the short prolog

417 41 0
                                    

Sebuah Surat

Takdir siapa yang tahu,umur,maut,dan jodoh hanyalah tuhan yang maha kuasa—yang mengatur segalanya karena ialah sang pencipta pada luasnya dunia

Kita sebagai umat,hanya bisa menuruti dan menjalanlan segala Skenario yang di persiapkan olehnya

Jika ini adalah takdir yang terakhir kali ia berikan apa yang bisa kita lakukan? hanya bisa pasrah bahwa inilah saatnya untuk kembali padanya

Hidup ini rumit,tidak ada yang mudah,jika segalanya terasa mudah,tuhan tidak akan menguji kita dengan berbagai macam hal,bagaimana kita melihat jika kita kuat menjalankannya,jika segala hal terasa mudah,

Begitu pula dengan jiwa dan raga yang terlihat kuat di luar dan begitu rapuh di dalam, karena rasa sakit ini kian merambat dan menyebar pada seluruh tubuh yang kini kian merasa rapuh,

“Ini adalah sebuah surat,yang ku tulis hanya untukmu,maaf—bukan maksud untuk bertindak kuno dengan menulis surat,hanya saja waktu yang membuatku tak mampu untuk mengatakannya langsung padamu,surat ini—yang semuanya ku tulis,ada beberapa kata yang cukup panjang,sebuah ungkapan yang inginku sampaikan padamu tapi aku tak bisa,singkatnya—aku mencintaimu sampai maut menjemputku”

“(Namakamu)—maafkan aku, aku tahu aku salah,menjadikan gadis baik sepertimu sebagai kekasiku yang terlampau banyak dosa ini,maaf—aku menyanyangimu begitu tulus,maafkan atas semua perkataan kasarku padamu sayang,terimakasih sudah mencintaiku begitu tulus,aku merasa senang walau hanya sesaat,semoga kau bahagia—di suasana barumu,dan semoga kita bertemu kembali”





Watching for number one chapter!






Kasih pendapat please!

Btw,buat kalian nanti harus banget siapin tissue,disini banyak kebaperan yang haqiqi, karena perjalanan Iqbaal sama (Namakamu) disini sedih banget dah,

Pokoknya bakal baper dan nangis dah kalian!








17 Agustus 20

A Letter - Iqnam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang