09. Munculnya Misteri

295 58 5
                                    

Alex berjalan menuju ruangannya sambil menggosok-gosok kepalanya dengan frustasi.

Ia tidak tahu kenapa hari ini ia bertingkah aneh sekali. Jantung nya yang selalu bergetar hebat ketika melihat Aldira.

Ia duduk sambil meutup mata dan menaruh tangan kirinya di atas keningnya, berharap mendapatkan sebuah ketenangan.

Tiba-tiba, ketika matanya tertutup muncul bayangan wajah Alleta. Ia membuka matanya dengan cepat berharap menemukan sosok yang ia rindukan.

Alex menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan bersamaan dengan telapak tangan yang mengusap wajah nya.

Di sisi lain, Shuiyan masih dengan penuh rasa curiga menanyakan semua pertanyaan yang ia pikirkan.

"Dira, lo ngapain sih? Jawab dong yang gue tanya tadi,"ucap Shuiyan sambil menggerak-gerakan tangan Aldira karena temannya hanya terdiam tanpa memberikan jawaban.

Aldira yang merasa risih sekaligus merasa tidak enak karena menyembunyikan sesuatu dari Shuiyan, akhirnya ia memutuskan untuk menjawab.

"Iya gue jawab, tapi ini rahasia kita aja oke,"jawab Aldira mengingatkan sambil berjalan keluar dari toilet.

"Siap,"sahut Shuiyan antusias.

Aldira menceritakan semua kejadian tadi saat ia diberikan obat pada tangannya yang memar, dan bagaimana dia juga secara tidak sengaja mengobati memar yang juga ada di tangan Alex.

"Kok bisa gitu yah?"tanya Shuiyan berhenti sambil menempelkan jari telunjuk dan jempolnya yang membentuk sebuah tanda centang dibawah dagunya.

"Entahlah ... gue juga gak tau udah lah lupain aja,"kata Aldira.

Shuiyan mengangguk mengerti dan kembali berjalan mengikuti Aldira.

Prang!

Suara seperti benda pecah itu berhasil membuat Shuiyan dan Aldira merasa terkejut.

Aldira dan Shuiyan menengok ke arah belakang dan melihat ke arah pintu yang terkunci dan terlihat seperti ruang kosong yang tidak pernah terpakai.

"Lo denger?"tanya Aldira menatap Shuiyan.

Shuiyan hanya mengangguk lalu ia berjalan secara perlahan ke arah ruangan kosong itu.

Tidak ada apa-apa, pintunya masih tertutup rapat. Namun, entah apa yang Aldira rasakan ia lalu membuka pintu itu dengan perlahan dan benar saja, ternyata pintu itu tidak terkunci.

Mereka berdua mengintip melalui celah kecil dari pintu itu dan melihat seseorang dengan baju serba hitam.

Mereka tidak melihat jelas siapa orang tersebut, karna posisi tubuh sosok tersebut sedang membelakangi mereka.

Karena rasa penasaran yang hebat Aldira kembali membuka pintu sedikit lebih besar agar mereka bisa melihat apa yang terjadi di dalam dengan jelas.

Ketika pintu mulai terbuka Aldira dan Shuiyan melihat sosok perempuan yang terduduk di lantai dan bergetar hebat sepeti orang ketakutan.

Mereka tidak bisa melihat wajah perempuan itu, tapi mereka bisa memastikan bahwa itu sosok perempuan. Karena rambutnya yang cukup panjang namun berantakan dan menutupi sebagian wajahnya.

"Postur tubuh perempuan itu kayak agak familiar deh,"gumam Aldira namun terdengar oleh Shuiyan yang berada dibawahnya.

"Lo kenal?"tanya Shuiyan sambil berbisik.

"Enggak sih, tapi kayak familiar aja,"

Plak!

Sebuah tamparan mendarat tepat di wajah perempuan itu membuat tubuhnya jatuh tersungkur tepat dibawah kaki orang itu.

Kemudian orang tersebut menendang perempuan itu hingga ia kembali terjatuh ke belakang. Lalu perempuan itu berusaha untuk bangkit dan mengambil sebuah bekas botol kimia kaca yang berada di belakangnya.

Perempuan itu melemparkannya ke arah orang tersebut, namun sayangnya meleset sosok misterius itu berhasil menghindar.

Prang!

Suara botol kimia kaca yang pecah kembali terdengar membuat Aldira dengan cepat mengambil tindakan. Menarik Shuiyan namun tetap dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara saat menutup pintu itu.

Untungnya tadi saat pertama kali mendengar suara berisik itu mereka hanya kaget dan tidak berteriak, jika seandainya mereka berteriak mereka tidak atau apa yang akan terjadi pada mereka.

Aldira lalu menarik Shuiyan agar menjauh dari ruangan itu dan mencari tempat untuk bersembunyi.

"Kenapa bisa ada orang yang kek gitu disini?"tanya Shuiyan sambil berbisik.

"Gue juga gak tau,"balas Aldira.

Tidak beberapa lama kemudian, seseorang yang memakai baju serba hitam itu keluar dengan cepat dari ruangan tersebut.

"Dia udah pergi, kita samperin gak cewek tadi?"tanya Aldira.

"Nanti aja, kita gak tau si orang tadi itu bakal balik lagi atau enggak dan kita gak tau itu sebenarnya ruangan tempat apa,"tutur Shuiyan.

"Iya juga, tapi ehh coba liat!"seru Aldira sambil berbisik ketika melihat perempuan itu berjalan ke dalam arah toilet.

"Kita samperin?"tanya Shuiyan.

Aldira mengangguk dan mereka pun akhirnya berjalan ke arah toilet dengan perasaan waspada.

Hayo loh kira² apa yang bakal terjadi?

Maaf yah udah 2 minggu gak update

Kepo gimana kelanjutan nya?

Jangan lupa vote sama comment nya yah biar aku semangat update nya walaupun lagi sibuk

TBC

Tungguin terus yah kelanjutan cerita ini yah🤗

Sampai ketemu lagi di part selanjutnya pai²😘

Aku Memilihmu [Tamat]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang