3

6.5K 453 0
                                    

Pagi itu Dipta terburu-buru menuruni tangga rumahnya, membawa barang-barang perlengkapan kegiatannya selama disana.

"Dipta sarapan dulu" suruh ibu

"Bentar Bu, Dipta lagi nyiapin ini dulu"

Setelah sarapan Dipta berpamitan dengan ibu dan ayahnya

"Jaga diri baik-baik ya" ujar ayah sambil memeluknya, ibu pun ikut memeluk Dipta

"Ayah itu curang, Dipta ada dirumah ayah selalu pergi tugas, giliran Dipta ada kegiatan kampus ayah pulang" rajuk Dipta pada sang ayah.

Ayah dan ibunya hanya tersenyum melihat putri kecilnya
"Maafkan ayah nak" ucap ayah tulus

Dipta tersenyum dan kembali memeluk ayahnya, Dipta paham akan tugas ayahnya, dia hanya menggoda ayahnya.

"Kalo gitu Dipta berangkat dulu" menyalami kedua orang tuanya

**********

Dipta berangkat diantar pak Umar, diperjalanan menuju asrama tiba-tiba mobil berhenti secara mendadak.

"Ada apa pak"

"Itu non ada nenek nenek mau nyebrang, tapi keliatan nya dia bingung"

Tak berapa lama Dipta turun dari mobil, dia membantu sang nenek menyebrang namun saat Dipta hendak berbalik sang nenek menahan lengannya

"Ada apa nek"

"Tolong antar saya pulang ketempat anak saya, saya lupa jalan pulang" ucap sang nenek tulus

Dipta melirik jam tangannya sebentar lagi apel pembukaan akan dibuka dia harus cepat-cepat ke tempat tujuannya, namun dia juga tidak tega melihat sang nenek mencari jalan pulang sendirian, ditengah dilemanya akhirnya Dipta memilih untuk mengantar sang nenek pulang ke rumah anaknya.

Ditengah perjalanan nenek itu tampak bersyukur karena bertemu seseorang yang bisa membantu dia pulang, ini baru kali pertama nya berjalan jalan pagi sejauh ini.

Sementara Dipta sedikit cemas jika dia terlambat maka habislah dia akan dihajar habis-habisan oleh pendamping nya.

10 menit perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah sang nenek, ternyata rumahnya mewah tak kalah dengan rumahnya, namun dia heran kenapa anak-anaknya bisa membiarkan ibunya berjalan jalan sendirian, atau cucunya mengapa tidak mau mendampingi sang nenek untuk berjalan-jalan.

Dipta menggandeng sang nenek menuju depan rumahnya disana terlihat seorang wanita cantik yang bisa ditafsirkan umurnya tak jauh dari umur ibunya.

"Ya Allah ibu, ibu kemana aja buat Sari khawatir aja" urat kekhawatiran terlihat diwajah cantik itu.

Dipta hanya memperhatikan drama yang ada didepannya.

"Ibu ngga papa tadi ibu cuma jalan-jalan sebentar tapi ternyata ibu jalannya terlalu jauh dan lupa jalan pulang, untung ketemu adek ini" sambil merangkul Dipta

Dipta hanya tersenyum canggung
"Ohh terimakasih ya nak, udah nganterin ibu saya kerumah, ayoo masuk kita sarapan dulu" ucap Bu sari ramah

"Iya ngga papa Bu, aduh maaf Bu bukan saya tak sopan, tapi saya harus cepat-cepat ke asrama saya ada kegiatan kampus disana" tolak nya halus

"Oh kalo begitu kapan-kapan kamu main-main keseni ya" tawar Bu sari

"Iya Bu insyaallah" ucap Dipta sopan

"Kalo begitu saya pergi dulu bu, nek"

"Ohh iya iya sekali lagi makasih ya" ucap sang nenek

Dipta segera menuju batalyon, mobil yang dibawa pak Umar melaju dengan cepat, deru jantung Dipta terus memburu, matilah aku ujarnya dalam hati

Setelah 15 menit menempuh perjalanan tepat didepan batalyon mobil itu berhenti, Dipta segera membawa semua barang-barangnya.

Dipost penjagaan Dipta disambut oleh laki-laki bertubuh tegap, dan berkulit sawo matang.

"Hei kamu mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan itu kah" logat Sulawesi nya keluar

"I,iya" ucapnya gugup
Dipta sudah tau dia pasti akan mendapatkan hukuman.

Mata laki laki itu mendiktei penampilan Dipta dari ujung kepala hingga kaki, Dipta merasa heran adakah yang salah pada dirinya

Tiba-tiba terdengar perintah dari laki laki dilapangkan sana yang tak jauh dari post penjagaan
"Hei Amar cepat bawa dia kemari" titah laki-laki itu

"Siap Danki" ucapnya tegas

Dipta dibawa kearah laki-laki itu berdiri

BIANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang