☀️☀️

61 4 0
                                    


Alunan suara musik yang terputar di radio memenuhi ruangan yang nampak sangat nyaman itu, hiasan-hiasan kecil dan aksen minimalism yang sangat terasa di setiap sudutnya.

Dua orang sedang sibuk mengutak-atik komputer di depannya, yang satu mengerjakan tugas sekolahnya, satunya tengah mengerjakan template yang harus ia selesaikan untuk feeds yang harus di uploadnya siang ini.

*kring.....

Suara telepon nyaring terdengar, tapi keduanya masih fokus pada komputernya.

"Rere, angkat teleponnya," teriakan muncul dari lantai bawah.

"Iya, Bu,"

Gadis itu pun beranjak dari kursinya, melewati anak lelaki yang masih fokus mengetik dengan kecepatan penuh karena tugasnya.

"Hallo, dengan Rere disini, Ada yang bisa saya bantu?"

"..."

"Hallo?"

"..."

"Ya? Ada orang disana?"

Gadis itu mengetuk-ngetuk ujung telepon itu, keheranan.

"Juan, ibu belum bayar tagihan telepon ya?" tanyanya, yang masih memegang telepon yang tertempel di telinganya, "Halo?"

Tangannya mengetuk-ngetuk lagi, "Juan, ga bersuara ini."

Yang bernama Juan itupun berdecak sembari berdiri, menatap manik sang gadis dengan kesal.

"Ck, sini, Juan aja yang angkat." tangannya merebut telepon dalam genggaman gadis itu.

"Hal...."

Tut tut tut,

"Yha, di matiin. Dasar cemen," di letakannya lagi pada tempatnya.

"Oiya teh, uwa udah bayar kok. Minggu kemaren Juan ikut. Paling iseng doang itumah." jelasnya lalu kembali duduk dan menatap komputernya.

Sang gadis pun ikut kembali ke tempatnya, dengan pikiran yang bertanya-tanya.

"Gajelas banget si, serem." batinnya, badannya menggidig.

Di lanjutkannya membuat poster promo untuk minggu depan.

Perkenalkan gadis manis ini, Regina Altha Merfaza, panggil saja Rere atau apapun itu yang kalian mau yang penting kalian bahagia.

Keseharian sebagai anak tunggal membuatnya bersyukur karena orang tuanya memberikan semua kasih sayangnya pada gadis itu, tapi ada hal lain juga yang membuatnya bersedih, ternyata bosan juga jika sendirian menjadi anak ayah Faza dan ibu Merry. Akhirnya dua tahun lalu ayah dan ibunya membawa serta anak dari adik ibunya di bandung untuk menetap di jakarta, sejak hari itu, setidaknya Rere tau rasanya punya saudara serumah.

Adik kecil itu, Juan namanya, walaupun begitu umur mereka hanya berbeda satu tahun saja. Rere menginjak bangku SMA tahun ini, sedangkan Juan berada di kelas akhirnya di SMP. Walaupun begitu keduanya sudah mengemban tugas mulia, yaitu menjadi admin secara percuma di bisnis katering Ibu Merry.

Ibu sudah memulai usahanya sejak Rere masih SD, selain hobi, ibu juga senang memasak, ya sama saja sih intinya... Ok, jadi, sejak pesanan melonjak dan peminat banyak akhirnya Rere memutuskan untuk mengedarkannya secara luas melalui sosial media, instagram.

Tidak di sangka, kemampuan marketing anak kelas 2 SMP saat itu membuat bisnis ibunya sebesar sekarang. Meskipun begitu ibu tidak pernah mencari pegawai pengganti, kalo kata Rere sih, "Masih ada Rere di dunia ini, Bu."

Tentu saja bukan tanpa alasan.

"Re, ibu sudah transfer uang jajan mu bulan ini yaa."

Cup.

Larch ; ft.Sunghoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang