part 8

8 1 0
                                    

Halo gengs!!!

Sorry ada beberapa part yang aku unpublish dulu, karena ada beberapa alur cerita yang aku ubah.

Yaudah, langsung aja yaa eheheehehe

HAPPY READINGGG GENGS

SEMOGA SUKAAAA!!!!

****

Acara resepsi malam ini hanya berlangsung sampai pukul 10 malam, karena kami hanya mengundang beberapa kerabat dan keluarga besar saja. Jadi, tidak terlalu merepotkan bagiku.

"Pegel gak pake mahkota berat dikepala dari tadi?" tanya ikhsan saat kami sedang berjalan menuju ruang keluarga

"Ya pegel lah" jawabku ketus, 'bener-bener ni orang, udah tau pasti berat dan pasti pegel masih aja ditanya, unfaedah banget' batinku

Dia terkekeh pelan, ku lirikkan mataku tajam ke arahnya

"Maaf, lucu kalo kamu lagi ngedumel kaya gitu" ucap ikhsan

"SERAH LO" ucapku, lalu secepatnya bergegas menemui mamah dan Ayah serta keluarga yang lain di ruang keluarga

"Eh sayang, kok kesini?" tanya Mama

"Sana masuk kamar, ganti pakaian dulu. hapus make up nya, mumpung masih ada MUA nya" ucap mama, lagi.

"Iya, Put tinggal dulu ya semuanya, selamat malam, selamat istirahat" ucapku pada semua keluarga yang ada disana

"Have fun sayang, selamat bersenang senang dengan suamimu" ucap Ayah

Aku membalikkan badanku ketika mendengar perkataan Ayah, "Ikhsan masih nyimpan surat perjanjiannya Ayah, so, aku akan bersenang-senang sendirian. NO IKHSAN, AND NO SU A MI" teriakku, kemudian segera melangkah menuju kamarku

"Punteun, lama ya mbak" ucapku ketika sudah sampai kamar

"Gapapa mbak, saya sudah selesai kok. bajunya disimpan saja mbak, besok saya kembali lagi. gak enak kalau ganggu istirahat mbak dan mas nya. Saya pamit ya mbak, Assalamu'alaikum" ucap MUA tersebut

"iya mbak, terimakasih banyak untuk hari ini. Waalaikumsalam" ucapku, sambil berjalan mengantar para MUA keluar dari kamarku

Setelah berganti pakaian dan menghapus semua make up yang sejak tadi menempel diwajahku, akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku diatas kasur.

Aku meraih handphoneku yang sedari tadi tersimpan diatas nakas, ku cek satu persatu aplikasi sosial media yang terpasang disana dan berharap ada 1 notifikasi pesan dari pacarku, namun nihil, Reza tidak ada mengabariku. sesibuk itukah dia?

Aku menunda kembali handphoneku diatas nakas, dan segera berbaring sambil memijit-mijit pelipisku, karena diarea sana sangat terasa pegal dan berat efek seharian memakai siger sunda.

"Putrii" ucap seseorang diseberang sana, menaiki sepedanya dengan teman-temannya.

aku tersenyum, "Haii" jawabku dengan nada gembira, jujur aku sangat senang bisa bertemu dengannya

"Mau ikut jalan-jalan?" ajaknya padaku

Sebenarnya aku ingin sekali bersamanya, namun aku takut Ayah akan marah karena mengetahui anaknya bersama dengan Pria lain.

KEHENDAK TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang