BAGIAN 1

497 21 2
                                    

Juni 2008

"Jadi kamu bakal pindah?"
Ucap bocah berambut bak mangkok yang sedikit lebih pendek dari tiga kawannya yang lain

"Iya, ayahku pindah kerja jadi aku harus ikut juga"
Jawab bocah yang satunya, pipinya gembil badannya berisi serta senyum yang tak pernah luput dari wajahnya. Pandangannya beralih kepada kedua temannya yang lain, kedua wajah itu menatapnya dengan pandangan yang tak bisa diartikan, antara sedih dan tak ikhlas.
"Jangan sedih, tenang aja, nanti aku bakal pinjam handphone Ibu buat ngabarin kalian"
Lanjutnya

"Tapi kita nanti gabisa bareng-bareng lagi"
Saut si cantik, mata tajamnya menatap si gembil dengan air mata yang sebentar lagi tanpa ragu akan  meluncur

"Udah udah.. daripada kita sedih-sedih gini mendingan kita grouphug yang lama, biar nanti Soonyoung tetep ngerasa ada kita walaupun jauh"
Tengah si tinggi

Reflek Jihoon langsung memeluk Soonyoung dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya, dilanjut dengan Wonwoo dan Jun yang merangkul ketiga temannya dalam rengkuhannya. Sore itu dihabisi keempat sahabat berbagi presensi satu sama lain, air mata yang membanjiri pakaian, serta janji untuk tetap saling peduli walaupun terbatas jarak.

.

Keesokan paginya Soonyoung pergi tanpa berpamitan kembali, dibalik senyumnya yang tidak pernah hilang rasa sesak di dadanya jauh lebih besar dibandingkan dengan ketiga temannya. Ditekuklah tangan kanannya untuk menopang dagu dan memandang pepohonan sembari berfikir, 'akan jadi apa aku tanpa mereka', didalam dadanya gemuruh perasaan dirasakannya. Ia resah, Ia takut, Ia tidak bisa menakar apa yang akan dialaminya nanti.

Jarak tempuh dari Seoul ke tempat tinggal barunya hanya menempuh waktu 4 jam, Soonyoung merasa bahunya digoncang kecil menandakan bahwa mereka sekarang sudah sampai tujuan. Ketika kesadarannya penuh Ia melihat Kakak Perempuannya sedang membantu Ibu memindahkan barang, segera Ia turun dari mobil dan ikut membantu. Ketika sedang memindah barang, Soonyoung melewati sebuah kaca yang mencerminkan tubuhnya, sedikit rasa tidak nyaman menggelitik perasaanya, hatinya bergemuruh matanya menatap tidak suka dengan apa yang Ia lihat, tetapi Ia hanya menghela nafas dan kembali membantu membereskan barang.

Sejak kecil Soonyoung memang memiliki badan yang lebih besar dari teman-teman sebayanya, ketika baru memasuki Sekolah Dasar Soonyoung sering kali dibully oleh Seniornya dan dicibir oleh teman sekelasnya, tidak ada kekerasan fisik didalamnya, tetapi banyak sekali kata-kata yang tidak akan pernah hilang dari kepala Soonyoung hingga Ia tumbuh dewasa nanti. Tapi ketiga teman soonyoung selalu ada untuknya, tanpa memandang fisik, mereka adalah sumber kebahagiaan Soonyoung selama bersekolah, walaupun ketiga temannya tidak selalu ada untuk melindungi tetapi Soonyoung selalu bersyukur karena teman-temannya lah yang membuat hari-harinya menjadi lebih baik.

Soonyoung bertemu Jihoon, Wonwoo, dan Jun di taman kanak-kanak, mereka menjadi dekat karena banyak menghabiskan waktu bersama ketika berjalan kaki menuju rumah sepulang sekolah, di Seoul rumah mereka berdekatan membuat mereka memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dan bermain.

Satu bulan lagi tahun ajaran baru dimulai, dan Soonyoung akan memasuki tahun pertamanya di Sekolah Menengah. Ia takut di Sekolah barunya Ia akan kembali ditindas dan tidak memiliki teman. Harapannya hanyalah agar dapat bertahan, Ia tidak menuntut banyak, Ia tahu hidupnya tidak akan mudah tanpa ketiga temannya, Ia hanya berharap agar dapat bertahan.

.

Siang itu Jihoon, Wonwoo, dan Jun menghabiskan waktu dengan bermain Playstation di ruang tengah Rumah Jihoon bersama kedua adik Jihoon - Seokmin dan Chan -, dalam situasi tersebut mayoritas hanya diisi dengan ocehan Jun dan Seokmin yang sama-sama tidak mau kalah sedangkan Jihoon dan Wonwoo yang menonton perkelahian mereka. Chan, Ia sedang menunggu Hansol dan Seungkwan untuk datang kerumahnya dan menjemputnya bersepeda.

KEMBALI LAGI [SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang