Green Light

656 83 7
                                    

"Hahaha lucu banget mukanya kayak ikan badut."

Ayah, bunda, teh lala dan chan ikut tertawa melihat tingkah kakak beradik yang sedang bermain bulu tangkis di belakang villa.

Kebetulan villa yang mereka sewa adalah salah satu yang terbaik disana. mulai dari luas tanah, fasilitas, juga lokasi yang bisa dikatakan sangat strategis karena dekat dengan tempat wisata yang ada disana.

"Capek ah mau minum." Hyunjin mendekati meja yang diatasnya sudah tersusun beberapa minuman kaleng dan isotonik.

"Dasar cupu, padahal baru main lima belas menit, belum nyetak skor lagi." Protes bang bob merasa tidak terima karena baginya lima belas menit cuma bisa dikatakan sebagai pemanasan saja.

"Sini ndra lawan gue gantiin si anak cupu."

"Bob udahh."

Hyunjin menjulurkan lidahnya pada bang bob begitu mendapat perlindungan dari teh lala. Sepertinya sejak awal hyunjin memang ditakdirkan jadi adik kesayangan teteh cantik.

"Loh, tadi kamu nggak sekalian beli mentega juga la?"

"Maaf bunda lala kelupaan."

Bunda terlihat bingung saat memeriksa hasil belanjaan teteh dan abang. Teh lala meninggalakan pekerjaannya mengupas buah buahan lalu menghampiri bunda yang masih mencari salah satu bahan masakan yang akan digunakan nanti.

Benar, mereka berencana untuk membuat barbeque party karena besok semua sudah harus kembali pada kegiatan masing masing.

"Aduh iya lupa beneran." Teh lala menepuk jidatnya lalu meringis cantik pada bunda.

Ah, salahkan bang bob yang selalu tak sabaran tiap kali diajak belanja.

"Lintang, nak."

"Ya, bunda?"

"Minta tolong beliin mentega di minimarket sebentar"

Selembaran uang dari bunda hyunjin terima lalu kembali menghampiri chan yang sedang serius melawan bang bob.

"Kak!"

"Anterin ke minimarket."

Chan menatap hyunjin dengan raut wajah yang seolah bertanya mau beli apa.

"Disuruh bunda beli mentega."

"Tunggu, ganti baju dulu."

Hyunjin menarik tangan chan lalu segera membawanya menuju halaman depan.

"Nggak usah ganti baju, masih wangi kok." Ucap hyunjin pelan tanpa memandang chan yang terlihat akan protes.

Senyum terulas di wajah chan. ia menarik tangan hyunjin mendekat pada tubuhnya lalu melingkarkannya pada perut pemuda yang sebentar lagi akan menempuh studinya ke luar negeri itu.

"Pegangan sini, nanti jatuh."

Untung saja mereka cuma boncengan motor, karena dipastikan chan akan lihat pipi hyunjin yang memerah akibat menahan malu. Tapi sayangnya mereka berboncengan terlalu dekat. Apalagi hyunjin duduk menempel ke punggung chan, ah pasti chan bisa merasakan jantung hyunjin yang sedang berdisko didalam sana.

Ah, hyunjin malu.

Begitu mereka sampai di mininarket dekat villa, hyunjin langsung mencari apa yang bunda maksud. Demi barbeque party dirinya juga rela disuruh beli mentega ke seberang pulau.

"yang, sekalian nitip rokok ya di kasir."

"Hm? oh ok mumpung nggak lagi pake seragam."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stardust • ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang