22. Melepaskan

253 42 22
                                    

Aldira hanya tercengang ketika mendengar pengakuan itu. Akan tetapi, ia kembali tersadar dan mengajukan sebuah pertanyaan.

"Lo udah selesai? Sekarang giliran lo yang harus ngaku semua kejahatan lo ke kantor polisi!" Perintah Aldira.

Arya menatap Aldira beberapa saat. Ia bangkit berdiri dan menghapus air matanya seketika itu juga ia tertawa.

"Lo pikir gue bakal nurutin kemauan lo? Gak mungkin!" Jawabnya sambil tertawa.

Aldira hanya menggelengkan kepalanya. "Lo ada masalah hidup apa sih?" Tanya Aldira kesal.

"Arya, lo seharusnya mempertanggung jawabkan semua perbuatan lo yang salah!" Seru Alleta berusaha meyakinkan.

Arya hanya menatap sendu ke arah Alleta. "Gue gak salah! Gue cuma balas dendam atas kematian lo Al!" Jeritnya.

"Tapi yang bunuh gue itu bukan Alex, itu karna perbuatan lo sendiri Arya!" Seru Alleta mulai geram.

Di sisi lain telepon Aldira tiba-tiba berdering. Hingga fokus mereka teralihkan ke arahnya.

"Halo," Sapa Aldira.

"Hmm, iya naik aja di lantai paling atas." Ucap Aldira lalu menutup telepon itu.

"Lo curang! Lo bilang tadi gak bawa siapa-siapa!"

"Perasaan gue tadi gak pernah bilang kalo gue datang sendiri atau gak bakal bawa orang." Jawab Aldira santai sambil tersenyum.

Flashback on

"Lo kesini gak sendiri?" Tanya Arya curiga.

"Lo pikir aja sendiri. Kalo emang gue takut, mending gue gak usah datang aja kesini. Buang-buang tenaga aja." jawabannya kesal.

Flashback off

Arya yang merasa kesal akhirnya mengambil suatu benda yang sudah bersembunyi sedari tadi dari dalam jaketnya. Lalu menodongkan sebuah pistol ke arah Aldira.

"Arya!" Panggil Alleta.

Laki-laki itu menoleh ke arah Alleta. Namun ia berusaha untuk tidak memperdulikannya.

"Arya, gue mohon. Jangan bunuh siapapun lagi ini permintaan terakhir gue!" Pungkasnya.

Dor!

Arya merintih kesakitan. Pistol itu terlepas dari tangannya, karena ditembaki oleh polisi yang telah mengepung seluruh lokasi tersebut.

Beberapa polisi membawa Arya. Aldira merasa kasian tapi bagaimanapun juga ia tetap melakukan suatu kejahatan yang tidak bisa di maafkan.

Aldira memberikan ponselnya yang ia gunakan untuk merekam saat Arya mengakui kejahatannya kepada polisi sebagai bukti atas tindak kriminal yang di lakukan oleh Arya.

Alex akhirnya bebas dari tuntutan. Karena bukti dan beberapa saksi mengungkapkan semua tindak kriminal yang telah lelaki itu lakukan. Arya juga tidak menyangkal semua kejahatan yang ia perbuat bersama rekan-rekannya yang sudah tertangkap sebelumnya.

"Makasih udah bebasin gue." Ucap Alex.

Aldira hanya mengangguk. Tugasnya untuk mencari tau alasan kematian Alleta agar bisa mengirimnya pergi telah selesai. Ada satu hal lagi yang masih belum ia selesaikan sejak awal. Apakah ia bisa membuat Alex melupakan Alleta?

"Kami pulang dulu!" Pamit Aldira.

"Iya. Hati-hati di jalan!" Ungkap Alex.

Selama perjalanan Aldira hanya bisa terdiam. Anggika mengerti apa yang sedang Aldira pikirkan saat ini.

Aku Memilihmu [Tamat]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang