bagian 6

158 37 0
                                    

Sebuah Surat





Waktu kembali terus bergulir,membawa keduanya pada zona nyaman di satu sama lain,sama-sama merasakan getaran tak terlihat yang terasa hangat itu menyelingkupi keduanya,


Kedekatan itu pun terus berlanjut sampai keduanya mengetahui satu sama lain apa yang di suka apa yang tidak,saling memahami dan berbagi apapun itu walau hanya sebuah hal kecil,

Ya waktu yang berjalan begitu cepat tanpa di sadari,itulah yang di rasakan oleh Iqbaal dan (Namakamu) keduanya semakin dekat,

Satu bulan sudah berlalu,terasa begitu cepat untuk (Namakamu) yang sudab terbiasa pada lingkungan kampus Universitas Bandung,

Menekuni ilmu yang ingin ia dapat,agar kembali bisa membanggakan,

Kedekatannya dengan Iqbaal terus berlanjut,dari jam,menit,detik,hari,bulan pun semakin terlihat,jika di benar-benar tertarik pada (Namakamu), dan (Namakamu) pun merasakan hal itu setiap kali Iqbaal memberinya perhatian-perhatian kecil,yang mampu menggetarkan hatinya

(Namakamu) masih belum banyak mengetahui hal tentang Iqbaal,terkecuali Iqbaalnya sendiri,yang tanpa (Namakamu) ketahui sudah mencari-cari semua hal tentang (Namakamu),si gadis sederhana yang menarik menurutnya

Ya,Iqbaal mengetahui semuanya,(Namakamu) Khayla Rahmadani,tidak sesederhana penampilannya,Iqbaal mengetahui semuanya,di mulai dari yang (Namakamu) sukai sampai tidak,Iqbaal mengetahui,bahwa kehidupan (Namakamu) sama seperti kehidupannya,terkecukupi tanpa di minta,

Awalnya Iqbaal terkejut,namun ia sadar bahwa (Namakamu) hanya ingin mencari seseorang yang tulus tanpa memandangnya cantik—miskin atau kaya,

Dan yang seperti itu pula Iqbaal cari,(Namakamu) sosok yang di ingin kan oleh hati kecilnya yang semakin nyaman dan jatuh dalam pesona sederhana (Namakamu) bagaikan dewi kecantikan berhati suci

Iqbaal telak jatuh,dan tentu di menyadari hal itu karena seiring waktu mendekatkannya pada (Namakamu)

Hingga tiba waktunya,Iqbaal pun resah sebab hatinya ingin segera menyampaikan perasaannya pada (Namakamu),padahal.sebelumnya Iqbaal tidak pernah seperti ini pada setiap gadis yang mendekati atau di dekati

(Namakamu) yang pertama menggetarkan hatinya,hanya (Namakamu), tentu saja Arka sang teman mengetahui bahwa teman bobroknya telak jatuh hati pada dedek Aylanya

^Iqbaal.R

‘Dek,abis ini lo ada kelas lagi nggak? Kalo nggak ada,bisa nggak ketemuan di taman belakang kampus hari ini?’

Iqbaal mengetukkan jemarinya pada meja di hadapannya,saat ini ia sedang berada di kantin Fakultasnya,di temani oleh Arka yang kini sedang memakan pasta pedas dengan wajahnya yang memerah dan air mata berada di sudut matanya

Iqbaal total terbahak,Arka itu tidak kuat akan makanan pedas,tapi emang dasarnya bobrok berotak sumbu pendek,yang tetap kukuh mau mencoba

Kembali fokus pada ponsel di genggamannya menunggu balasan dari (Namakamu),iya sejak satu bulan kedekatan mereka pun saling bertukar kontak begitu pula Arka,yang tidak ingin ketinggalan pun juga ikut meminta nomor (Namakamu),katanya hanya ingin memperbanyak kontak

Ting!

Iqbaal melirik ponselnya dengan kedua mata tajamnya berbinar terang,membuka satu pesan baru yang berada di notifikasi,lalu melebarkan senyumannya kala melihat balasan dari (Namakamu)

^(Nam) K.R

›Nggak ada Kak,hari ini cuma ada dua kelas,ini baru selesai kelas pertama,kelas kedua nanti sore pukul 4,oh oke Kak bisa kok,sekarang atau nanti? Kalo sekarang,aku kesana,kebetulan abis balikin buku ke perpus”

A Letter - Iqnam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang