1.Patah Hati

448 21 3
                                    

Lola Amanda, gadis manis yang sekarang berusia 22 tahun sedang duduk termenung disebuah taman kanak-kanak. Memandang luasnya langit, dengan awan dan beberapa burung terbang menghiasi. Tanpa ia sadari, air matanya kembali menetes.

Ternyata matanya belum lelah meneteskan air. Bahkan sekarang matanya sudah sembab dan merah. Hidungnya juga terasa mampet. Dan dia lupa, dia sedang berada di tempat umum sekarang. Dia hanya ingin melepaskan semua sesak didadanya saja. Agar setidaknya membuatnya sedikit lega.

Lalu tiba-tiba, pandanganya terhalangi oleh sebuah ... ice cream? Lola berkedip, lalu matanya melirik ke arah tangan yang memegang ice cream tersebut. Karena tidak mungkin ice cream bisa terbang. Ini bukan genre fantasi.

"Gak baik anak gadis nangis di taman begini. Apalagi ini isinya anak kecil semua. Bisa memberikan pengaruh buruk nanti," ucap seorang yang sekarang memaksa Lola memagang ice cream milikinya. "Makan," katanya.

"Masnya siapa?" tanya Lola bingung. Kenapa Lee Min Ho bisa tersesat ke taman anak-anak? Gak lagi syuting drakor kan?

"Anggep aja malaikat dari syurga. Kalo malaikat biasanya membawa hidayah. Nah, kalo saya bawa es krim buat kamu biar gak nangis lagi," jawab sang pria sambil tersenyum manis. Sontak saja Lola menahan nafas. Dia lemah jika dihadapkan dengan lelaki tampan.

"Mau cerita sama saya? Siapa tau bisa meringankan sedikit beban kamu. Toh kita juga mungkin gak akan ketemu lagi," tawar Minho kw tersebut.

Lola berpikir sejenak. Dia tidak mungkin bercerita kepada para sahabatnya. Karena itu akan berefek pada kedekatan mereka nantinya. Lola tentu tak mau persahabatan jadi rusak hanya karena dirinya. Dia juga tidak bisa bercerita kepada ayah dan ibunya. Mereka sudah memikul beban berat. Sebagai anak yang berbakti, Lola tak ingin menambah beban ayah dan ibunya.

Tapi benar juga apa yang dikatakan Lee Minho kw ini. Toh dia juga tak akan bertemu kembali. Setidaknya dia bisa mengurangi beban dihatinya. Lola pun akhirnya setuju. Dia mulai bercerita.

***

Beberapa jam yang lalu.

Lola dan para sahabatnya memutuskan untuk makan di kafe milik dosennya. Dia, Tia, Tika, dan orang yang selalu mengikuti mereka bertiga, Anto. Orang yang beberapa minggu ini selalu mengganggu pikirannya.

"Pesen apa guys?" Lola bertanya kepada para sahabatnya.

"Gua pengen rendang, La," jawab Tia.

"Gua pengen nasi padang, La," lanjut Anto

Mereka memang duo receh, bisa dibilang mendekati gila.

"Kalian berdua ngajak baku hantam apa gimana sih ini? Kalian pikir ini resto nasi Padang?" Tika, sahabatnya yang memiliki julukan kanebo kering, atau kulkas berjalan. Angkat suara, biasanya dia hanya akan berbicara saat mencaci atau menghina orang.

"Gua mau capuccino aja, La," lanjut Tika, lalu gadis berwajah kaku itu kembali fokus pada ponselnya.

"Untung lo masih waras, Tik"

"Jadi di sini gak ada rendang? Ya udah gua juga mau capuccino aja sama kayak Tika," ucap Tia dengan enteng, dia tidak sadar. Padahal Lola sudah ingin nyemplungin Tia dan Anto ke rawa-rawa?.

"Gua juga sama deh," tambah Anto.

"Ya udah sono. Gih pada pesen, ngapain masih pada duduk? Gua juga samain aja"

"Loh? Gua kira lo tanya-tanya karena mau mesenin La?" Tia bingung, ini kirain si Lola mau mesenin, biar dia dan yang lain duduk aja menikmati WiFi gratis.

Astaghfirullah Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang