6. 'Aladdin'

27.9K 5.4K 135
                                    

Sekarang dua hari telah berlalu semenjak hari itu, dan ini berarti kalau sekarang aku harus menghadapi yang namanya, acara sosial bangsawan! Dalam dua hari ini aku sudah belajar sangat keras agar dapet berpenampilan senormal mungkin sebagai bangsa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang dua hari telah berlalu semenjak hari itu, dan ini berarti kalau sekarang aku harus menghadapi yang namanya, acara sosial bangsawan! Dalam dua hari ini aku sudah belajar sangat keras agar dapet berpenampilan senormal mungkin sebagai bangsawan agar tidak memberikan kesan buruk untuk keluarga.

Tapi tetap saja, yang namanya tidak bakat ya mau di gimanakan juga hasilnya seperti ini duh, semoga saja aku tak melakukan kesalahan fatal hari ini.

"Ayo Rion, Orion, kita turun. Lihat di sana, para bangsawan dan anak mereka sudah menanti kedatangan kita, kalian akan bertemu banyak teman baru!"

Nada suara ibu angkatku ini terdengar gembira sekali saat ini, tapi sayang bu, anakmu ini malah merasa sangat menderita di bawah kegembiraanmu. Aku merasa kalau perutku mules karena gugup, apa kira-kira di sana ada tempat bab yang bagus ya?

Dan akhirnya, kami pun sampai di depan pintu taman yang akan menjadi tempat bermain--dalam artian neraka-- bagiku dan adikku kali ini. Setelah kami turun dari kereta kuda, aku langsung menggengam erat tangan Rion dan mengikutinya kemana pun ia pergi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Rion sambil menoleh kearahku.

Aku meletakkan jari telunjuk di depan mulutku dan menyuruh dia untuk tak berbicara kecang-kencang. "Aku tak ingin bertemu dengan Putra Mahkota yang akan menjadi tunangan masa depanku itu, memangnya kau ingin mempunyai kakak ipar sepertinya hah?" kesalku.

Rion menggidikkan bahunya sebagai pertanda kalau ia tak peduli. "Aku belum tahu sifat dia sebenarnya kalau diluar dari novel konyolmu itu, jadi aku bodoh amat dengan hal ini," sahut Rion. Ia menggerakkan tangannya, dan menyingkirkan tanganku secara paksa sambil tersenyum licik. "Jadi kakak, kalau kau ingin masuk neraka ini, setidaknya masuklah sendiri."

ADIK SIALAN! Adik siapa sih kau ini? Aduh kenapa dia malah pergi begitu saja dan meninggalkanku sendirian di kerumunan orang ini, mana lagi si ibu dan ayah angkat sudah pergi entah kemana padahal kami baru saja masuk kedalam taman.

Ya sudah deh, aku mau merenung di pojok ruangan aja dulu. Merenung apa? Ye kali aku merenungkan masa depan suramku itu, aku ingin merenungkan cara agar dapat keluar dari tempat ini secepatnya dan sebisa mungkin tidak bertemu dengan si Putra Mahkota yang akan membawaku kedalam mala petaka itu.

Tampaknya dia pasti sangat tampan sampai-sampai sosok Orion asli dan para siswi di akademi dapat begitu menyukainya. Karena itu, aku sebagai pencinta cogan tidak boleh menatap wajah si Putra Mahkota itu atau aku akan berakhir jatuh cinta pada tampangnya.

'Buk

"Hahhh... hahhhh..."

Aku menatap heran kearah seorang anak laki-laki yang mungkin berusia sepantaran denganku. Anak tersebut berpakaian rapi dengan rambut hitam legamnya yang terlihat berantakan. Nafasnya tersengal-sengal dan peluh keringat membanjiri sekujur tubuhnya.

The Villain Twins [END][KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang