Melepas Sebelum Tergenggam

79 16 23
                                    

Kenapa kita gak bisa memilih untuk siapa kita harus jatuh cinta?

_Vano_

__________________________________

Hanya ada keheningan yang terjadi didalam bus. Selebihnya, hanya semilir angin yang menghembus wajah seorang gadis yang sedari tadi hanya diam. Ya, Keysha kembali membuka jendela tanpa ingin menoleh kesamping kiri. Perasaannya kalut. Kenapa harus laki-laki itu yang berada disampingnya?

"Kenapa diem aja,hm?"

"Bukan urusan lo. Kenapa lo bisa ada disini?!" Tanya Keysha kesal

"Motor gue dipake sama temen gue." jelasnya

Keysha hanya diam mendengar jawaban itu.

"Ternyata lo hebat juga ya bisa sembunyiin ini lama banget." sambung laki-laki itu

"Hm"

"Lo masih marah sama gue?" tanya laki-laki itu lagi

"Enggak. Buat apa juga?"

"Kenapa lo menghindar?" Tanya laki-laki itu balik

"Bukan urusan lo"

"Jelas ini urusan gue," jawabnya gamblang

Keysha menatap laki-laki disebelahnya itu tajam, "Apa mau lo sebenernya?"

"Gak ada"

"Berhenti ikutin gue!" tegas Keysha, risih.

"Gue gak ngikutin lo,Key"

"Gue cuma penasaran," lanjutnya sambil tersenyum tipis.

"Lupain semuanya. Lo bukan siapa-siapa gue lagi." sarkas Keysha

"Salah"

"Maksud lo?!"

"Orang yang lo bilang bukan siapa-siapa ini masih belum bisa lupain semua." jelas laki-laki itu

"Ngaco!" tolak Keysha

Laki-laki itu hanya tertawa kecil.

Hening sesaat,

Laki-laki itu tersenyum simpul, "Sampe ketemu di camping sekolah.." ucapnya tiba-tiba

"Dan gue pastiin, selama camping, gue gak akan ketemu sama lo!" sarkas Keysha.

Laki-laki itu tertawa, "Jangan ngomong gitu Key, gue bisa lakuin apa aja sampe kita tetep ketemu di acara camping sekolah."

"Lo gak akan bisa."

"Bisa. Lo lupa siapa gue?" tanya dingin

Keysha terdiam.







Vano baru saja sampai dirumahnya. Tatapan dinginnya membuat sang mama tidak berani menegurnya karna terlambat pulang. Tapi tidak dengan papanya.

"Giel sudah pulang dari tadi. Kamu kemana saja?" Tanya papanya lantang.

Langkah Vano terhenti, tanpa menatap kedua orang tuanya dia pun menjawab dengan datarnya.

"Ada urusan bentar"

"Dengan siapa?" Tanya papanya lagi

"Temen"

"Temen apa temen?" Tanya Giel yang secara tiba-tiba sudah berdiri dihadapannya.

Vano mengeraskan rahangnya sambil menatap tajam Giel.

Detak & RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang