5.Astaghfirullah, Kerdus

116 15 7
                                    

Malam hari ini langit galap, tanpa bulan maupun bintang yang menghiasi. Seakan tau perasaan Lola yang sedang memandangnya dari jendela kamar, sepi.

Masih terngiang kata-kata Anto siang tadi. Padahal dirinya sudah mencoba kuat. Sedari awal dia juga tau, menyimpan rasa kepada Anto sama saja menggenggam duri. Semakin digenggam, maka akan semakin sakit. 

Air matanya menetes lagi. Entah kenapa dirinya jadi semakin sensitif akhir-akhir ini. Hanya karena tau bahwa cintanya pada Anto Saputro ternyata bertepuk sebelah tangan. Tapi cinta sepihak memang semenyakitkan itu.

Lalu tiba-tiba dirinya teringat ice cream, dan pemberi ice cream. Bapak Dosen yang wajahnya sebelas dua belas dengan Lee Minho. Yang diam mendengarkan dirinya bercerita sambil sesegukan, bahkan setelah itupun dia bertanya hanya ingin di dengar atau diberi saran. Awalnya Lola kira ditaman adalah pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Pak Setyo. Tapi takdir berkata lain, secara kebetulan dia bertemu di tempat yang sama. Lalu kebetulan juga dia adalah dosen di universitasnya. Dan secara kebetulan dia dengan tidak tau dirinya terus berkeliling di pikirannya.

Entah sekenario macam apa yang tuhan buat untuknya. Setelah membuat dieinya menyukai orang yang sudah bucin pada sahabat kecilnya dan hanya menganggap dirinya teman, tuhan lalu mempertemukan dia dengan orang yang bahkan tak bisa ia miliki.

"Istrinya udah secantik bidadari masih aja tebar umpan sana-sini. Kalo gua punya jiwa pelakor, pasti udah gua seret tu orang ke KUA. Bodo amat jadi madu, yang penting banyak duit. Lakinya seksi ulala lagi." Lola merutuk pelan.

Lola masih normal, memang siapa yang akan menolak jika seorang Setyo melamarnya. Meski tadi siang hanya salah satu bentuk kekardusannya. Namum jika boleh jujur, Lola baper. Bahkan jika tidak ingat Setyo sudah berkeluarga, mungkin ia akan meminta nomor telepon sang dosen dan mengikuti jejak Tia yang berhasil mendapatkan hati Juna.

"Tapi serem juga kalo ketemu kayak tadi siang. Tu orang maen serobot aja. Gini-gini kan gua juga cewe yang lemah lembut, yang takut dijahatin." Lola masih melanjutkan dumelannya. "Sayang dah punya istri ama anak. Kalo nggak, mungkin gua bisa ngejar-ngejar dia biar cepet lupa ama Anto."

"Ahh ... kan! Inget tu orang gua jadi inget belum jadi beli buku. Nasib deh, nunggu sambil penasaran."

Lola memilih berhenti berbicara sendiri. Dia menutup jendel kamarnya, lalu berbaring sambil memainkan ponselnya.

Akhir-akhir ini dirinya memiliki hobi baru, membaca novel online. Berawal dari ketidak sengajaan saat dirinya berselancar di jejaring sosial Facebook. Dia tak sengaja membuka  salah satu grup literasi. Lalu dirinya tertarik membaca salah satu dari sekian banyak cerita yang ada di grup itu, dan ternyata dia suka. Setelah itu Lola mendownload beberapa aplikasi baca tulis online agar ia memiliki banyak stok bacaan saat waktu luang.

Tok-tok-tok

"Lola udah tidur?"

Ibunya mengetuk pintu.

"Belum, Buk. Kenapa?" Lola turun dari ranjang, berjalan kerah pintu kamarnya lalu membuka kunci. Terlihat sang ibu yang sedang tersenyum manis kearahnya. Pasti ada maunya inimah.

"Tadi ibu telpon bibik kamu, kan. Terus katanya ada makanan enak di deket rumahnya. Kan gak jauh tu, beli sana. Nanti ibu kasih uang jalan tambahan deh."

Tuh, kan.

"Jam berapa, sih? Kok udah ngantuk banget?" Lola beralasan. Ini sudah malam, gak jauh katanya? Perjalanan 30 menit gak jauh? Ingin rasanya Lola bilang. Buk, Lola ini wanita, anak ibu yang cantik dan manis kan cuma satu. Masa ibu tega nyuruh anak gadisnya keluar malem sendirian? Bahaya lo buk. Kalo di culik om-om gimana? Kalo om-om nya kayak pak Setyo sih gak papa. La kalo kayak Pak Harto tetangga depan rumah gimana? Udah buncit, kumisnya tebal melintang lagi. Kan serem buk.

Namun ia urungkan. Jawabannya pasti sama. Otw keluar dari KK. Dikiranya keluar KK itu segampang membeli bakwan di warung depan komplek apa?

"Padahal ibu mau ngasih uang jajan plus bensin tambahan. Ya udah deh kalo kamu udah ngantuk."

Lola menahan sang ibu yang hendak pergi meninggalkan kamarnya. "Udah ilang ngantuknya buk. Ibu mau apa tadi? Makanan apa?"

"Ibu mau gorengan. Kamu beli bakwannya aja tapi." Aras membelalak, seriusan? Bakwan? Itu di depan kompek juga ada kan? Kenapa peke jauh-jauh ke tpat bibik kalo cuma mau beli bakwan doang?




***
Mau Lola Setyo update 2 hari sekali?

Dan Tika dan Roby juga update 2 hari sekali

Boleh, tapi ada syaratnya.

Mampir yuk di ceritaku yang ada di Novel me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir yuk di ceritaku yang ada di Novel me. Masukan ke rak, jangan lupa direview juga. Mau kasih hadiah buat aku juga boleh. Nanti kalo kalian minat mampir. Kalian review dan kasih emot love warna ungu ya di ujungnya. Atau kalian kasih tagar #wp. Dan aku akan update Astaghfirullah Pak Dosen dua hari sekali.

Novelku di Novel me update sehari sekali lo. Yakin gak mau mampir?💜

Love you All♥️

Astaghfirullah Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang