Filosofi Bunga Mawar

77 11 27
                                    

Seandainya lo tau, sedalam apa luka yang dia kasih ke gue. Lo pasti bakal nangis kaya apa yang gue lakuin sekarang.

_Keysha_

___________________________________

Malam hari pun sudah tiba. Kini semua murid dikumpulkan sambil duduk melingkar didekat api unggun. Kegiatan malam ini adalah jurit malam sesuai posisi tempat duduk didalam bus. Kegiatan jurit malam bahkan menimbulkan pro dan kontra dari pagi tadi karna sebagian dari mereka satu kelompok dengan sesama perempuan. Mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka selama jurit malam nanti jika tidak ada yang menjaga.

Guru pun memberi solusi dengan menggabung beberapa kelompok.

"Waw lo berdua gabung disini?ck." Tanya Renata. Tidak suka.

"Bisa gak lo biasa aja ngomongnya?" ucap Vano dingin

Renata mendengus lalu kembali menatap Risa dengan sinis.

"Gimana perasaan lo bisa deket sama orang yang disukain sama sahabat gue?" sarkas Renata. Kesal.

"Maksud lo?" Tanya Risa

"Jangan pura-pura bego Ris, jijik tau gak?!" ucap Renata tidak terkendali.

Vano menatap tajam Renata.

"Cukup Ren. Jangan bahas itu." tegur Vano

"Jangan dibahas? Trus biarin sahabat gue sakit sendirian?! Persahabatan gue sama dia gak sebercanda yang lo kira Van." amuk Renata

Vano menghela nafasnya lalu menatap Risa yang ada disebelah Mika.

FLASHBACK ON

"Gua cinta sama Risa. Apapun bakal gua lakuin sampe tujuannya tercapai. Termasuk bersaing sama Giel. Dan Keysha? Dia cuman sahabat gua. Gak lebih dari itu." jelasnya menatap dingin Dinda.

"Apa?"

Suara itu menghentikan perdebatan Vano dan Dinda. Vano terdiam ditempatnya dan Dinda tersenyum miring. Dinda sudah melihat Risa berjalan kearah mereka makanya dia bertanya hal itu pada Vano.

"Gue gak salah denger?" Tanya Risa. Ya Risa.

Vano menghadap kebelakang dan menemukan Risa berdiri disana.

"Risa?" hanya itu yang dikatakan Vano. Kaget.

"Maksud lo barusan apa Van?" Tanya Risa pelan

Mereka diam.

"Van?"

Vano menatap lekat Risa,kedua tangannya masuk kedalam saku jaket nya.

"Lu udah denger sendiri kan?" balik Vano tanpa menjawab

"Kenapa.." itu bukan pertanyaan melainkan gumaman Risa. Masih terlalu terkejut.

"Wah wah wah" celetuk Dinda sambil tepuk tangan.

"Gak nyangka ya,bakal ketahuan sekarang, hehe.." lanjutnya. Menyebalkan.

Vano menatap Dinda kesal. Bukan sekarang yang Vano mau.

"Hebat ya lo Ris,bisa dapetin Vano tanpa lo harus berjuang kaya sahabatnya,kasian dia." ucap

"Maksud nya apa?" Tanya Risa bingung

"Ini kenapa sih sebenernya?" lanjutnya

"Serius lo masih gak ngerti-ngerti juga?" Tanya Dinda remeh.

Detak & RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang