Pukul 04.30 Dipta membangunkan Tania untuk menemaninya kesungai menggambil air untuk memasak, dia lupa tidak mengambil air dari pompa kemarin sore dan sekarang pompa air tidak bisa digunakan, jadi terpaksa dia harus pergi ke sungai menggambil air.
"Aduhhhh bisa ngga sih nanti pagi aja, dingin tau mana gelap lagi" ucap Tania sambil menahan ngantuk
"Kalo nanti pagi lu ngga bakal bisa sarapan" ucapnya
Mereka terus berjalan sampai tiba tiba dipersimpangan terlihat 2 sosok yang sedang membelakangi mereka, 2 sosok itu menghadap ke pompa air mereka menggunakan sarung karena masih malam dan remang-remang jadi tidak terlihat jelas siapa 2 orang itu
Dipta dan Tania sudah takut setengah mati, Dipta memberanikan diri untuk menghampiri dua orang itu, dia sudah membawa ember dan sudah melepas sandal, dia sudah siap kalo kalo mereka macam-macam Dipta dan Tania bisa segera memukul mereka menggunakan sandal.
Tania dan Dipta sudah siap untuk menangkap dua maling itu
Dipta memberi instruksi kepada Tania1 ,,,,, 2 ,,,,,,3
Kepala kedua orang itu di tutupi menggunakan ember dan dipukuli menggunakan sandal.
Mereka berteriak-teriak dan semakin semangat memukuli dua orang itu
Maling,,,,,
Maling,,,,
Maling,,,,Dua orang itu membuka paksa ember yang menutupi kepala mereka dan ingin tahu siapa pelakunya.
Dipta dan Tania kaget ternyata mereka adalah Bian dan Damar, mereka segera cepat menurunkan sandal mereka dan mengambil sandal mereka mereka hendak berlari namun cepat-cepat tangan Bian dan Damar lebih dulu mencekal lengan mereka.
"Kalian ini, selalu saja buat keributan" ucap Damar
Dipta dan Tania hanya diam saja
"Mau kemana sepagi ini ?" Ucap Damar lagi
"Kita mau ambil air pompa disamping rumah ngga keluar air nya" jelas Dipta
"Lagian kalian ngapain sih disini berduaan lagi, kan gue jadi curiga siapa tau maling" ucap Tania
"Kita lagi benerin pompa air" ucap Bian
"Ya sudah cepat kalian pulang" ucap Damar
Namun Dipta justru berjalan kesungai
Bian segera menyusul
"Kamu mau ngapain udah cepet pulang" perintah nya"Dip ayoo pulang" ajak Tania
Dipta memaksa untuk kesungai
"Minggir ""Ngga " ucap Bian datar
"Plisss minggir" Dipta memohon
"Ngga "
"Gue mohon, pliss ya ya ya minggir setengah meter aja"
"Nggak"
Dipta menghela nafas gusar
"Gue udah kebelet nih, kalo gue pipis di celana lu mau tanggung jawab"Bian diam ditempat, dan Dipta cepat -cepat menuju sungai
"Ya sudah Tania kamu pulang dulu saja nanti Dipta biar sama saya" titah Bian
"Nahhh gitu dong, aku kan jadi bisa tidur lagi" Tania pergi bersama Damar
Baru beberapa menit Dipta pergi tiba-tiba dia kembali
"Sudah?"Dipta menggeleng
"Kapten temenin gue kesungai""Hah,ngga ngga kamu sendiri saja,kamu yang memaksa kesungai kenapa harus saya yang menemani kamu, sana sana " usir nya
"Tapi disana itu gelap"
"Ngga ngga, cepet sana"
Dipta diam dan menangis, ahhhh ini lah yang selalu Bian benci, perempuan selalu mengeluarkan jurus andalannya yaitu menangis, Bian paling tidak bisa melihat wanita menangis
" Ya sudah ayoo" Bian menghela nafas panjang
Dipta buru-buru menghapus air matanya dan menuju sungai bersama Bian
"Lu tunggu disini, awas kalo lu ngintip, gue sumpahin lu ngga bisa liat orang cantik kaya gue "
"Siapa juga mau ngintip cewek kaya kamu, brisik, ceroboh, ngrepotin "
"Awas ya lu, hadap depan cepet"
Setelah itu Bian hanya diam melihat kedepan dan membiarkan Dipta menyelesaikan urusannya
Setelah sudah, Bian cepat-cepat pergi meninggalkan Dipta, Dipta merasa ditinggal cepat cepat berlari mengejar Bian dan tanpa disangka sandal yang satunya hanyut
"Yahhhh yahhh sandal gue " Dipta mencoba mengambilnya namun yang dia dapatkan hanya basah sekujur tubuhnya.
Dipta kembali ditempat Bian berdiri dengan baju yang sudah basah
Bian heran melihat Dipta basah kuyup seperti itu, dia tidak merasa hujan .
" Kamu habis berenang" tanyanya polos
"Berenang palamu botak" ketus Dipta
"Sandal gue hanyut, lu sih ninggalin gue"
"Kok saya yang salah " merasa tak terima Bian membela
"Iya lah lu yang salah "
Bian enggan berdebat akhirnya mereka berjalan dengan baju basah kuyup Dipta beberapa kali menggigil .
Ditengah perjalanan lagi lagi sandal Dipta yang tinggal sebelah putus
"Yahhh putus, ahhh ini semua gara-gara elu" ucap Dipta kesal kepada Bian
"Kenapa saya lagi" Bian merasa tak terima
"Kalo sama elu itu apesss mulu"
Bian jengah dengan Dipta akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kembali meninggalkan Dipta, Dipta merasa kesal karena selalu ditinggal oleh Bian tanpa mau membalas ucapan nya, akhirnya dia mengekor dibelakang Bian
Beberapa kali Dipta mengode kedinginan, Dipta berharap pria disampingnya bisa meminjamkan sarung atau jaketnya, namun yang diberi kode justru malah pura-pura buta dan tuli, Dipta semakin kesal Bian itu laki-laki batu, ngga peka sama sekali.
Tibanya Dipta didepan rumah Dipta cepat-cepat meninggalkan Bian tanpa mengucapkan apapun, kesal setengah mati Dipta kepeda Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA
JugendliteraturGanendra Biantara adalah laki-laki bertubuh atletis, dengan seragam loreng khas TNI kebanggaannya, berwajah tampan dan tegas yang siap melumpuhkan pertahanan lawan jenisnya, laki-laki yang tak pernah ramah pada seorang gadis yang bernama Pradipta Au...