Diri Sendiri

9 5 11
                                    

"Hahahhahahahahahahhahaha," suara tawa gue memenuhi seisi kamar. Baru pulang sekolah bukannya ganti baju, malah nonton variety show Iron Boys lewat ponsel.

Episode kali ini menampilkan para member Iron Boys yang berkunjung ke rumah Kim Dokyun, member tertua di Iron Boys. Adegan lucu sudah terjadi dari awal video karna ulah Jasper Wong. Dia memang member terlucu bersama Park Nareum.

Disaat member lain membawa buah tangan, Jasper hanya memberikan satu pack tisu toilet. Dilanjutkan Jaeho dan Dokyun yang menjadi tukang masak. Dengan lancangnya Jasper mengatakan mereka adalah juru masak pribadinya dan membuat gelak tawa member lain.

Setelah memasak mereka makan bersama, jika orang lain di meja makan harus tenang, beda cerita kalau bersama Iron Boys. Kim Kyubin menceritakan cerita antara dirinya dan Kim Doha. Kyubin mengatakan kalau Doha seharian terkena sinar matahari dan membuat kulitnya berubah warna. Dan di imbuh oleh Jasper yang mengatakan kalau kulit Doha tidak ada perubahan, tetap saja tan. Candaan seperti itu sudah biasa terjadi diantara mereka.

Berlanjut setelah makan mereka memainkan Humpty Dumpty Wall. Syarat permainan mereka harus menghancurkan dinding tanpa harus nenjatuhkan Humpty Dumpty. Jika jatuh harus mencuci piring bekas makan tadi. Dan yang kalah adalah Sang leader, Kim Kyubin.

Terakhir, video menampilkan para member Iron Boys melambaikan tangan tanda video berakhir, dan benar saja. Setelah itu gue memilih lock Samsung gue.

Gue yang awalnya tengkurap memilih merebahkan badan. Tanpa ada niatan mengganti baju, gue hanya diam menatap langit-langit kamar. Mama sudah pulang dua hari yang lalu. Si kembar belum pulang ekskul.

Kalau suasana kayak gini mengundang untuk overthinking. Sudah biasa gue begini, memikirkan yang tidak bisa dijawab dan dengan pertanyaan yang begitu-begitu saja. Entah kapan jawaban itu muncul.

Gak tau Sejak kapan gue mulai suka overthinking dan merenung. Kadang emosi dan kejiwaan suka gak terkontrol.

Gue dulu pernah hampir mau bentrokin kepala kedinding tanpa sebab. Naluri itu keluar sendiri. Gue cuman bisa ambil ponsel dan earphone memutar musik untuk nenangin diri.

Semua postingan di sosmed itu cuman topeng bahwa gue bahagia. Maka dari itu gue mencari kebahagiaan masuk dunia perkpop-an yang membuat gue lupa semua masalah. Daripada harus mengutarakan perasaan di sosmed berasa caper banget. Gue memilih bungkam, tapi terkadang gue curhat juga sama keluarga kedua. Gue punya keluarga kedua yang ketemu secara tidak sengaja dan membentuk rumah. Sudah satu tahun lebih kami bersama.

Rumah itu gue yang bikin dan gak nyangka banget bisa bertahan lama. Kita tidak pernah bertemu, tidak tahu luar dan dalam orang itu. Tapi kita selalu mengeluarkan sisi aib kita tanpa takut privasi kita kebongkar.

Itulah pentingnya untuk mencari keluarga dan membentuk rumah. Jika sebuah rumah yang dihuni membuat tidak nyaman, itu bukan rumah tapi neraka. Carilah rumah yang layak dihuni, minimal teman pun jadi untuk melindungi diri dari dunia kejam ini.

Kadang gue juga berfikir, kenapa harus gue yang terlahir di bumi. Kenapa harus gue yang menang diantara jutaan sperma. Setiap yang ada dibumi itu pasti punya alasannya.

Ingin rasanya gue mendatangi Tuhan dan bertanya. Kalau untuk melihat keindahan dunia lebih baik gue gak akan mau. Dunia memang mengasyikkan, tapi lebih baik tidak dilahirkan. Toh kalau gak lahir juga gak akan tersiksa dunia dan dunia selanjutnya.

Haah, sebenarnya banyak bahan overthinking gue, seperti kenapa magic com tau kapan nasi itu masak. Tapi tidak baik terlalu sering overthinking. Kalau sudah begitu yaa udah.

Gue pun membuka lagi ponsel gue, kadang juga bingung buka apa, hanya berjunㅡ

"Main hp terus kamu ya, pulang sekolah bukannya ganti baju. Ini hp yang dipegang, bukannya penting banget itu di hp kamu. Pantesan aja bodoh, nilai kamu jauh dari si kembar."

Lalu pria itu keluar dan menutup pintu kayu kamar gue.

Itu...

Itu barusan papa gue yang ngomong. Gak apa, gue udah biasa denger itu kok. Bukan masalah besar, gue juga sadar diri. Tapi tidak pernah memberi tahu papa gue lelah dengan perkataannya. Kalau kesal pasti lah ada, tapi gue tak pernah kasih tau. Ujung-ujungnya juga gue berakhir nangis. Menurutku papa adalah orang yang bisa bikin gue senang dan sedih secara bersamaan.

Kembar memang anak yang disayang banget, dari TK sampai sekarang. Dulu saat TK dan kelas 1 SD mereka ditemenin sampai pulang sekolah. Saat ada pr mereka dibantu dan saat ada tugas praktek dibantu mencari alatnya.

Gue kebalikannya, efeknya nilai gue makin naik kelas makin anjlok. Sering lupa buat pr, gue orangnya pelupa harusnya ada yang mendampingi seperti si kembar. Jadilah masa SD gue sering kena hukum daripada si kembar, nilai mereka juga bagus.

Gue juga dulu waktu SD sering di mainin mentalnya, dipalakin uang jajan. Dan diri gue yang bodoh nurut aja, gue penakut dan gak berani buka mulut apa yang terjadi. Iya gue emang bodoh banget.

Tapi kembali lagi ke awal, gue gak apa. Gue gak permasalahin, gue gak mau ungkit, gue...

Gak mau capek lagi.

Yang lalu biarlah berlalu.

Tanpa sadar satu air jatuh dari mata gue.

Puuchan's note:-udah pendek aja, point chapternya tentang si Hyunju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puuchan's note:
-udah pendek aja, point chapternya tentang si Hyunju. Gak tau tulis apa lagi dan aku juga gk pede up ini (´ . .̫ . ')
-anw congrats buat bapak Bobby, buat Bobby stan selamat merasakan apa yang aku rasakan😍

I Love You, I Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang