[√] Party (2)

2.6K 316 5
                                    

Elden, Leon dan Luna terlihat menunduk takut dengan tangan yang saling bertautan. Wajah mereka begitu pucat saat merasakan sosok didepan mereka terlihat sedang tidak bersahabat.

"Jadi, apa ada seseorang yang bisa ceritakan pada Nenek, apa yang kalian lakukan saat ini?" Elden menelan ludah saat neneknya berujar setelah tadi hening panjang.

Tidak ada yang berani mengatakan sesuatu, bahkan Elden yang harusnya berani melindungi adik-adiknya terlihat menciut di hadapan Seokjin -sang nenek- yang terlihat kesal pada mereka saat ini.

Leon yang mengerti jika kakaknya tidak bisa angkat bicara membuka sedikit bibir tipisnya, pandangannya ia bawa manatap Seokjin dengan kilatan khawatir.

"Nenek kenapa kesini malam-malam?" Tanya Leon dengan ludah yang di telan kasar, ia melihat Seokjin kini menatapnya tidak suka.

"Tentu saja karna ibu kalian meminta nenek untuk menjaga kalian!" Elden meringis kecil saat neneknya ini sedikit menaikan nada bicaranya.

Luna bahkan mata cantiknya mulai berkaca-kaca, bibirnya ia gigit pelan menahan tangisan. Ia sungguh takut jika berhadapan dengan sang nenek yang marah.

Leon tidak jauh berbeda, ia makin menunduk dengan jari yang gemetar, selain takut dengan kemarahan ibunya, Leon paling anti membuat nenek kesayangannya marah, itu menakutkan. Bisa-bisa di hari natal nanti ia gagal mendapat hadiah mobil baru dari neneknya.

Elden apalagi, ia sudah gemetaran dan menahan nafas saat sekilas melirik sang nenek yang mendengus kesal. Ia meringis menyadari kesalahan mereka malam ini.

Mereka lupa jika sang ibu bisa saja meminta nenek mereka untuk menemani malam ini. Elden tidak memperhitungkan jika sang ibu pasti meminta mereka di awasi orang dewasa.

Makanan mereka sudah sampai secepat kilat, Elden tidak sempat untuk membatalkannya. Entah kenapa restoran cepat saji itu benar-benar cepat mengantar malam ini. Menambah kesengsaraan saja.

Seokjin pasti mengamuk mengetahui mereka memesan banyak sekali makanan tidak sehat malam ini. Lihat saja tiga burger, dua kentang goreng ukuran besar, dua cola, empat ice cream dan satu box ayam pedas di meja makan.

Elden meringis kenapa ia menyebutkan banyak sekali makanan tidak sehat ini, ia tidak berpikir panjang karna melihat jika uang jajan mereka malam ini jumlahnya lebih banyak dari yang biasa Jimin berikan.

Habis mereka malam ini, selain Jimin yang menentang mereka makan makanan tidak sehat. Seokjin juga melakukan hal yang sama, bahkan Seokjin benar-benar melarang mereka makan makanan ini.

Malam ini mereka benar-benar habis.

Lain halnya dengan Seokjin, ia memperhatikan ketiga cucunya yang ketakutan dan khawatir di depannya saat ini. Mereka bertiga terlihat ketakutan sekali dengan dirinya, diam-diam Seokjin terkekeh geli melihat ketiganya. Mimik wajahnya yang emosi berubah jadi lembut, kekehan kecil keluar dari bibirnya dengan halus, membuat ketiga cucunya langsung menatap ke arahnya.

"Nenek..?" Ujar Luna lirih dengan bibir yang di gigit kuat, jujur saja ia takut jika neneknya marah. Itu bukan hal yang bagus untuknya dan kedua kakaknya.

"Aish kalian ini cucu nenek yang paling menggemaskan, sini peluk nenek!" Mereka bertiga mengerutkan keningnya saat Seokjin tiba-tiba merentangkan tangannya meminta untuk di peluk.

Seokjin yang melihat ketiganya kebingungan hanya terkekeh, ia mengambil salah satu bungkus burger yang masih terlihat hangat itu.

Ia membuka bungkusnya dan memakannya dengan santai, tidak memperdulikan tatapan Luna yang terkejut ke arahnya.

"Ah! Nenek! Itu burger punyaku!" Pekiknya sambil berdiri dan mendekati Seokjin yang terkekeh senang. Gadis cantik itu mendudukan dirinya di sisi Seokjin dan merengut makin kesal.

"Jja, makanlah. Nenek hanya minta satu gigitan." Luna masih mendengus, namun tangannya mengambil burger yang sudah di gigit itu dari neneknya.

"Nenek.. Tidak marah?" Seokjin yang tadinya masih terkekeh melihat Luna menoleh pada Elden yang kini sudah berani angkat suara. Ia menaikan alisnya menatap bingung cucu manisnya ini.

"Eum? Kenapa nenek harus marah?" Tanya Seokjin dengan tangan yang mengelus rambut panjang Luna dengan lembut.

"Ehm.. Karna kami membeli makanan tidak sehat?" Ucap Elden dengan nada yang ragu dan takut. Seokjin hanya terkekeh membalasnya, ia lalu meraih kentang goreng milik Leon dan memakannya satu.

"Tidak apa, nenek tidak akan memberi tahu Mommy dan Daddy kalian." Ketiganya terlihat terkejut, pekikan senang terdengar dari belah bibir mereka. Elden dan Leon bertos ria dan menatap sang nenek dengan senyuman terbaik mereka.

Ah Nenek Seokjin memang terbaik-

"Asal kalian tidur jam 9 tepat malam ini!"

Ketiga Jeon junior itu membulatkan matanya saat Seokjin tiba-tiba berkata dengan nada jailnya, sedangkan Seokjin tertawa dengan lantang mengejek ketiga cucunya.

"Aaaa~!! Nenek menyebalkan!!"

Seokjin tergelak makin keras melihat ketiga cucunya yang merengek dengan wajah yang memelas karna ia mengatakan mereka harus tidur jam 9 malam ini jika tidak mau di laporkan pada Jimin.

Anak-anak Jeon ini sangat anti tidur di bawah jam 10, walau mereka tidak akan tidur lebih dari jam 12. Tetap saja rasanya menyebalkan jika tidak boleh begadang seperti biasanya.

"Ya sudah nenek bilang Jiminie Mommy, jika kalian nekat membeli makanan tidak sehat ini." Ujar Seokjin lalu tertawa lantang kembali setelahnya saat melihat cucu-cucu manisnya ini merengek makin tidak terima dengan ucapannya.

"Nenek tidak asik!"

Ah.. Senang sekali bisa menjahili cucu-cucunya yang menggemaskan ini.

Our Family [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang