Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〃 Beomheart 〃
.
*
.
Saat bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring, itulah pertanda bagi Sunoo untuk mulai kembali berjuang mendapatkan hati seseorang yang selama ini ia sukai, Park Sunghoon. Si lelaki dingin, kakak kelasnya.
Dia sangat tampan, terkenal juga idaman bagi sebagian banyak orang di Belift School.
Berlari sekencang mungkin, Sunoo kini sudah berada di depan kelas 12-1, matanya menyelidik mengintip pada jendela. Senyumannya akan terlukis ketika berhasil melihat sosok dingin bernama Park Sunghoon yang saat ini tengah merapihkan beberapa barangnya ke dalam tasnya.
Ketika Sunghoon sudah beranjak keluar, barulah Sunoo menghampiri. Ia sudah tersenyum manis seperti biasa, “Kak Sunghoon, pulang bareng yuk!” ajaknya.
“Maaf, aku sudah ada janji dengan teman.” Sunghoon berjalan melewati Sunoo, di belakang lelaki itu sosok lelaki blasteran juga ikut melewati Sunoo. Kaki Sunoo di hentakan saking kesalnya, lagi-lagi seseorang bernama Jake itu terus saja menggagalkan rencananya.
“Awas saja!” ancamnya ketika melihat Jake berbalik dan kini memberinya senyuman ejekan.
Sunoo tak pernah menyukai sosok Jake selama ini, lelaki itulah yang selalu menjadi penghalang baginya dalam mendekati pujaan hati karena dia sama-sama menyukai Park Sunghoon. Jika bukan karena Jake merupakan teman Sunghoon yang paling dekat sejak lama, bisa saja Sunoo sudah melakukan banyak cara sedari lama untuk menyingkirkan Jake. Tapi ia sama sekali tak berani.
Karena lagi-lagi gagal mengajak Sunghoon pulang bersama, Sunoo berjalan lunglai setiap langkahnya menuju halte bus.
Tapi seketika langkahnya terhenti karena melihat Jake yang sedang duduk di halte bus sambil memainkan ponselnya, ia tampak sendirian, tak bersama Sunghoon. Tentu saja, Sunoo bingung. Bukankah tadi Jake pulang bersama dengan Sunghoon?
Menyadari seseorang datang dan duduk disampingnya, Jake kini menatap Sunoo. Dahinya berkerut, “Mau nanya Sunghoon kemana?” tanyanya yang memang sudah menebak apa yang akan dipertanyakan Sunoo pada dirinya.
“Dia udah pulang? Kalian berantem jadi gak jadi pulang?”
“Kita gak berantem.” jawab Jake singkat.
“Terus?”
“Kepo!” Jake sudah beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekat pada Sunoo, menjitak kepalanya terlebih dahulu sebelum akhirnya lebih memilih pergi meninggalkan Sunoo sendirian di halte bus.
