❤Part 32 (EPILOG)❤

54 10 17
                                    

~Ini adalah akhir kisah kita, entah itu kita menyatu atau tidak, yang terpenting kita sudah mempunyai cerita untuk diceritakan dimasa depan~
AMORA SADY MARGARETH
&
DIVO BHASKARA


****

Pagi telah tiba. Semua orang sudah berkumpul dibandara. Meski waktu masih menunjukkan pukul delapan tiga puluh, lelaki bertubuh tegap itu sudah mulai bersalam salaman hendak meninggalkan orang-orang yang ia sayangi.

"Ma aku berangkat. jaga kesehatan, dan aku titip masa depan aku sama mama. Aku akan pulang cepet." Kata lelaki itu yang tidak lain adalah Divo. Weni tersenyum hangat menepuk bahu putranya yang tumbuh dengan baik dan dewasa.

"Iya, mama janji akan jagain masa depan kamu. Inget! sampai sana langsung kabarin mama. titip salam sama papa, bilangin mama rindu." Kata Weni malu-malu di akhir kalimatnya.

Divo terkekeh. "Siap."

Cup.

Divo mengecup kening Weni lama. Sebenarnya Divo tidak tega meninggalkan mamanya sendirian dirumah sebesar istana itu. Meski ada Amora yang menemaninya, perasaan Divo tetap sedikit tidak tenang.

Setelah mencium kening dan tangan sang mama, Divo beralih kearah dua sahabatnya. Riko, Vito, dan Laura.

"Huaaaaa!! gue boleh nangis nggak sih?" Seru Vito memeluk tubuh Divo begitu erat.

Semua yang ada disana terkekeh.

"Aelah lo lemah banget! gue cuma sebentar disana, jangan sampai gue udah disana denger lo bunuh diri karna gue tinggal! gue sunat lo!" Sargah Divo menakut nakuti. Meski dalam hatinya juga berat meninggalkan sahabat gilanya ini Divo tetap berusaha untuk tenang.

"Gue udah sunat bambang!"

"Makanya jangan nangis, janji deh pulang dari sana, gue bawain cewek cantik satu."

"Bener nih?" Tanya Vito bak anak kecil.

"Iya."

Lalu Divo beralih menatap Riko yang setia menggandeng Laura. "Jangan sering-sering gandengan tar ada yang pengen. Gue kan nggak ada disini barabe tar!" Peringat Divo melirik Amora yang sedari tadi diam menunduk.

Riko dan Laura terkekeh pelan. "Sip pak bos! inget sampai sana kabarin, jangan lupain kita. Nanti kalau lo kembali lagi kesini harus tetep sehat kayak gini. Oke?" Divo mengangguk.

"Pasti. Lo juga." Riko mengangguk.

Setelah berpelukan dengan Riko dan bersalaman dengan Laura, Divo dengan pelan menghampiri Amora yang masih setia menunduk.

Setelah sampai didepan Amora yang menunduk. Divo menyatukan ujung sepatunya dengan ujung sepatu milik Amora.

"Katanya lo nggak akan nangis gue pergi." Kata Divo seraya tersenyum yang tidak bisa Amora lihat.

Amora menarik napasnya lalu mendonggak menatap Divo dalam. Tidak ada air mata yang Divo lihat.

"Aku nggak nangis. sampai sana jangan lupa kabarin aku. jangan lupa makan, jangan lupa berdoa, jangan sampai lihat cewek lain, jangan sombong lagi, jangan bully-bully orang yang nggak mampu lagi, dan..... Cepet kembali." Lirih Amora dengan menatap mata milik Divo yang tersenyum hangat kepadanya.

Divo memberikan telapak tangannya didepan wajah Amora. "Gue janji akan kabulin semuanya demi lo." Amora pun ikut tersenyum dan menyatukan tangan mereka.

"Makasih."

"Sama-sama."

Divo menunduk melihat ujung sepatunya yang masih menyatu dengan ujung sepatu Amora. "Gue tahan dulu untuk lo maju kedepan buat cari sesuatu yang bikin lo bahagia selain gue, kita akan melangkah sama-sama nanti di pelaminan. mau kan?"

SAD GIRL 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang