Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〃 Beomheart 〃
.
*
.
"Arghhh!"
Sunoo terbangun dengan peluh yang membanjiri wajahnya. Untuk kesekian kali ia bermimpi buruk, memimpikan hal yang sama berulang-ulang. Ia selalu bermimpi dirinya tertabrak mobil. Awalnya biasa saja saat pertama kali mendapatkan mimpi itu, tapi semakin hari menjadi semakin mengerikan karena terus berulang-ulang.
Karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Sunoo segera beranjak pergi ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan diri. Hari ini ia harus sekolah, berhubung liburan musim panas sudah berakhir.
Lagi pula selama liburan, Sunoo tak pernah pergi kemana pun. Ia hanya lebih banyak menghabiskan waktu di kost-annya, paling-paling pergi ke luar ke mini market atau bekerja paruh waktu di sore hari sampai malam.
Keluarga?
Sayangnya Sunoo hidup sebatang kara. Ia tak punya ayah ataupun ibu, sanak saudara pun juga tak punya. Berbekal pengalaman di panti asuhan membuatnya kini harus berjuang sendiri demi bertahan hidup.
Teman?
Apalagi. Sunoo tak memilikinya satu pun, bahkan anak panti saja dahulu sering sekali menjauhinya. Entah apa yang membuatnya dibenci banyak orang. Tapi Sunoo tak pernah membalas, ia hanya akan tersenyum saja dan pura-pura tidak peduli.
Setelah selesai bersiap, Sunoo pun pergi ke sekolah dengan berjalan kaki-jarak dari kost menuju sekolahnya cukup dekat. Seperti biasa ketika di jalan Sunoo akan tersenyum manis setiap kali bertemu tetangganya. Tapi hari ini ada yang aneh, Sunoo melihat beberapa orang yang terbilang menyeramkan di jalan.
Wanita berbaju lusuh yang duduk di pojokan dekat selokan, ada pula lelaki dekat tiang listrik yang terpincang-pincang. Tapi yang lebih aneh adalah seorang nenek-nenek yang duduk dekat emperan toko, Sunoo sangat ingat wanita tua itu sudah meninggal sekitar dua tahun yang lalu.
Sunoo ketakutan yang akhirnya cepat-cepat berlari agar sampai ke sekolah. Padahal masih siang, tapi ia sudah melihat hantu. Sunoo bergidik ngeri, berharap yang tadi itu hanya halusinasi.
Sesampainya di sekolah, Sunoo langsung pergi ke kelasnya. Ia duduk dibangku lalu membaca buku, mengabaikan teman-teman kelasnya yang sudah ribut di pagi hari. Ada yang menggosip, ada yang bercerita mengenai pengalaman selama liburan musim panas, bahkan ada pula yang berlarian layaknya kucing dan tikus.
