Chapter 1 heumm...
Vote sebelum membaca yaaa kawan.-----
Mentari telah menyambut pagi. Namun, Rere masih tertidur pulas di kasur kesayangannya, entah apa yang dilakukannya semalam sampai ia tidur jam 2 pagi.
Ketukan dan teriakan Karina bahkan nyaris terdengar oleh tetangga. Namun, anak gadisnya yang satu ini masih belum bangun juga.
"Rere, bangun kamu! Mau jadi apa jam segini belum bangun?! Kamu itu anak gadis bukan, sih?!" teriak Karina, mama Rere dari luar kamar Rere seraya mengetuk keras pintunya.
"Hmm ... iya, sepuluh menit lagi, tapi kalau bisa setengah jam lagi," ucap Rere santai tanpa mengubah posisi rebahannya.
"Mau gak naik kelas kamu? Selama kelas sepuluh ini udah berapa kali bolos kamu?!"
"Cuma sepuluh kali, Ma."
"Sepuluh kali dibilang cuma?! Lihat adik kamu, gak pernah ada bolos di rapornya, kamu mau bangun atau mama siram?!" gertak Karina.
"Hoam ... siram aja, Ma! 'Kan Mama gak bisa masuk, gimana mau siramnya?" jawab Rere dengan matanya yang masih tertutup.
"Mama dobrak pintunya, mau?"
"Terserah Mama kalau kuat."
"Sialan nih anak, diancam malahan ngelawan," batin Karina.
"Yasudah kalau gitu kamu gak boleh bawa motor selama sebulan!"
"Aaaaa, jangan, Ma! Motor itu hidup Rere, kalau motornya disita Rere gak bisa ke mana-mana," ucap Rere yang langsung bangun dari alam mimpinya.
Rere bergegas menghampiri mamanya di depan pintu, ia memohon agar motornya itu tidak jadi disita, karena Rere adalah gadis yang sudah sangat dekat dengan motornya itu, hidup Rere seperti ada yang kurang jika motornya disita.
"Ma, Rere mohon, jangan disita ya, Ma ...." Rere menahan tangan mamanya.
"Mandi, pakai seragam, habis itu makan, cepat!" Karina membentak, Rere langsung menurutinya.
Rere berlari menuju kamar mandi, ia tak mau mamanya kembali marah karena kesalahan kecilnya, tanpa Rere sadari, kamar mandi di kamar Rere itu sangat licin, alhasil Rere terpeleset dan jatuh di lantai kamar mandi.
Srettt.
"Adaw!!! Siapa sih yang naruh pelicin di sini?! Gila banget, pagi-pagi udah naruh pelicin sembarangan," desis Rere sendiri.
"Lo-nya aja yang gak pernah bersihin, jorok lo, Kak," sosor seseorang yang masuk ke kamar Rere, dia adalah adik Rere.
Rere Anindhyta Pratama dan Gina Evelyn Pratama mereka berdua adalah kakak beradik yang terlahir dari keluarga Pratama, keluarga terpandang oleh banyak orang. Makadari itu, Karina berusaha mendidik anak-anaknya agar lebih baik, karena tak mau nama besar keluarganya itu hancur gara-gara perlakuan anaknya.
Namun, Rere dan Gina sangat bertolak belakang. Rere adalah gadis yang jauh dari kata feminim, teman-teman Rere bahkan hampir sebagian berjenis kelamin pria, hanya ada 2 wanita yang bersedia menjadi teman dekat Rere, sisanya minder karena kecantikan Rere. Namun, Rere selalu dipandang rendah oleh anggota keluarganya, Rere selalu terbilang bodoh, padahal ada satu pelajaran yang sangat Rere sukai, sampai ia tak pernah mendapatkan nilai di bawah dari 88. Hebat, bukan?
Berbeda dengan Gina, ia unggul dalam beberapa pelajaran, hampir sama dengan kakak pertamanya, Aldito Andry Pratama, seorang mahasiswa jurusan kedokteran di salah satu universitas negeri di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rey dan Rere (Segera terbit)
Teen FictionSUDAH PINDAH KE PLATFORM Hinovel. Mohon maaf yang belum membaca, bisa baca di platform Hinovel, yaa^^ --- "Minggu depan kamu nikah!" "What?! Nikah? Ma, Rere masih SMA, Rere gak mau nikah, intinya Rere gak mau!" tegas Rere. "Sial, gue yang pacaran, d...