny twadi," balas Hyunwoo dengan roti di mulutnya.

"Telan dulu cupang, baru ngomong."

Setelahnya dia menelan roti itu dan terlihat dia agak seret gitu nelannya. Karna gue masih punya hati jadi gue kasih susu yang udah mama siapin tadi pagi.

"Gue baru dapat jawabannya tadi."

"Lah emang lo gak paham?"

"Gak paham, itu pak botak jelasinnya kecepetan."

"Kan ada Hyuna," gue menunjuk Hyuna yang berada di belakang.

"Gue belum masuk materi itu," sahut Hyuna.

"Yaa lo bisa minta bantuan gue gitu."

"Emangnya lo masih ingat? Kan lo pelupa, jangankan pelajaran kayaknya lo baru letak remote tiga menit yang lalu aja udah lupa," jawab Hyunwoo.

"Sialan lo," gue pukul kepala dia dengan botol bekas susu tadi, "kan gue bisa ngulang pelajaran jadi ingat."

"Sudahlah tuh, tak payah bising-bising. Udah lewat juga," kata Hyuna yang menengahi.

"Kalian nanti ekskul?" Tanya gue.

"Iyalah," jawab mereka serempak.

"Yaah gue balik pakai bus lagi dong sendiri."

I Love You, I Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang