[Selesai Arc 1-3] Cannon Fodder Cheat System [BL]

Arc 1.15 - Gourmet Food Heir

Judul Novel :

Cannon Fodder Cheat System

炮灰作弊系统[快穿]

Penulis : 橘子舟

English Translator :

auroranovels [ auroranovels.wordpress.com ]

-

Awalnya Jing Yang tidak ingin membuka banyak cabang restorannya dalam waktu yang singkat. Zhao Bocheng membantunya mengambil kembali semua kedai yang semula milik keluarga Lu, tetapi dia tetap tidak ingin membuka restorannya di jalan yang ramai.

Murid-murid Lu Deyuan sebelumnya yang telah diusir pergi oleh Zheng Jianlin, setelah mereka menemukan bahwa Zheng De Ji tidak ada lagi dan bahwa Lu De Ji sekali lagi hidup kembali, semua kembali untuk mencari perlindungan dengan Jing Yang. Mereka ingin terus melayani sebagai koki di Lu De Ji. Beberapa dari mereka telah membuka restoran sendiri dan mendapatkan cukup sedikit, dan agar dapat bekerja untuknya, mereka telah mengubah restoran mereka sendiri kepada orang lain. Orang-orang ini memiliki bakat kuliner, dan juga memiliki perasaan pada Lu De Ji. Dalam hal apapun Jing Yang juga membutuhkan lebih banyak bantuan, jadi jika dia membiarkan mereka tetap tinggal, dia juga mendapat manfaat.

Oleh karena itu Jing Yang menjual tokonya yang berada di jalan-jalan yang ramai dan di berbagai kota, ia memilih lebih dari sepuluh lokasi yang memiliki lingkungan yang damai dan tenang dan daya tarik khusus lainnya, dan membuka lebih dari sepuluh restoran cabang berturut-turut.

Jing Yang dan Zhao Bocheng telah hidup bersama selama lebih dari satu tahun, tetapi dalam dua hingga tiga tahun ini, Jing Yang sangat sibuk, sehingga jumlah waktu nyata yang dapat mereka habiskan bersama sangat sedikit. Untuk Zhao Bocheng ini yang mempunyai banyak keluhan, jadi dia mengatur agar dua orang pergi untuk membantunya, dan tidak membiarkan dia melakukan semuanya sendiri.

Bisnis restoran cabang semuanya berada di jalur yang benar, para manajer adalah Chen Rui dan orang-orang yang diatur oleh Zhao Bocheng, dan dapur dikelola oleh para murid Lu Deyuan. Pekerjaan pribadi Jing Yang menjadi jauh lebih santai, dan dia tidak perlu terus bolak-balik di antara semua restoran cabangnya, jadi dia punya lebih banyak waktu untuk menumbuhkan perasaan dengan Zhao Bocheng.

Terkadang Jing Yang akan pulang lebih awal, selesai membuat makan malam, dan menunggu Zhao Bocheng untuk kembali makan bersama. Setiap kali Zhao Bocheng kembali ke rumah dan melihat Jing Yang menempatkan piring di atas meja, dia akan selalu merasa sangat puas di hatinya. Di masa lalu, dia selalu berpikir bahwa dia bekerja untuk keluarga Zhao, bahwa dia terlahir untuk mengambil alih bisnis keluarga, dia tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa jenis interaksi seperti ini yang mungkin dirasakan kebanyakan orang biasa akan membuatnya merasa sangat diberkati.Sekarang dirinya akhirnya tahu bahwa ketika dia bersama kekasihnya, kejadian yang lebih umum dan hangat, akan lebih membiarkan dirinya merasakan kebahagiaan. Ini adalah tipe perasaan yang ingin dirinya miliki.

Setelah Jing Yang mencuci, dia berbaring di tempat tidur sambil membaca buku. Zhao Bocheng keluar dari kamar mandi dan naik ke tempat tidur untuk memeluknya, mengangkat dagunya untuk menciumnya. Jing Yang menjawab dengan hangat, melemparkan bukunya ke samping, dia memeluk lehernya dan membalas ciuman itu.

Melakukannya hanya sekali dalam semalam benar-benar tidak akan memuaskan Zhao Bocheng, biasanya pertama kali hanya hidangan pembuka, dan kemudian akan ada hidangan utama, hidangan sup, dan makanan penutup. Kadang-kadang Jing Yang dilemparkan terlalu kejam, sehingga dalam waktu istirahat yang berselang-sebentar, dia tidak bisa menahan diri untuk menggigitnya untuk melampiaskan amarahnya. Tetapi otot-ototnya terlalu kuat, teksturnya terlalu keras, jika ia menggigit terlalu banyak itu akan berdampak buruk bagi giginya, dan efeknya juga tidak besar. Jadi Jing Yang hanya bisa mengubah taktik, dan ketika dia tidak lagi ingin melanjutkan, dia harus mengamuk atau memohon ampun, menyebut bahwa dia lelah atau sakit adalah yang paling berguna. Memanggil ke titik menjadi berhati lembut, dia tidak lagi tega untuk terus menyiksanya.