~Andai aku dapat mengukur kebahagiaan, aku pasti mengukurnya sekarang~
________________
_________
____*****
Amora sudah sampai tepat didepan rumah keluarga Bhaskara yang megah bak raja itu. Dengan gugup dan penasaran Amora mulai mengetuk pintu besar berwarna coklat. Ketahuilah bahwa Amora datang kerumah ini malam malam karena permintaan 'mantan pacarnya itu' dan untung saja Restaurant tempat dia bekerja sedang libur entah karena apa.
Pintu besar itu terbuka menampilkan sosok laki laki tegap dengan balutan baju hitam rapi tentunya. Ya dia adalah Divo Bhaskara.
"Masuk!" Suruhnya dingin.
Amora meneguk ludahnya pelan, 'beda ya sekarang' pikir Amora.
"K-kamu mau kemana kok malam malam gini rapi banget?" Tanya Amora pelan. Berusaha untuk menetralkan detak jantungnya.
Divo berhenti berjalan dan menatap Amora yang kini tengah menatapnya gugup. "Gue mau balapan kalau lo lupa." Amora tersenyum tidak enak.
"M-maaf aku lupa."
Setelah Amora berada diruang tamu, Divo berbalik hendak keluar rumah. "Kamu mau kemana?"
"Balapan." Geram Divo. Pasalnya Amora selalu bertanya yang tidak penting dan berulang ulang menurutnya.
"Mmmm... terus papa kamu dimana?"
"Ada ditaman belakang, lo samperin gih! bilang juga gue udah keluar rumah." Suruh Divo menatap Amora.
Amora mengangguk pelan lalu pergi menuju taman belakang rumah Bhaskara. Sesampainya ditaman Amora celingak celinguk menatap kesegala arah. "Kenapa gelap banget ya? apa mati lampu? Eh! nggak mungkin banget. terus papanya Divo mana?" Tanya Amora kepada dirinya sendiri.
Cklek.
Lampu menyala ditaman itu memperlihatkan dua orang berbeda jenis kelamin dan berbeda usia tengah membawa kue berisi lilin dengan angka 17. Amora membeku ditempat ketika Divo mendorong kursi roda yang diduduki oleh Weni seraya menyanyikan lagu ulang tahun mendekat kearahnya.
Happy birthday to you...
Happy birthday to you...
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday to you......Tepat ketika Weni dan Divo berada didepan Amora nyanyian itu berhenti. Amora meneteskan air matanya terharu. Sungguh! dia tidak ingat bahwa hari ini dia berulang tahun. Dan apa ini? Amora sudah tidak bisa menjelaskan kebahagiaannya sekarang.
"Hey, jangan nangis sayang. Sekarang kamu tiup lilin tapi sebelum itu make wish dulu ya?" Weni tersenyum ketika Amora berjongkok dan memejamkan matanya. Tapi lihat, air mata Amora tidak bisa berhenti untuk keluar meskipun mata coklat itu tertutup.
"Yatuhan terimakasih banyak engkau telah memberikan aku orang orang yang baik seperti mama dan Divo, tolong kembalikan kebahagiaanku dan juga keluarga didepanku ini seperti dulu sebelum mama Weni mengalami kecelakaan karena aku yatuhan." Doa Amora.
Amora membuka matanya perlahan lalu meniup lilin itu dengan haru. "Makasih ma-eh tante, dan.... Divo." Kata Amora tulus menatap Weni dan setelahnya menatap Divo yang kini tengah tersenyum kepadanya.
"Mama sayang." Kesal Weni menatap Amora gemas. Sedangkan Amora tersenyum malu malu.
"Mmm.. Div, bukannya kamu mau balapan ya? terus papa kamu mana? Katanya mau ngomong sama aku." Tanya Amora yang sudah sangat penasaran dengan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL 2 ✔
Teen FictionTAMAT ✔ Warning⚠️ Cerita ini adalah kelanjutan dari Cerita SAD GIRL yang pertama diakun 'Happy_niii' Disini cerita ini akan dilanjut langsung kepart 26 Jadi buat kalian yang belum baca cerita SAD GIRL PERTAMA silahkan kesana dulu💜 Vote dan Comen ka...