"yaudah lo sekolah dimana sebenernya?"
"di sekolah lo."
"HAH?!?#@&(9#@-#9"
"Gila kali lo!" Dengus Aira yang tidak percaya.
"Serius gue Ra." Kali ini Dania benar-benar memasang suara serius.
"Oh yaudah." Jawab Aira. Aira sepertinya tidak mau lagi masuk dalam jebakan Dania yang ia kira akan mengerjai dirinya.
"Ih. Kok flat gitu. Gak bahagia apa gue satu SMA sama lo lagi?" Jawab Dania berapi-api karena respon sahabatnya tidak sesuai yang ia inginkan.
"Bahagia kok gue. Bahagia banget. Bahagia banget lo kerjain terus." Nada Aira terdengar sarkastik.
Terdengar di sebrang sana, Dania menghela nafasnya kasar. "Gue gak bercanda atau ngerjain lo. Udah deh kalo gak percaya mending lo tunggu gue di hari pertama masuk sekolah nanti"
"oke." Aira menjawabnya singkat. Aira sangat yakin, Dania pasti berpura-pura. Kemudian ia menekan tombol merah di layar smartphonenya dan mengantunginya di saku celana jeans dan kembali masuk ke dalam rumah Tiara.
"Bang, jadi pulang gak?"
"Jadi lah. Lo nelfon seribu tahun lamanya"
"Walau harus menunggu seribu tahun lamanyaaaaa" Aira menyanyikan lagu Tulus dengan sangat tidak merdu, dasar tidak tau malu padahal sekarang ia sedang bertamu.
"Apaan dah lo Gel. pake nyanyi segala lagi" ucap Fandy sambil menoyor kepala Aira gemas.
"Duh." Ringis Aira sambil memegang kepalanya.
"Udah ya Ra, gue pulang dulu. Makasih jusnya." Karena terlalu lama menunggu Aira menelfon tadi, jadi Tiara membuatkan Fandy jus jeruk yang segar.
"Iya sama-sama." Jawab Tiara dengan senyuman yang memperlihatkan gigi behelnya.
"Kok aku gak di kasih kak?" Aira memang seperti itu, dia selalu bicara blak-blakan.
"Ada lagi kok. Mau minum dulu?" Tanya Tiara yang merasa tidak enak hati.
"Udah lo ngerepotin orang aja. Yuk pulang" kata Fandy sambil menggandeng Aira pulang.
"Hati-hati ya" Tiara mengantar Fandy dan Aira sampai di depan rumahnya. Fandy memakai helm full face dan duduk di jok motornya dan Aira duduk membonceng di jok belakang motor Fandy. Tiara terus melihati motor ninja itu, sampai menghilang di tikungan jalan.
***
Jadi anak SMA ternyata tak sebahagia yang Aira pikir selama ini. Setiap hari yang dihujani tugas. Makalah yang bertebaran. Powerpoint yang sudah deadline. Belum lagi ulangan yang jarang diremed-(red. Sering). Dan segala tetek bengeknya di bulan pertama masuk sebagai murid kostum putih abu-abu.
Di awal masuk saja, Aira mau tak mau, suka tak suka, tak ada sunah yang ada hanya wajib, harus kudu mau menerima MOS dengan perilaku menjengkelkan para senior. Memang sih. Masa SMA itu tidak akan pernah terulang. Dan pasti bakal berkesan banget.
Dan saat hari pertama masuk SMA pun, Aira sudah sangatttt amattt berkesan BANGET.
Seperti waktu itu...
"Mana kacang panjangnya buat di kepala?! Kalung terongnya juga kemana?!" Bentak seorang senior berbadan tambun kepada Aira. Sok banget.
"Maaf ka. Gak dibilangin." Jawab Aira asal.
"Gak dibilangin?!" Mau boong tapi bodoh! Tuh liat temennya yang lain pake gak?!" Ucapnya lagi dengan mata membesar.
"Pake kak. Tapi dia juga gak pake." Jawab Aira dengan mata menunjuk ke arah Dania yang berada di sebrangnya, karena berbeda kelompok. Aira kelompok putih dan Dania kelompok merah. Nampaknya, si senior tambun itu tidak ngeh kalau Dania juga tidak memakai kacang panjang dan terong yang dimaksud tadi. Dan secepat kilat. Si senior tambun meneliti Dania dari ujung kaki samai ujung rambut. Dan benar saja. Dania tudak memakai atribut kacang panjang dan terong sama seperti Aira.
Dania melihat Aira dengan mata melotot yang menyiratkan 'pulang lewat mana lo'.
Yap. Dania. Dania sahabat Aira. Betul banget. Dania benar-benar masuk ke sekolah yang sama dengan Aira. Saat hari pertama pengarahan, tidak sengaja Aira melihat seseorang mirip Dania disebrang barisan yang Aira tempati. Awalnya dia acuh, karena si empunya wajah pun bersikap acuh kala dilihati Aira.
Namun, saat mata mereka bertemu. Keduanya saling pandang mengisyaratkan 'lo Aira kan?' dan 'lo Dania kan?' Ketika mereka menyadari bahwa pertanyaan mereka mendapat jawaban IYA BENER Aira langsung mengambil kesempatan untuk pindah ke kelompok dimana Dania berada.
Dania dan Aira satu sekolah? Terus soal sekolah unggulan yang sangat amat diinginkan Dania apa kabarnya?
Baik. Penjelasannya, Dania bukanlah anak yang cerdas dengan NEM tinggi. Ya, walaupun banyak sih punya NEM tinggi dengan cara menjijikan tanpa kecerdasan semata, tapi itu bukanlah solusi yang tepat untuk Dania. Menurutnya, jujur dengan kamampuan kita sendiri lebih baik.
Karena NEM yang tidak tinggi, ia pun tidak mudah bisa masuk ke sekolah unggulan lapak anak cerdas.
Dania sudah sangat yakin dari awal bahwa ia tidak akan tembus ke sekolah itu. Namun, karena sekolah itu pilihan orang tua dan kakaknya yang merupakan alumni sekolah itu. Ia tidak ingin mengecewakan mereka, makanya Dania daftar di dua sekolah yang sama unggulnya-yang sama pilihan orang tua dan kakaknya. Kalo masuk, ya berarti ada dewi fortuna yang lagi nemplok di otak Dania. Kalo engga masuk, ya Dania bersyukur karena tidak perlu repot-repot ke sekolah tempat anak cerdas itu, yang nantinya akan menuntutnya menjadi anak cerdas juga. Bukannya tidak mau cerdas. Tapi itu merepotkan menurut Dania.
Dan setelah pengumuman. Benar dugaan Dania. Dania tidak lolos. Dua sekolah pilihan kakak dan orang tuanya tidak bisa terlampau oleh Dania. Namun, ada satu pilihan Dania. Yang benar-benar Dania yang memilih.
In the end, Sesuai perkiraan. Dania masuk dan diterima di sekolah yang ia pilih, sama dengan Aira, yang notabene bukan sekolah yang banyak anak pintarnya. Namun, tidak berarti jelek. Sekolah itu memang tidak memiliki banyak penghargaan di bidang akademis, namun di bidang non akademis, two thumbs up! Ekskul cheers yang sudah juara tingkat nasional, ekskul basket yang berturut-turut memenangi piala bergengsi, ekskul musik yang juga sudah pernah lomba di Jepang. Dan yang baru-baru ini, ada ekskul teater, tampil di show teater di Malaysia se-ASEAN! Entah kenapa hanya unggul di bidang non akademis saja. Biasanya, jika unggul di akademis otomatis non akademis juga unggul. Tapi sekolah ini beda. Mungkin inilah alasan motto dari sekolah ini. Show Your Skill! Dimana, sekolah ini menuntut setiap siswanya memiliki dan mengasah bakat dan minatnya masing-masing.
Enough for describe this school. Not important. Back to topic.
"ini nih. Mereka berdua yang kemaren cekikikan pas lagi pengarahan" seorang cowok berbadan jangkung dengan rambut yang dihiasi jambul, berjalan ke arah Aira dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya sambil menatap Aira tajam. Sok.
Duh. Siapa lagi?
A/n
Sorry updatenya lama.. *Huekkssss kayak ada yang nungguin aja:"(((*
wkwkwk.
Gapapakok. Gue. Tetep. Cinta. Kalian. Silent. Readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend and Love
Teen FictionSebuah cerita klise. Aira dan Dania adalah sahabat sejak SD sampai SMA. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka selalu bermain bersama. Mereka selalu berbagi cerita bersama. Mereka selalu bersama. Hingga suatu ketika ada sesuatu yang mengus...