part 5

11 1 0
                                    

"Kamu bercanda kan sayang dengan persyaratan konyolmu itu?" Tanya Ayah ketika kami sedang melakukan pertemuan keluarga disebuah cafe milik teman Mama.

"Putri serius, dan ikhsan pun menyetujui" jawabku

"Tapi ini keterlaluan, nak. Menikah itu bukan main-main, bagaimana kamu bisa melayani suami kamu jika terbatas persyaratan itu? Ini benar-benar tidak masuk akal!" Ucap Tante Widya. Dia adalah Ibu dari ikhsan

Aku sebenarnya menyayangi Tante Widya, dia baik padaku. Tapi maaf tante, kali ini, Putri Egois.

"Udah Bu, gak apa-apa. Ikhsan setuju kok dan ikhsan siap dengan persyaratan dari Putri" ucap Ikhsan

"Tapi ini gak masuk akal, san. Lihat point terakhir, Semua uang hasil kerja harus diberikan pada istrimu, nanti?" Ucap Om Addin.

"Uang suami adalah uang istri, dan uang istri adalah uang istri. Om tidak lupa kan dengan ucapan om dulu, ketika pertama kali om ngasih wejangan ke aku?" Tanya Putri

AUTHOR POV

7 Tahun yang lalu ...

"Inget ya nak, nanti kalo kamu sudah nikah sama Ikhsan kamu harus menancapkan prinsip 'uang suami adalah uang istri, dan uang istri adalah uang istri' biar ikhsan gak kelayapan dan menghamburkan uangnya dengan hal yang gak jelas" ucap Addin, ketika Putri sedang bergurau dengan istrinya

"Iya, betul itu. Ibu setuju. Ibu juga gitu kepada Papanya ikhsan. Kita kan juga butuh kesenangan" ucap Widya

"Gak bisa gitu dong, ikhsan cape kerja. Gak boleh semua dikasih istri, ikhsan juga mau jajan nanti" ucap ikhsan

"Ngapain jajan diluar kalo dirumah sudah menyajikan banyak suguhan yang nikmat, iya kan Bu?" Ucap Addin

"Benar itu, makanya nanti kamu harus kasih istri kamu kepuasan. Ibu dukung kamu sama calon mantu ibu yang cantik ini, ke jenjang yang lebih serius" ucap Widya

"Makasi ibu, Putri sayang ibu" ucap Putri lalu memeluk Widya erat

"Lho, sama Papa gak sayang nih?" Goda Addin

"Sayang Papa juga dong" jawab Putri

"Sini, sini wakilin sama aku peluknya" ucap ikhsan menghampiri Putri dan kemudian memeluknya.

"Dih Modus" ucap Addin

Terlihat Om Addin menghela nafas panjang, aku tahu ini tidak boleh, karena bagaimanapun ikhsan tetap harus menyimpan uangnya untuk keperluannya sendiri, tapi lagi-lagi, egoisku tetap aku pegang erat-erat.

"Oke saya setuju" ucap Om Addin

"Saya mendukung semua keputusan ikhsan dan juga Putri" ucap Om Addin lagi

"Maaf jika anak saya memberatkan pihak keluarga ikhsan" ucap Ayah

"Tidak masalah, saya menerima nya" ucap Om Addin

Aku tersenyum, aku menang, batinku

"Saya permisi ke toilet sebentar" pamitku

Aku berjalan menuju Toilet untuk sekedar mencuci wajahku yang terasa gerah malam ini

Eza is Calling you ...

Putri segera menekan tombol hijau yang menandakan ia mengangkat telfon itu

"Cantik, lagi dimaana?"

"Lagi diluar Za, ada acara keluarga"

"Maaf ya eza belum sempet ngabarin, disini gak ada signal banget Put. Nanti Eza kabarin kalo sudah di Bandung ya. See you sayang, jaga diri baik-baik"

Eza memutuskan sambungannya sepihak, sebelum aku menjawab perkataannya.

Aku menghela nafas panjang, lalu kembali berjalan menuju tujuan utama, Toilet.

Aku kembali ke meja keluargaku ketika sudah cukup menenangkan diri didalam Toilet.

Ikhsan menatapku lekat, "kamu mau tunangan dulu, atau langsung nikah?" Tanya ikhsan padaku

"Langsung menikah saja, saya mau secepatnya" jawab Ayah

"Kan harusnya Putri yang jawab yah"

"Keputusan menikah,ada ditangan Ayah sekarang. Kamu hanya perlu mempersiapkan diri" ucap Ayah

"Tapi, yah" rengekku

"Saya kira, cukup 1 Minggu untuk mempersiapkan. Minggu depan kita langsungkan pernikahan anak-anak kita" ucap Om Addin

"Hah?" Ucapku kaget

"Tidak ada bantahan, sayang" ucap Ayah

Oke hari ini Putri Kalah, dari Ayah dan Calon mertuanya (HAHAHAH CALON MERTUA!) . GILAK GILAK GILAK, Malam ini I'm depression!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai, segitu panjang gak?
Maaf ya telat upload karena sedang ada kesibukan lain

Jangan lupa vote komennya yaaa🙏💘

KEHENDAK TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang